Gunung api aktif yang diberi nama NW Rota-1 di dasar laut sekitar Guam, sebuah pulau di bagian barat Samudera Pasifik, menjadi hunian makhluk-makhluk laut yang unik. Meski sering terjadi letusan, makin banyak yang datang menghuni kawasan tersebut.
Di antaranya udang, kepiting, siput, dan ketam. Beberapa di antaranya bahkan diperkirakan spesies baru. Pengamatan terakhir dilakukan menggunakan kapal robot bawah laut bernama Jason yang dikendalikan dari kapal riset R/V Thompson pada ekspedisi April lalu.
Semburan gas hidrotermal dari perut gunung telah membawa material organik yang menjadi tempat hidup bakteri. Lapisan subur inilah yang menjadi daya tarik kehadiran makhluk-makhluk lainnya. Bahkan beberapa di antaranya menyesuaikan dengan lingkungan yang baru seperti sejenis udang yang memiliki pengait kecil untuk mengeruk bakteri dan jenis lainnya yang memiliki pengait besar untuk memangsa hewan lain yang berukuran lebih kecil.
Aktivitas gunung api bawah laut ini telah membentuk kerucut setinggi 40 meter dan selebar 300 meter. Para peneliti akan mempelajari hubungan munculnya gunung ini dengan terbentuknya komunitas makhluk hidup seiring aktivitas gunung tersebut.
“Seiring tumbuhnya kerucut tadi, kami telah melihat peningkatan populasi hewan yang hidup di sana,” ujar Chadwick. Ia dan timnya telah melakukan pengamatan dua kali sebelumnya pada 2004 dan 2006. Dengan mempelajari hal tersebut, mereka berharap bisa mengungkap proses pembentukan kehidupan di laut.
BACA ARTIKEL SELENGKAPNYA Makhluk Penghuni Dasar Gunung Laut yang Unik
Di antaranya udang, kepiting, siput, dan ketam. Beberapa di antaranya bahkan diperkirakan spesies baru. Pengamatan terakhir dilakukan menggunakan kapal robot bawah laut bernama Jason yang dikendalikan dari kapal riset R/V Thompson pada ekspedisi April lalu.
Gambar: Dua spesies udang unik, salah satu diperkirakan spesies baru menghuni sekitar gunung api bawah laut di dekat Guam.
“Mereka mampu beradaptasi terhadap lingkungannya dan bertahan di lingkungan yang mengandung zat kimia beracun,” ujar Bill Chadwick, seorang vulkanolog dari Oregon State University. Ia mengatakan kedatangan jewan-hewan laut karena banyak sumber makanan baru di sekitar bekas letusan.Semburan gas hidrotermal dari perut gunung telah membawa material organik yang menjadi tempat hidup bakteri. Lapisan subur inilah yang menjadi daya tarik kehadiran makhluk-makhluk lainnya. Bahkan beberapa di antaranya menyesuaikan dengan lingkungan yang baru seperti sejenis udang yang memiliki pengait kecil untuk mengeruk bakteri dan jenis lainnya yang memiliki pengait besar untuk memangsa hewan lain yang berukuran lebih kecil.
Aktivitas gunung api bawah laut ini telah membentuk kerucut setinggi 40 meter dan selebar 300 meter. Para peneliti akan mempelajari hubungan munculnya gunung ini dengan terbentuknya komunitas makhluk hidup seiring aktivitas gunung tersebut.
“Seiring tumbuhnya kerucut tadi, kami telah melihat peningkatan populasi hewan yang hidup di sana,” ujar Chadwick. Ia dan timnya telah melakukan pengamatan dua kali sebelumnya pada 2004 dan 2006. Dengan mempelajari hal tersebut, mereka berharap bisa mengungkap proses pembentukan kehidupan di laut.