terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Airlangga Ungkap Alasan Perundingan Perjanjian Dagang RI-Eropa Terkatung-katung - my blog
Sep 23rd 2024, 12:28, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan perjanjian dagang antara Indonesia dengan Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) masih terkatung-katung pembahasannya.
Airlangga menyebutkan pembahasan I-EU CEPA saat ini memasuki tahap finalisasi. Dia mengakui langkah Indonesia untuk bisa membuka keran ekspor lebih besar ke Uni Eropa ini memang tidak mudah.
"Perundingan I-EU CEPA juga sedang difinalisasi walaupun tidak mudah, karena kabinet di I-EU CEPA-nya berubah. Jadi dulu negosiator kita itu sekarang sudah tidak menjabat lagi," ungkapnya saat Rapat Koordinasi Nasional P2DD 2024, Senin (23/9).
Dia mengungkapkan, perundingan I-EU CEPA sudah berjalan 9 tahun lamanya dan sudah akan rampung, namun kabinet baru tersebut memiliki permintaan baru kepada Indonesia.
Adapun Airlangga menjelaskan setidaknya ada tiga isu utama yang masih menggantung dalam perundingan I-EU CEPA, yaitu pihak Uni Eropa ingin masalah impor segera dipermudah di Indonesia, kemudian Uni Eropa masih bersikeras mengenai bea keluar, dan mengenai perpajakan digital.
"Kita minta menunggu WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), mereka tidak mau," imbuhnya.
Akibat hambatan ini, Airlangga mengatakan Presiden Jokowi meminta agar Indonesia segera memulai proses aksesi keanggotaan OECD dengan bergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
"Jadi CPTPP kemarin saya sudah sampaikan juga kepada Presiden terpilih, Pak Prabowo, dan minta untuk tidak perlu menunggu. Jadi ini sudah kita masukkan ke New Zealand yang menjadi host dari CPTPP," kata Airlangga.
Adapun saat ini negara ASEAN yang sudah tergabung dalam CPTPP adalah Singapura, Vietnam, Brunei, dan Malaysia. Jika Indonesia bergabung, maka Indonesia bisa membuka pasar ke Kanada, Meksiko, Chili, hingga Peru.
"Berdasarkan pengalaman memang perundingan I-EU CEPA, setiap perunding itu ada saja yang baru, tetapi kalau CPTPP ataupun kepada OECD diharapkan sudah play by the book, sudah ada standar manualnya, sehingga lebih sederhana, walaupun akan memakan waktu," tegas Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan perjanjian dagang antara Indonesia dengan Eropa I-EU CEPA akan rampung di September 2024 ini.
"I-EU CEPA September mudah-mudahan selesai," kata Zulhas saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (44/9).
Saat ini proses perampungan perjanjian yang sudah terkatung-katung selama 7 tahun tersebut telah mencapai 90 persen. Sehingga dia yakin kerja sama perdagangan ini akan selesai pada September 2024.
Dengan selesainya I-EU CEPA, Kemendag percaya akses pasar Indonesia ke Uni Eropa akan semakin terbuka lebar. Untuk merealisasikan hal itu, Pemerintah Indonesia belajar dari bagaimana cara Vietnam mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa.
Proses perundingan IEU-CEPA sudah berjalan selama 7 tahun sejak pertama kali melalui joint announcement di Jakarta dan Brussels, Belgia pada Juli 2016.
Di saat yang sama, Eropa dikenal dengan kebijakan-kebijakan dagangnya yang disebut merugikan Indonesia. Misalnya Undang-undang Anti Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR.
EUDR ini akan dimulai tahun 2025, di mana kebijakan ini menerapkan uji tuntas pada perusahaan yang menempatkan barang-barang yang terkait dengan deforestasi dan degradasi hutan di pasar Uni Eropa. Barang-barang tersebut antara lain seperti daging sapi, coklat, kopi, minyak sawit, karet, kedelai dan kayu. Salah satu komoditas tersebut, minyak sawit, menjadi andalan ekspor Indonesia saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar