terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Teknik Pengereman Motor Tanpa ABS di Kala Hujan - my blog
Sistem pengereman Anti-lock Braking System (ABS) pada sepeda motor kerap jadi penyelamat pengendara ketika melakukan deselerasi cukup keras mau pun mendadak di jalan licin atau basah akibat hujan.
Pengendara cukup menarik tuas atau menginjak pedal rem dengan sangat kuat dan biarkan modul ABS bekerja untuk membagi distribusi kekuatan pengereman secara otomatis agar ban tidak terkunci (selip).
Namun, kita menyadari bahwa tidak semua kendaraan roda dua dilengkapi dengan fitur tersebut. Kendati demikian, tetap ada teknik khusus agar motor tanpa fitur ABS pun bisa berhenti dengan aman.
Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Victor Assani membeberkan, ada teori khusus perkara mengerem ini.
"Dalam kecepatan tinggi, secara teori semakin tinggi kecepatannya akan semakin sulit motor untuk dikendalikan," buka Victor kepada kumparan, Sabtu (6/7).
Makanya, Victor bilang jika pengendara motor tetap ingin berkendara saat hujan, penting untuk menjaga kecepatan berkendara yang ideal dengan maksimal 60 km/jam.
Sebab, ketika hujan turun apalagi sampai deras dan berdurasi lama, kemungkinan timbul genangan air di jalan semakin besar. Risiko terjadi aquaplanning bisa terjadi akibat menerjang dengan kecepatan tinggi.
"Kalau motor masih berjalan dengan pelan relatif lebih mudah mengendalikan termasuk saat ngerem," imbuhnya.
Saat kondisi jalan basah, Victor memberikan kiat untuk lebih mengandalkan rem belakang terlebih dahulu, kemudian diikuti rem depan selang beberapa detik. Porsi pengereman dibagi 55:45.
Selain itu, pengendara perlu juga memahami teknik deselerasi atau memperlambat kecepatan motor tanpa menggunakan rem alias memanfaatkan engine brake sebelum benar-benar berhenti.
"Misalnya, tahu akan berhenti seperti di depan ada lampu merah, seseorang mau menyeberang, atau motor hendak berbelok. Pertama bisa tutup tuas gas, maka biasanya akan terjadi engine brake, baru ketika motor sudah sangat pelan bisa dibantu dengan rem," jelas Victor.
Tentunya, teknik tersebut akan lebih efektif bila didukung faktor lainnya seperti kondisi ban prima dengan alur yang masih tebal dan tekanan angin sesuai anjuran pabrikan, serta muatan motor yang tidak overload.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar