terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

PDIP Gelar Wayang Lakon Sumatri Ngenger: Cerminkan Demokrasi yang Dibajak - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
PDIP Gelar Wayang Lakon Sumatri Ngenger: Cerminkan Demokrasi yang Dibajak
Aug 3rd 2024, 23:13, by Raga Imam, kumparanNEWS

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada acara wayangan dalam rangka memperingati 28 tahun peristiwa Kudatuli di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Sabtu (3/8/2024).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada acara wayangan dalam rangka memperingati 28 tahun peristiwa Kudatuli di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Sabtu (3/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan

PDIP menggelar pertunjukan wayang kulit dengan lakon Sumatri Ngenger di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Sabtu (3/8) malam. Pagelaran ini dilakukan dalam memperingati peristiwa Kudatuli.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, salah satu tokoh yang ada dalam lakon ini adalah Kumbukarno--merupakan seorang satria yang bisa melihat kebenaran namun tak berbuat apa-apa.

"Ini juga mencerminkan sekarang banyak yang melihat ketidakadilan, banyak yang melihat demokrasi yang dibajak oleh kekuasaan tetapi banyak yang takut untuk bersuara dan lebih memilih bertapa seperti Kumbukarno," kata Hasto kepada wartawan.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada acara wayangan dalam rangka memperingati 28 tahun peristiwa Kudatuli di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Sabtu (3/8/2024).  Foto: Luthfi Humam/kumparan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada acara wayangan dalam rangka memperingati 28 tahun peristiwa Kudatuli di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Sabtu (3/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan

Hasto melanjutkan, dalam lakon itu juga ada tokoh Bambang Sumantri yang berwatak sombong. Ia malu punya adik yang berparas buruk rupa.

Padahal, adiknya telah membantunya melakukan berbagai tugas. "Bahkan adiknya kemudian dibunuh karena rasa malu mengakui saudara," ungkap Hasto.

"Ini juga suatu cermin kekuasaan dalam teori Han Aren tentang budaya politik kekuasaan. Kekuasaan itu muncul dari suatu ide dari suatu gagasan-gagasan kolektif, kekuatan kolektif, bukan pada aktor yang melekat dengan power itu," jelas dia.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: