terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Mimpi Gereja Katolik Indonesia Menjadi Kaya dan Sejahtera karena Uang Tambang - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Mimpi Gereja Katolik Indonesia Menjadi Kaya dan Sejahtera karena Uang Tambang
Jun 7th 2024, 13:43, by S Stanley Sumampouw, S Stanley Sumampouw

Umat Katolik mengikuti Misa Malam Paskah di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (30/3/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO
Umat Katolik mengikuti Misa Malam Paskah di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu (30/3/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO

Ormas di Indonesia bisa menarik napas lega. Yang tadinya kembang kempis dan empot-empotan membiayai kegiatan organisasinya, sekarang bisa menarik napas lega dan terbayang hari-hari ke depan akan berlumuran uang batubara yang membawa kesejahteraan bahkan kemewahan.

Kebijakan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara untuk memberikan izin tambang kepada organisasi kemasyarakatan (Ormas Keagamaan), membuat impian indah di kepala jutaan orang. Tidak terkecuali saya.

Saya membayangkan, di KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) akan terjadi kesibukan yang luar biasa. KWI yang biasanya hanya ngurusin tetek bengek para Uskup dan gereja Katolik di Indonesia, sekarang harus memikirkan juga bisnis batubara.

Ngomong-ngomong apa sih KWI itu? Begini:

"Konferensi Waligereja Indonesia (KWI; sebelumnya bernama Majelis Agung Waligereja Indonesia atau MAWI) adalah suatu konferensi waligereja yang menghimpun uskup-uskup Gereja Katolik seluruh Indonesia. Sebagai suatu lembaga keagamaan, KWI menggalang persatuan dan kerja sama dari Hierarki Gereja Katolik Indonesia dalam tugas pastoral mereka untuk memimpin dan melayani umat Katolik Indonesia. Melalui wadah ini, para uskup bersama-sama merundingkan dan memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan peribadatan dan kegiatan keagamaan Katolik di Indonesia."

Begitulah KWI menurut Wikipedia.

Saya membayangkan, KWI sebagai organisasi keagamaan yang tidak memiliki kemampuan pengelolaan batubara akan mulai mengadakan seminar-seminar berskala nasional, untuk mencari masukan bagaimana mengelola bisnis batubara yang baik dan benar.

"Gereja Katolik Indonesia Menyongsong Era Baru Era Batubara" atau "Gereja Katolik Indonesia Dalam Inovasi - Tantangan - Keberlangsungan Dalam Sektor Pertambangan 2024."

Saya membayangkan, para Romo dan Uskup akan mulai terbiasa dengan istilah-istilah SWOT dan ROI serta istilah-istilah pertambangan. Mereka (para Romo dan Uskup) akan fokus dengan mulai menghitung langkah bisnis jangka pendek, menengah dan panjang disertai perhitungan SWOT dan tidak lupa hitungan kapan balik modalnya, atau ROI.

Lalu karena Gereja Katolik tidak memiliki infrastruktur dan SDM yang siap untuk bisnis pertambangan (batubara), mungkin jalan potongnya (shortcut), kemungkinannya adalah bekerja sama dengan perusahaan swasta diluar Gereja Katolik tetapi kalau, bisa punya umat Katolik juga (agar mudah dan tidak macam-macam).

Lalu ada yang menyarankan, sebaiknya Gereja jual konsesi saja. Jual konsesi? Ya, perizinan dan fasilitas punya milik gereja tetapi yang menjalankan perusahaan lain. Bagi hasil atau beli putus baik dibicarakan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan komersial demi kemaslahatan umat Katolik Indonesia.

Tiba-tiba pastoran, sekretariat paroki dan kantor Keuskupan diserbu proposal penawaran kerja sama dari berbagai perusahaan dengan berbagai skala. Kantor sekretariat paroki di berbagai Gereja Katolik terlihat kumpulan orang-orang yang berdiskusi pelan-pelan dan tipis-tipis mengenai pertambangan.

Umat mulai terbiasa dengan melihat orang ke gereja selain bawa alkitab (emang ada ya di Gereja Katolik orang nenteng-nenteng alkitab?) juga bawa map. Belum lagi di doa-doa diselipkan kalimat agar Tuhan merestui dan melancarkan bisnis tambang milik Paroki atau milik Keuskupan.

Setelah beberapa tahun kemudian, Gereja Katolik semakin semarak perkembangannya. Berkat uang tambang, gedung-gedung gereja lancar renovasinya. Fasilitasnya lengkap, hampir semua gereja sekarang ber AC (split), kosterpun (semacam marbot di masjid) menjadi kerjaan yang diperhitungkan, karena gaji dan tunjangannya benar-benar "pertambangan skaleee".

Umat mulai terbiasa juga melihat Romo yang ke sana kemari dengan mobil mewah, moge, dan di beberapa paroki di pedalaman malah memiliki pesawat pribadi kecil-kecilan.

Orang ke gereja tidak lagi sekadar ingin mencari dan melayani Tuhan. Tetapi juga, sekalian, mencari kabar bisnis tambang dan peluang-peluangnya. Meskipun cara bicaranya dengan suara pelan hampir berbisik, tapi siapa pun tau sama tau apa yang sebenarnya sedang diperbincangkan.

Begitulah...

Tiba-tiba saja saya membaca berita online yang berjudul: "Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo mengatakan: Usaha Tambang bukan Wilayah Kami"

Saya terbangun dengan perasaan lega meskipun keringat dingin membasahi tubuh...

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: