terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Langkah Puluhan Ribu Resi: Patah Tumbuh Bareng JNE dari Era Kaskus sampai IG - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Langkah Puluhan Ribu Resi: Patah Tumbuh Bareng JNE dari Era Kaskus sampai IG
Jul 28th 2024, 10:54, by Annisa Thahira Madina, kumparanNEWS

Pekerja membungkus paket di Kantor JNE. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Pekerja membungkus paket di Kantor JNE. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Tumpukan resi, ribuan bahkan puluhan ribu resi JNE masih disimpan pengusaha UMKM asal Cimahi, Sugih, sampai sekarang. Katanya, resi-resi itu mulai menggunung saat Sugih mulai jualan di Kaskus pada 2009. Jualannya macam-macam, mulai dari kaus, sepatu, sampai jaket. Pernah juga jualan handphone (hp), laptop, dan gadget lain.

Awal ide Sugih berjualan muncul dari keinginannya memiliki pendapatan sambil kuliah. Dari sedikit jadi bukit, Sugih memulai usaha dari berjualan barang yang sesuai hobinya dan tren Kaskuser. Barang-barang ini lalu dikirim pakai JNE ke pelanggan.

Flashback ke era di mana Smash dan Cherrybelle meledak itu, ekspedisi memang belum beragam. Biasanya yang ada ya JNE, khas dengan warna merah biru, menjamur di di lokasi-lokasi yang dekat rumah penduduk. Kata Sugih, JNE pilihan terbaik saat itu buat antar barang dagangannya ke berbagai daerah Nusantara.

"Pilihan terbaik pada saat itu ya JNE, agen terdekat dari rumah juga JNE. Saya juga sudah membandingkan dengan ekspedisi lain, JNE emang pilihan terbaik untuk saat ini daripada ekspedisi lainnya," cerita Sugih.

"Jaman dulu kumpulan resi itu bisa buat evidence ke calon pembeli, semakin banyak resi membuat pembeli semakin percaya bahwa kita bener jualan online, bukan penipu. Dan tanpa sengaja makin lama makin banyak aja. Ya, mungkin puluhan ribu ada kalau dikumpulin semua," kata dia.

Tumpukan resi sejak 2009 yang disimpan pengusaha asal Cimahi, Sugih. Foto: Dok. Pribadi
Tumpukan resi sejak 2009 yang disimpan pengusaha asal Cimahi, Sugih. Foto: Dok. Pribadi

Kaskus di 2009 ramai dengan penjual dan reseller, salah satunya Sugih. Dia pun menjajal beli kaus unofficial merch di Kaskus untuk dijual kembali, tapi ternyata kualitasnya bintang satu. Akhirnya dengan semangat membara, Sugih mencoba buka preorder produksi kaus sendiri dengan kualitas lebih baik. Pelan-pelan, Sugih lalu tabung modal buat kembangan ide jualan lain, salah satunya hp. Semua itu dilakukan Sugih sambil kuliah.

"Di 2010 saya mulai coba buat merchandise sepak bola dan menjadi reseller sepatu, karena momentumnya sangat pas. Jual-beli online pada saat itu sedang berkembang, dan fanbase bola pada saat itu sedang ramai-ramainya. Bertahan kurang lebih tiga tahunan sampai 2013 akhir. Karena sudah mulai masuk nyusun skripsi jadi saya lebih memilih fokus di perkuliahan saya," tuturnya.

"Pertengahan 2014 dunia gadget cukup ramai dengan hadirnya Xiaomi, mulai masuk resmi di Indonesia. Dari situ saya mencoba berjualan. Banyak orang belum terlalu mengerti dengan cara jualannya Xiaomi ini, jadi saya memanfaatkan peluang tersebut. Tidak cuma Kaskus, saya juga mencoba OLX, grup-grup Facebook dan Tokopedia. Mungkin ada ribuan hp Xiaomi berhasil saya jual dari 2014-2019," tambahnya.

Makin Semangat Jualan Pakai JNE

Jual-beli barang apalagi elektronik lewat online, seperti salah satu yang pernah dilakukan Sugih, itu bisa bikin was-was yang jual mau pun yang beli. Bisa rusak di jalan, bisa dikutil, bisa salah alamat, bisa juga paket ganti isi jadi batu seperti yang kerap jadi curhatan pelanggan ekspedisi. Jadi menurut Sugih, kecepatan penerimaan resi dan pengantaran jadi faktor utama memilih ekspedisi. Katanya, JNE memuaskan Sugih dari segi kebutuhannya itu.

"Handling barang ketika kirim di agen juga jadi penilaian saya, karena di ekspedisi lain sering kejadian ketika paket di-drop/pick up resi keluarnya H+1. Sedangkan di JNE, se-pengalaman saya, hal itu tidak pernah terjadi," kata Sugih.

Kalau kamu penasaran, ini beberapa jenis layanan JNE Express:

  • Regular: Layanan pengiriman standar ke seluruh wilayah Indonesia dengan estimasi waktu pengiriman yang ditentukan.

  • YES (Yakin Esok Sampai): Layanan pengiriman yang menjamin barang sampai di tujuan pada hari berikutnya.

  • OKE (Ongkos Kirim Ekonomis): Layanan pengiriman dengan tarif lebih ekonomis​.

  • Super Speed: Layanan pengiriman dengan prioritas kecepatan dan waktu pengantaran yang disepakati​.

  • Diplomat: Pengiriman yang dibawa langsung oleh petugas JNE untuk keamanan dan kecepatan maksimal​.

  • International Express: Pengiriman ke luar negeri​

  • JTR (JNE Trucking): Pengiriman dalam jumlah besar melalui darat dan laut​ (JNE)​.

Sugih bilang, dia biasanya memakai layanan OKE buat usahanya. Tapi meski murah, ternyata kecepatan antarnya tak beda jauh dengan yang mahal.

"Saya cukup amaze ketika menggunakan service OKE, yang harusnya barang diterima dengan estimasi 3-5 hari. Tapi untuk beberapa tahun ke belakang, service OKE ini estimasinya masih sama yang disampaikan agen, tapi faktanya 1-2 hari sudah sampai tujuan. Dan pada saat libur, hari-hari besar seperti Idul Fitri pun, JNE selalu bisa diandalkan," tutur Sugih.

Pendapatan JNE meningkat selama Ramadhan Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Pendapatan JNE meningkat selama Ramadhan Foto: Resya Firmansyah/kumparan

Semangat Bertumbuh Bersama JNE

Kini, macam-macam ekspedisi mulai bermunculan dengan tawaran beragam. Sugih pun sudah pindah lapak berjualan ke Instagram @elprofesorvintage serta Shopee dan Tokopedia. Tak habis akal memanfaatkan peluang, Sugih merintis bisnis jaket thrifting sejak pertengahan 2019.

Katanya saat jaman SMA, Sugih memang hobi thrifting di pasar Gedebage, Bandung. Koleksi jaket itu lalu dia jajakan di marketplace. Lama-lama, ratusan paket jaket pun berhasil dikirimkan Sugih ke luar negeri. Sugih terus bertumbuh dan mengembangkan usahanya menggunakan jasa ekspedisi JNE. Kini, pengikut toko thrift-nya di Instagram sudah lebih dari 34 ribu.

"Ada beberapa koleksi jaket saya di lemari yang sudah tidak terpakai, saya coba jual di Instagram. Ternyata pendapatan dari sini cukup baik dan bertahan sampai saat ini. Dari thrifting ini pun saya mencoba untuk berjualan di marketplace luar negeri. Alhamdulillah, sampai ini sudah ratusan paket saya kirim ke luar negeri," cerita Sugih.

"(Peran JNE ke usaha saya) cukup besar, soalnya dari awal mulai langsung ke jualan online, belum pernah offline, jadi ya sangat membantu sekali adanya JNE ini," katanya.

Sugih di gudang toko thrift yang sudah punya puluhan juta pengikut di Instagram. Foto: Dok. Pribadi
Sugih di gudang toko thrift yang sudah punya puluhan juta pengikut di Instagram. Foto: Dok. Pribadi

Gaspol Hadapi Tantangan Demi jadi Versi Terbaik

Perjalanan bisnis dari 2009 ini tidak selalu lancar dan mulus seperti yang diharapkan. Dia pernah merasakan pahitnya kesalahan produksi ratusan kaus bola, sampai tertipu puluhan juta rupiah oleh supplier. Dari keteledoran diri sendiri, Sugih juga pernah kehilangan belasan juta rupiah.

"Dari situ saya banyak belajar, untuk lebih teliti lagi dan tidak terlalu percaya dengan orang lain. Untungnya saya termasuk orang yang santai menghadapi masalah, jadi ya saya berpikir bahwa itu memang bukan rezeki saya," ungkapnya.
"Jadi saya mulai lagi berjualan dengan semangat, karena memang itu salah satu hal yang saya suka dan menghasilkan," tambah dia.

Ada kalanya saat berbisnis, Sugih juga harus menghadapi kendala pengiriman paket melalui JNE. Namun menurutnya, JNE selama ini cukup responsif dan berupaya meningkatkan layanan.

Pekerja menimbang paket untuk dikirim ke alamat tujuan di JNE Tegal, Jawa Tengah, Kamis (15/4/2021). Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
Pekerja menimbang paket untuk dikirim ke alamat tujuan di JNE Tegal, Jawa Tengah, Kamis (15/4/2021). Foto: Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO

Sugih berharap, layanan JNE masa kini bisa adaptif dengan tantangan dan memfasilitasi kurir lebih maksimal. Misalnya dengan memberikan motor yang sudah dimodifikasi dengan boks untuk barang kiriman agar paket dan kurir lebih aman, serta nyaman.

Terlebih, 33 tahun berdirinya JNE menandakan ekspedisi berwarna biru merah ini kerap berupaya memperbaiki layanan dan memberikan yang terbaik. Khususnya untuk mereka yang sudah belasan dan puluhan tahun bersama.

"So far so good untuk pengalaman belasan tahun dengan JNE, ada beberapa kali kehilangan paket, tapi penanganan dari pihak JNE pun cukup cepat. Barang yang hilang langsung diganti dan pengajuan klaimnya pun cukup mudah, tidak dipersulit," ujar Sugih.

"Dari semua aspek di ekspedisi pengiriman, JNE menurut saya masih yang terbaik sih," - Sugih.

JNE Janji jadi Bestie UMKM

Seperti dengan cerita Sugih, JNE memang nampak terus berinovasi di bidang teknologi untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. JNE pun terus melakukan optimalisasi Service Level Agreement (SLA) untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan, di antaranya dengan Shopee. SLA adalah perjanjian atau kontrak antara penyedia jasa dengan pelanggan yang mengatur parameter dan standar kualitas layanan yang akan diberikan.

"JNE yang telah bekerja sama dengan Shopee sejak tahun 2016 melihat kerja sama yang terjalin sampai saat ini memiliki kontribusi positif terhadap perusahaan. Permintaan volume untuk layanan logistik terus meningkat, terutama dengan pertumbuhan pelaku UMKM yang menggunakan saluran penjualan melalui Shopee," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (1/6) lalu.

"Ke depan kami berharap kerja sama yang terjalin dapat terus berkembang dan JNE berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan meningkatkan inovasi serta mendukung pengembangan bisnis bagi kemajuan UMKM Indonesia," kata Eri.

#JNE  #ConnectingHappiness  #JNE33Tahun  #JNEContentCompetition2024 #GasssTerusSemangatKreativitasnya

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: