terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Berita Hoaks Sempat Bikin Wisatawan Asing Enggan Datang ke Kamboja - my blog
Jun 7th 2024, 07:31, by Rizki Baiquni Pratama, kumparanNEWS
Kamboja saat ini tengah sibuk memerangi hoaks. Direktur Jenderal International Relations Institute of Cambodia (IRIC), Kin Phea, bahkan bercerita bahwa hoaks menyebabkan wisatawan takut berkunjung ke negaranya.
Hal itu disampaikan Phea saat membuka workshop bertema 'The Role of Media in Combating Disinformation and Fake News in AI Context for Regional Peace, Stability, and Prosperity' di Phnom Penh, Kamboja yang diselenggarakan pada 5-6 Juni 2024. kumparan hadir dalam workshop tersebut.
Phea merujuk pada berita palsu yang diproduksi kreator konten asal Taiwan pada Februari lalu. Kala itu, YouTuber bernama Chen Neng-chuan dan temannya, Lu Tsu-hsien, mengaku disiksa aparat Kamboja.
Jadi, Chen dan Lu memulai siaran langsung dan mengeklaim dirinya memasuki sebuah kawasan penjahat di kota Sihanoukville, Provinsi Preah Sihanouk, Kamboja. Dalam siaran langsung tersebut, Chen menarasikan dirinya dikejar oleh seseorang yang mengenakan pakaian militer.
Rupanya, Chen dan Lu sudah mempersiapkan skenario tersebut. Nama Kamboja pun tercoreng akibat 'prank' yang dilakukan keduanya. Chen dan Lu kemudian ditangkap pada Minggu (18/2).
"Narasi palsu ini disebarluaskan secara online dan melalui media sosial. Ini telah mencoreng citra Kamboja. Menyebabkan wisatawan asing enggan datang ke Kamboja, memperburuk ketegangan sosial, serta mengikis kepercayaan terhadap pemerintah, dan menghambat kerja sama regional," kata Phea di Royal Academic of Cambodia, Phnom Penh, Rabu (5/6).
Phea menyebut berita hoaks kemudian kian diperparah dengan munculnya artificial intelligence (AI). Menurutnya, AI dapat dijadikan senjata oleh kekuatan politik eksternal untuk menciptakan manipulasi di media sosial.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Informasi Chum Kosal menyebut pihaknya mendeteksi 3.000 kasus berita hoaks pada 2023. Jumlah tersebut, kata dia, meningkat 160 persen dibandingkan 2020 yang jumlahnya mencapai 1.300 kasus.
"Hoaks menyebabkan perpecahan dalam persatuan nasional. Hal ini berdampak pada keamanan nasional dan hubungan luar negeri, serta menimbulkan ketidakpercayaan, perpecahan kelas, dan kekerasan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar