terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

ICW Soroti Ketidakjelasan Kewenangan Dewas KPK, Banyak Putusan Mengecewakan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
ICW Soroti Ketidakjelasan Kewenangan Dewas KPK, Banyak Putusan Mengecewakan
Sep 6th 2024, 23:18, by Wisnu Prasetiyo, kumparanNEWS

Ilustrasi KPK. Foto: Shutterstock
Ilustrasi KPK. Foto: Shutterstock

Indonesia Corruption Watch (ICW) bersama Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), menyoroti posisi Dewan Pengawas (Dewas) KPK yang tidak jelas posisi dan kewenangannya.

Hal ini disampaikan peneliti PSHK Muhammad Nur Ramadhan dalam kegiatan Evaluasi Kinerja KPK periode 2019-2024 di Mangkuluhur Artotel Suites, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).

"Persoalan kewenangan bapak ibu sekalian, setelah kami amati, pelajari Revisi UU KPK, kami tidak menemukan ada norma kewenangan dari Dewas KPK. Yang ada hanya tugas," ujar Ramadhan dalam paparannya.

Hal ini membuat Dewas KPK tak memiliki taji untuk menegakkan etik di lembaga KPK. Dewas KPK hanya memiliki tugas, namun tidak memiliki kewenangan yang jelas, yang diatur dalam Revisi UU KPK.

"Ada juga potensi gesekan kewenangan dengan Inspektorat yang ada di dalam tubuh KPK, dan kami melihat dalam laporan ini beberapa kali begitu. Dan kita lihat runutan tugas dan lain sebagainya memang ada himpitan tugas dari Dewas KPK dan Inspektorat," ucap Ramadhan.

Kemudian dalam tren yang dipaparkan, laporan dugaan pelanggaran etik yang masuk ke Dewas KPK meningkat sejak 2020 hingga 2023. Mulai dari 20 laporan, 33 laporan, 26 laporan dan 40 laporan.

Ilustrasi KPK. Foto: Hedi/kumparan
Ilustrasi KPK. Foto: Hedi/kumparan

Namun yang naik ke sidang etik pada tahun 2020 hanya 4 sidang, 2021 7 sidang, 2022 3 sidang dan 2023 3 sidang.

"Ternyata putusan-putusan yang dikeluarkan oleh Dewas, masih mengecewakan. Banyak sekali yang kita nilai tindakan ini adalah tindakan etik berat, kemudian tidak diberi sanksi yang cukup masif dalam kasus tersebut," tuturnya.

"Nah ini adalah kemudian harus direformasi, harus diperbaiki. Dewas KPK harus punya taji untuk menegakkan etik di dalam tubuh kelembagaan KPK. Tidak cukup dengan hadirnya Dewas saja, tapi kita butuh Dewas memang punya taji untuk membenahi itu semua," tambahnya.

Dengan hal tersebut, penegakan etik oleh Dewas KPK dinilai tumpul. Hal ini sejalan karena Dewas KPK tidak memiliki kewenangan yang jelas, yang diatur oleh Revisi UU KPK.

"Akhirnya kami berhenti pada kesimpulan untuk bagian posisi Dewas dan kewenangan Dewas. Ternyata hadirnya Dewas belum juga memberikan aksi yang masif terhadap kontribusi penegakan etik di dalam lingkup kelembagaan KPK," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: