terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Pengamat: UNHCR Harusnya Diultimatum, Pindahkan Kantor ke Tempat Terpencil - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pengamat: UNHCR Harusnya Diultimatum, Pindahkan Kantor ke Tempat Terpencil
Jun 30th 2024, 12:03, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS

Kondisi tenda pengungsi warga negara asing (WNA) di depan kantor UNHCR, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (30/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Kondisi tenda pengungsi warga negara asing (WNA) di depan kantor UNHCR, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (30/6/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan

Ramai tenda gunung pengungsi WNA berdiri di antara gedung tinggi Kuningan, Jakarta Selatan. Keberadaan para pengungsi dari negara konflik itu telah meresahkan masyarakat, namun belum ada pihak yang berhasil membubarkannya.

Penasihat bidang hubungan internasional dan kebijakan publik sekaligus pendiri Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja, mendorong relokasi kantor UNHCR jika pihaknya tak kunjung berhasil menertibkan para pengungsi.

"Jika dalam kurun waktu yang ditetapkan tidak bisa menertibkan pengungsi kembali ke tempat-tempatnya dan menuju tujuan, maka kantor UNHCR harus dipindah ke lokasi terpencil, tidak di perkotaan," tulis Dinna kepada kumparan, Minggu (29/6).

Menurutnya, UNCHR harus diberi peringatan dan proses mengurangi tumpukan pengungsi di Indonesia perlu dibicarakan lebih tegas.

"Menurut saya UNHCR harus diultimatum, karena Indonesia bukan negara penandatangan konvensi refugees maka Indonesia tidak bisa dibebani urusan penanganan pengungsi," tuturnya.

Dinna juga menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah pusat dalam menyelesaikan permasalahan ini.

"Ini tanggung jawab pemerintah pusat, bukan pemda. Bukan pula sektoral kementerian," tulis Dinna.

Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Pemprov DKI Jakarta telah membentuk Tim Penanganan Pengungsi Luar Negeri untuk menangani pengungsi di pinggir jalan tersebut. Tim itu terdiri dari Pemprov DKI, Imigrasi, kementerian terkait, serta kepolisian, dan bekerja sama dengan UNHCR.

Plh Kasatpol PP Jakarta Selatan, Rahmat Efendi Lubis, mengeklaim timnya sudah sering memindahkan para pengungsi ke Rumah Dinas Imigrasi Jakarta Barat.

Namun, para pengungsi memilih untuk kembali. Seiring berjalannya waktu, jumlah pengungsi pun terus bertambah.

Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Menurut Rahmat, Pemprov DKI tak bisa bergerak sendiri untuk menangani masalah ini. Sebab, persoalan pengungsi WNA sudah menjadi isu internasional.

"Jadi mungkin dari pihak UNHCR juga sudah kewalahan. Kemudian Pemprov juga harusnya bisa dibantu oleh kementerian juga, ada Kemenlu, ada Kemendagri, sama Ditjen Imigrasi Kemenkumham," ungkap Rahmat saat dihubungi, Kamis (27/6).

kumparan telah mencoba menghubungi pihak UNHCR sejak Kamis (27/6), namun belum ada jawaban.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: