terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Emil Salim: Laut Kita Ini Terkaya di Dunia, Tapi Kita Hidup Bukan dari Laut - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Emil Salim: Laut Kita Ini Terkaya di Dunia, Tapi Kita Hidup Bukan dari Laut
Jun 7th 2024, 21:03, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS

Prof Emil Salim pada Ocean-Climate Open Forum di AtAmerica Jakarta, Jumat (7/6/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Prof Emil Salim pada Ocean-Climate Open Forum di AtAmerica Jakarta, Jumat (7/6/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan

Emil Salim menyoroti paradoks yang dihadapi Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya laut, namun penduduknya belum mampu memanfaatkan kekayaan tersebut secara optimal.

"Laut kita ini terkaya di dunia, tapi kita hidup bukan dari laut. Produksi ikan kita tidak tinggi. Jadi kita duduk di atas peti emas, tapi emas di sini (bawah) kita tidak tahu," ujar Emil kepada kumparan, sebelum mengisi acara Ocean-Climate Open Forum di AtAmerica, Pacific Place Mall, Jakarta, Jumat (7/6).

Menurut Emil, tantangan perubahan iklim semakin nyata dan mendesak.

"Laut yang kita hadapi ke depan tidak sama dengan laut yang kemarin," katanya.

Ia menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam menghadapi perubahan kondisi alam yang semakin tidak menentu.

Emil menyarankan teknologi desalinasi untuk mengubah air laut menjadi air minum sebagai solusi kekurangan air akibat curah hujan yang berkurang.

Ocean-Climate Open Forum di AtAmerica Jakarta, Jumat (7/6/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Ocean-Climate Open Forum di AtAmerica Jakarta, Jumat (7/6/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan

Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada sektor pertanian.

"Padi mengalami perubahan iklim, pola irigasi kita harus berubah, bukan irigasi rindam tapi irigasi tetes. Bibit kita ubah dengan rekayasa genetika," jelas Emil.

Profesor sekaligus mantan menteri itu juga menyampaikan pentingnya pendidikan dalam mempersiapkan masyarakat menghadapi perubahan alam dan krisis iklim.

"Kita harus bisa hidup dari air, tidak bergantung dari hujan. Laut kan air, hanya garam. Nah desalinasi, ada tekniknya," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia mengimbau semua pihak untuk menggalakkan orientasi pembangunan yang berbasis pada pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim menjelang 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: