terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Polisi soal CCTV Kasus Remaja Tewas Diduga Disiksa: Tidak Rusak, Memori Terbatas - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Polisi soal CCTV Kasus Remaja Tewas Diduga Disiksa: Tidak Rusak, Memori Terbatas
Jul 1st 2024, 05:19, by Ochi Amanaturrosyidah, kumparanNEWS

Kapolda Sumbar Irjen Suharyano memperlihatkan foto para terduga pelaku tawuran saat diamankan di Mapolsek Kuranji, tidak ada Afif Maulana.  Foto: Irwanda/kumparan
Kapolda Sumbar Irjen Suharyano memperlihatkan foto para terduga pelaku tawuran saat diamankan di Mapolsek Kuranji, tidak ada Afif Maulana. Foto: Irwanda/kumparan

Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, mengeklaim jika siswa SMP bernama Afif Maulana yang ditemukan di bawah Jembatan Kuranji, Padang, bukan tewas karena disiksa oknum polisi. Suharyono juga menjelaskan soal tidak adanya rekaman CCTV dalam insiden ini.

"Ini jawaban bukan mengada-ngada. Ini berdasarkan informasi tim ahli yang telah memeriksa CCTV. Kejadiannya tanggal 9 [Juni] itu, kemudian dilaporkan dua minggu kemudian," kata Suharyono dalam konferensi pers di Polda Sumbar, Minggu (30/6).

Suharyono menyebut, pihaknya baru menerima laporan di tanggal 21 Juni 2024 atau 14 hari setelah kejadian. Padahal, kata Suharyono, memori CCTV tersebut hanya bisa menyimpan rekaman 11 hari.

"Kekuatan atau daya simpan dari CCTV hanya 11 hari. Berarti kalau tanggal 9 [Juni], plus hari 11, berarti tanggal 20. Laporan yang masuk tanggal 21, dan tanggal 23 [Juni] membuka CCTV," tutur Suharyono.

CCTV itu, kata Suharyono, baru diperiksa pada tanggal 23 Juni 2024 atau 14 hari setelah insiden razia tawuran di Jembatan Kuranji. Rekaman paling lama yang bisa ditemukan, menurutnya, adalah rekaman CCTV di tanggal 13 Juni.

"[Rekaman paling lama] yang bisa diambil tanggal 13 [Juni], itu hari keempat setelah kejadian. Jadi CCTV tidak rusak. Ada CCTV, tapi daya tampung untuk menyimpan atau DVR hanya 11 hari," tegasnya.

Polisi Klaim Afif Tewas Usai Lompat dari Jembatan

Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) bersama Komisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kompolnas) melakukan rekonstruksi peristiwa yang berkaitan dengan tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana di Kuranji, Padang, provinsi setempat. Foto: Laila Syafarud/ANTARA
Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) bersama Komisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kompolnas) melakukan rekonstruksi peristiwa yang berkaitan dengan tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana di Kuranji, Padang, provinsi setempat. Foto: Laila Syafarud/ANTARA

Dalam kasus ini, tubuh Afif ditemukan dalam kondisi tewas dengan beberapa tulang rusuk yang patah dan melukai paru-parunya di bawah Jembatan Kuranji. Menurut Suharyono, luka itu didapatkan diduga karena Afif melompat dari jembatan setelah kepergok polisi yang sedang merazia tawuran.

Sebelum melompat, kata Suharyono, Afif sempat mengajak rekannya, Aditia, namun ditolak. Aditia adalah salah satu saksi kunci dalam kejadian ini.

"Afif Maulana mengajak lompat, 'Bang kita melompat saja', dijawab Aditia, 'Jangan lompat, kita menyerahkan diri saja'. Upaya mengajak sudah jelas, upaya ingin melompat sudah jelas, upaya ditolak ajakan itu sudah jelas," tutur Suharyono.

Saat Aditia ditangkap oleh polisi yang merazia tawuran, Aditia sempat melaporkan jika ada temannya yang melompat dari jembatan. Namun polisi saat itu tidak percaya karena posisi jembatan yang sangat tinggi jaraknya dari sungai.

"Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi 'Pak teman saja tadi ada melompat'. Polisinya menjawab tidak mungkin, dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Ini kami meluruskan sesuai fakta, tidak asumsi atau mengada," tutur Suharyono.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: