terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Ini Bandara Tersulit di Dunia, Cuma 50 Pilot yang Punya Izin Mendaratkan Pesawat - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Ini Bandara Tersulit di Dunia, Cuma 50 Pilot yang Punya Izin Mendaratkan Pesawat
Sep 23rd 2024, 09:00, by Andari Novianti, kumparanTRAVEL

 Ilustrasi Bandara Paro di Bhutan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Bandara Paro di Bhutan. Foto: Shutterstock

Bandara Internasional Paro (PBH) di Bhutan, dianggap sebagai sebagai salah satu pendaratan pesawat tersulit secara teknis di dunia. Sebab, pilot harus bermanuver ke landasan pacu terpendek di antara dua puncak setinggi 18.000 kaki, yang membuatnya harus memiliki teknis dan keberanian.

Dilansir CNN Travel, kondisi ini juga membuat pesawat jet jumbo tidak dapat mendarat di bandara tersebut. Namun, hal ini justru menjadi daya tarik bagi penggemar penerbangan untuk mengunjungi Negara Naga Petir tersebut.

"Hal pertama yang harus diperhatikan: Paro sulit, tetapi tidak berbahaya," ujar Kapten Chimi Dorji, yang telah bekerja di maskapai penerbangan nasional milik Bhutan, Durk Air, selama 25 tahun.

"Memang menantang bagi keterampilan pilot, tetapi tidak berbahaya, karena jika berbahaya, saya tidak akan terbang," lanjutnya.

 Ilustrasi Bandara Paro di Bhutan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Bandara Paro di Bhutan. Foto: Shutterstock

Kombinasi faktor geografis membuat Paro dan sebagian besar Bhutan tampak memukau secara visual. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat pilot harus memiliki keterampilan yang sangat mumpuni untuk terbang keluar dan masuk Paro.

Paro sendiri masuk ke dalam bandara berkategori C, yang berarti bahwa pilot harus memiliki pelatihan khusus untuk terbang di sana. Mereka harus melakukan pendaratan sendiri secara manual, tanpa radar.

Seperti dikatakan Dorji, sangat penting bagi pilot untuk mengetahui lanskap di sekitar bandara. Sebab, jika mengacaukan sedikit saja, pilot bisa mendarat di atas rumah seseorang.

"Di Paro, Anda benar-benar perlu memiliki keterampilan lokal dan kompetensi bidang pengetahuan lokal. Kami menyebutnya sebagai pelatihan kompetensi area atau pelatihan rute dari mana saja ke Paro," ungkapnya.

 Ilustrasi Bandara Paro di Bhutan. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Bandara Paro di Bhutan. Foto: Shutterstock

Bhutan, yang terletak di antara China dan Indonesia, merupakan negara dengan lebih dari 97 persen wilayahnya berupa pegunungan. Ibu Kotanya, Thimpu, bahkan berada di ketinggian 7.710 kaki (2.350 meter) di atas permukaan laut.

Sedangkan Paro sendiri berada sedikit lebih rendah, yaitu di ketinggian 7.382 kaki.

"Di ketinggian yang lebih tinggi, udaranya lebih tipis, jadi pesawat pada dasarnya harus terbang lebih cepat. Kecepatan Anda saat di udara sebenarnya akan sama, tetapi kecepatan kecepatan udara Anda dibandingkan dengan kecepatan di darat jauh lebih cepat," katanya.

Pada akhirnya, kata Dorji, bagian dari pelatihan pilot bukan hanya mengetahui tentang cara terbang, tetapi juga mengetahui kapan tidak boleh terbang dan mampu membuat keputusan ketika waktu yang tidak aman untuk lepas landas.

Faktor terakhir dalam tingkat kesulitan Paro adalah apa yang disebut Dorji sebagai "rintangan", yaitu medan pegunungan yang mengelilingi bandara.

Landasan pacu Paro hanya sepanjang 7.431 kaki, dan diapit oleh dua gunung tinggi. Akibatnya, pilot hanya dapat melihat landasan pacu dari udara saat mereka hendak mendarat di sana.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: