terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Arti Open Marriage dan Dampak Negatifnya dalam Hubungan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Arti Open Marriage dan Dampak Negatifnya dalam Hubungan
Sep 5th 2024, 10:08, by Adelia Sufri, kumparanWOMAN

Ilustrasi pasangan yang menjalin open marriage. Foto: TimeImage Production/Shutterstock
Ilustrasi pasangan yang menjalin open marriage. Foto: TimeImage Production/Shutterstock

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang kental dengan budaya timur, konsep open marriage dalam rumah tangga masih terdengar asing dan tabu. Makanya, kebanyakan orang belum memahami arti open marriage.

Open marriage dianggap tabu karena berlawanan dengan konsep monogami yang menjadi prinsip rumah tangga kebanyakan orang. Meski begitu, praktik ini sebenarnya sudah mulai sering ditemukan dalam budaya barat.

Perlu dipahami bahwa open marriage ini berbeda dengan poligami, ya, Ladies. Lantas, apa sebenarnya open marriage itu? Simak pembahasan selengkapnya dalam di bawah ini.

Arti Open Marriage

Ilustrasi pasangan yang menjalin open marriage. Foto: Shutterstock
Ilustrasi pasangan yang menjalin open marriage. Foto: Shutterstock

Mengutip laman Psyhc Central, open marriage berarti hubungan pernikahan yang membolehkan pasangan untuk berhubungan seksual dengan orang lain. Konsep ini berbeda dengan perselingkuhan, karena tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sesuai namanya, apabila pasangan ingin menjalin hubungan dengan orang lain, ia harus meminta izin atau terbuka kepada pasangannya. Bisa dibilang, hubungan open marriage sangat menekankan konsensual dari pasangan utama.

Open marriage pun berbeda dengan poligami, karena dalam konsep hubungan ini, pasangan tidak harus menikahi orang yang ia jadikan partner dalam berhubungan badan. Jadi, tidak ada tanggung jawab lebih, dan fokusnya hanya untuk kesenangan pribadi.

Dalam Very Well Mind pun ditekankan bahwa meskipun open marriage mengejar kesenangan dari orang lain, tapi prioritas utama dalam hubungan ini tetap pasangan utama, yakni suami atau istri.

Baca Juga: Mengenal Friendship Marriage, Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta di Jepang

Dampak Open Marriage

Ilustrasi dampak open marriage Foto: polkadot_photo/Shutterstock
Ilustrasi dampak open marriage Foto: polkadot_photo/Shutterstock

Open marriage mungkin tampak menyenangkan bagi orang yang ingin menjalin hubungan serius dalam bahtera rumah tangga, tapi tetap ingin mengeksplorasi dunia seksualitas.

Namun, menurut E-Counseling, jenis hubungan ini sebaiknya dihindari karena membawa dampak negatif. Apa saja dampaknya?

1. Memicu Kecemburuan

Kamu mungkin berpikir bahwa dengan setuju menjalin open marriage, artinya pasangan tidak akan merasa cemburu dengan aktivitas yang dilakukan bersama orang lain, tapi faktanya tidak seperti itu, Ladies.

Kecemburuan adalah emosi normal yang bisa dirasakan setiap manusia meskipun mereka tidak menginginkannya. Pasangan akan cenderung membandingkan dirinya dengan 'kekasih' baru pasangannya. Hal ini tentunya bisa menimbulkan perselisihan dan akhirnya merusak hubungan.

2. Merusak Kepercayaan Diri

Open marriage dapat merusak kepercayaan diri seseorang. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, hubungan ini menciptakan kondisi yang membuat seseorang mau tidak mau membandingkan dirinya dengan orang lain.

Jika seseorang merasa 'kekasih' pasangannya lebih menarik, pintar, sukses, dan sebagainya, ini akan membuat kepercayaan diri dan self esteem-nya rusak.

3. Kehamilan Tanpa Rencana

Meskipun perencanaan telah dilakukan sebaik mungkin, 'kecelakaan' di kamar tidur tetap saja dapat terjadi dan menyebabkan kehamilan mendadak.

Hal ini tentunya berdampak buruk bagi pasangan utama, karena memiliki anak adalah perkara yang serius. Apalagi jika pasangan utama belum siap memiliki anak, ini bisa memicu perpecahan dalam rumah tangga.

4. Risiko Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual (PMS) berisiko tinggi menyerang seseorang yang aktif bergonta-ganti pasangan. Meskipun segala tindakan preventif sudah dilakukan, penyakit ini tetap saja adalah momok. Jika salah satu pasangan terkena PMS, tentu yang dirugikan bukan hanya satu pihak tapi semuanya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: