terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Konser Musik Kian Marak, Berkah Buat UMKM hingga Ekonomi Daerah - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Konser Musik Kian Marak, Berkah Buat UMKM hingga Ekonomi Daerah
Aug 18th 2024, 11:22, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS

Penggemar Enhypen mulai memadati ICE BSD, tempat berlangsungnya konser Fate Plus in Jakarta, Sabtu (17/8). Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Penggemar Enhypen mulai memadati ICE BSD, tempat berlangsungnya konser Fate Plus in Jakarta, Sabtu (17/8). Foto: Ela Nurlaela/kumparan

Pertumbuhan ekonomi pada sektor kreatif khususnya industri konser atau festival musik kian meningkat setelah sebelumnya sempat vakum di era pandemi COVID-19. Industri ini bukan hanya sekadar industri hiburan semata, Terselenggaranya suatu konser atau festival musik jadi suatu hal yang membawa berkah terhadap beberapa usaha pendukungnya.

Proses produksi suatu konser musik juga melibatkan usaha terkait seperti usaha panggung, rigging, pencahayaan, sampai barikade.

Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APM), Dino Hamid, mengatakan usaha dari pihak ketiga merupakan salah satu faktor penting dari terselenggaranya suatu konser atau festival musik.

"Salah satu faktornya kan produksi. Jadi hubungannya pihak ketiga kan, vendor stage, lighting, rigging, LED, visual, barikade, jadi semua faktor produksi pasti melibatkan pihak ketiga. Itu salah satu fundamental juga dalam sisi cost investment," ungkap Dino pada kumparan, Kamis (15/8).

Keberkahan dari terselenggaranya suatu konser atau festival musik juga tidak hanya dirasakan oleh usaha terkait produksi konser itu sendiri. Beberapa sektor terkait bahkan turut kecipratan dampaknya.

Contohnya adalah sektor makanan dan minuman atau Food n Beverage (FnB) dan perhotelan alias hospitality yang turut hidup khususnya pada usaha yang letaknya di sekitar tempat terselenggaranya suatu konser. Konser musik juga memiliki dampak pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada setiap penyelenggaraannya.

Dino melihat hal ini sebagai ekosistem yang terbentuk dari penyelenggaraan suatu konser atau festival musik.

Band rock Korea Selatan Xdinary Heroes menggelar konser perdana di Jakarta (Break the Brake) di The Kasablanka Hall, Sabtu (2/3/2024). Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Band rock Korea Selatan Xdinary Heroes menggelar konser perdana di Jakarta (Break the Brake) di The Kasablanka Hall, Sabtu (2/3/2024). Foto: Ela Nurlaela/kumparan

"Pasti (menghidupkan) makannya saya selalu bilang ke stakeholder, industri kita bukan industri hiburan semata. Industri kita adalah industri ekosistem, jadi yang dihidupkan ya banyak jilid. Kaya tadi produksi, belum lagi media, media kena impact kan, terus ticketing system, FnB, UMKM, terus hospitality misalkan daerah itu ada hotel," lanjutnya.

Perkembangan pada ekosistem industri tersebut juga didukung dengan posisi konser dan festival musik yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

"Tapi sekarang udah jadi bukan tersier lagi tapi udah jadi part dari gaya hidup. Orang datang ke festival, tuh, udah kaya datang ke mal aja zaman dulu. Karena bukan cuma dateng tapi juga sosialnya, sudah jadi social culture lah sekarang," kata Dino.

Peach Pit tampil di panggung Banana pada konser musik We The Fest 2024 di GBK Sport Complex, Jakarta, Minggu (21/7/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Peach Pit tampil di panggung Banana pada konser musik We The Fest 2024 di GBK Sport Complex, Jakarta, Minggu (21/7/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Dampak Konser ke Ekonomi Nasional

Data dalam Industry Trade and Brief yang diterbitkan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada Mei 2023 mencatat bahwa perdagangan jasa global tumbuh 14,6 persen dan nilainya telah melampaui seperlima dari perdagangan barang. Dalam hal ini sektor penyumbang pertumbuhan perdagangan global adalah ekonomi kreatif.

Penelitian tersebut juga mencatat bahwa industri kreatif khususnya musik telah menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang terus tumbuh seiring maraknya kegiatan kreasi, komposisi, pendidikan, penulisan, penciptaan, rekaman, produksi, promosi, pemasaran, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya musik.

Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah mengatakan bahwa konser tidak bisa dilihat perkembangannya dari penyelenggaraannya saja. Konser harus dilihat sebagai aktivitas ekonomi yang melibatkan banyak aspek dalam setiap penyelenggaraannya.

"Pertumbuhan ekonomi kita semakin cepat, semakin tinggi. Nah, bagian dari itu adalah konser ini. Konser ini jangan hanya dilihat dari nyanyi-nyanyinya. Jadi, kalau kita melihat kegiatan dari konser itu kan turunannya banyak itu. Di sana ada konsumsinya, di sana ada tukang-tukang yang akan membangun panggungnya. Jadi, banyak aktivitas ekonomi yang terlibat di dalam sebuah konser," kata Piter.

Ia juga melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk para penyelenggara konser atau festival musik berkembang. Hal ini dikarenakan jumlah pasar Indonesia yang cukup besar.

"Walaupun sebenarnya masih sangat diharapkan untuk bisa lebih ditingkatkan, kita punya potensi yang besar. Pasar kita besar. Indonesia itu pasarnya besar. Sekarang ini kan industri hiburan kita itu, industri kreatif dari hiburan itu kan terus berkembang," lanjutnya.

Maka dari itu dirinya sangat berharap agar ke depan, bisnis hiburan pada industri kreatif dapat terus dikembangkan.

"Ini momentum ini harus kita manfaatkan. Bisnis hiburan, industri kreatif dari hiburan ini harus kita tumbuhkan karena potensi kita besar di situ," kata Piter.

Soal besaran dampak, Ekonom Senior Institut For Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan bahwa semua tergantung dari besaran konser atau festival musik yang diselenggarakan.

"Nah, besarannya ya tergantung dengan size-nya atau ukuran dari konser tersebut begitu dan seberapa banyak dalam setahun. Jadi kalau misalnya dalam satu konser misalnya nilai estimasinya berapa miliar atau berapa T nah, kemudian dihitung multiplier-nya," terang Ahmad.

Dampak Konser pada Kota-Kota Penyelenggara

Ahmad juga menyinggung soal dampak terselenggaranya konser dan festival musik pada kota penyelenggara, hal ini karena banyak penyelenggara yang mengadakan konser dan festival musik dengan cara tur ke berbagai kota.

"Misalnya di daerah konser banyak yang muter muter-muter berpengaruh ke ekonomi daerah, seperti hotel, restoran, makanan, minuman terus merchandise oleh pelaku UMKM itu sangat pengaruh, sangat pengaruh," ungkapnya.

Selain Ahmad, Piter juga menyatakan hal yang selaras. Menurutnya, hal ini merupakan dampak positif terhadap perekonomian baik perekonomian lokal pada kota-kota penyelenggara maupun perekonomian nasional.

"Karena perekonomian nasional adalah penggabungan dari perekonomian lokal dengan daerah. Jadi apa pun yang terjadi di daerah itu akan menjadi sumbangsih terhadap perekonomian nasional." kata Piter.

Jakarta Jadi Kota MICE

Seiring dengan berpindahnya ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Jakarta diharapkan menjadi salah satu kota global dalam kancah perekonomian dunia.

Salah satunya adalah dengan menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota penting yang berkembang dengan industri kreatif seperti penyelenggaraan konser dan festival musik. Hal ini dikatakan oleh Ahmad yang menyebut Jakarta harus menjadi pusat Meeting, Incentives, Conferences, dan Exhibitions (MICE).

"Kalau ke depan Jakarta kan tidak lagi menjadi ibu kota, Jakarta harus sebagai Pusat MICE," ungkap Ahmad.

Walau saat ini Jakarta masih bertumpu pada sektor perdagangan dan pergudangan, Ahmad melihat progres yang cukup baik dari industri kreatif khususnya penyelenggaraan konser dan festival musik.

"Pertama sih perdagangan, kemudian dari pergudangan. Nah jasa-jasa seperti ini memang belum terlalu besar dibandingkan perdagangan tapi lumayan lah dari progresnya," pungkas Ahmad.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: