terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Saling Serang dalam Debat Panas Kamala Harris vs Trump di Pilpres AS - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Saling Serang dalam Debat Panas Kamala Harris vs Trump di Pilpres AS
Sep 12th 2024, 05:30, by Andreas Ricky Febrian, kumparanNEWS

Kamala Harris dan Donald Trump. Foto: AFP dan Reuters
Kamala Harris dan Donald Trump. Foto: AFP dan Reuters

Kamala Harris akhirnya bersua dengan Donald Trump dalam lanjutan debat pilpres AS 2024, Selasa (10/9) waktu setempat. Sejak awal dimulainya debat, keduanya sudah saling serang.

Kamala menyerang Trump, bahwa AS mengalami inflasi terburuk pada masa pemerintahannya, sementara Trump menuding Kamala dan Partai Demokrat adalah penyebab dirinya ditembak.

Seperti apa saling serang tersebut, berikut kumparan rangkum:

Serangan Perdana Kamala ke Trump saat Debat: Inflasi Terburuk dalam Sejarah AS

Pada permulaan debat, Kamala untuk pertama kalinya 'menyerang' Trump. Ia menyinggung kebijakannya saat menjabat sebagai presiden AS.

Kamala mengatakan, pemerintahan Joe Biden harus membersihkan 'kekacauan' yang ditinggalkan Trump setelah lengser. Inflasi terburuk dalam sejarah AS terjadi saat Trump berkuasa.

"Donald Trump meninggalkan kita pengangguran terburuk sejak The Great Depression (fenomena kelumpuhan ekonomi dunia di awal abad 20). Epidemi kesehatan masyarakat terburuk dalam satu abad (dan) serangan terburuk terhadap demokrasi kita sejak Perang Saudara, dan apa yang telah kita lakukan adalah membersihkan kekacauan Donald Trump," ujar Kamala dalam debatnya.

Kamala Tantang Trump saat Debat: Kini Lawan Anda Bukan Biden, tapi Saya

Tantangan itu bermula saat Trump terus-terusan menyerang kebijakan Biden di depan Kamala. Salah satunya adalah ketidakmampuan Biden bernegosiasi dalam perang Rusia-Ukraina.

Trump menyebut Biden tak bisa bernegosiasi dengan Putin untuk menghentikan perang.

"Di mana presiden kita? kita bahkan tak tahu apakah dia benar-benar Presiden AS atau tidak," kata Trump.

Calon presiden AS Kamala Harris menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Calon presiden AS Kamala Harris menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS

"Mereka mendepaknya dari kampanye seperti anjing," tambahnya.

Komentar tersebut kemudian dijawab Kamala.

"Saat ini Anda tidak sedang melawan Biden, lawan Anda saat ini adalah saya," kata Kamala kepada Trump.

Pada Juli lalu, Biden menyatakan mundur dari pencalonannya sebagai capres. Biden lalu memberi dukungan kepada Kamala Harris untuk maju di Pilpres AS 2024.

Kamala Tuduh Trump Gunakan Isu Ras untuk Pecah Belah Warga AS

Beberapa hari setelah Kamala Harris resmi menjadi kandidat presiden Partai Demokrat menggantikan Joe Biden, Trump mengeluarkan pernyataan mengejutkan dengan menyebut Kamala, yang merupakan keturunan Asia Selatan dan Jamaika Hitam, sebenarnya bukan orang Afrika-Amerika.

Dalam debat kedua Presiden Amerika Serikat pada Rabu (11/9), moderator David Muir, menanyakan alasan Trump menyinggung identitas ras lawannya.

"Mengapa Anda merasa bahwa mempertimbangkan identitas ras lawan Anda merupakan hal yang penting?" tanya Muir.

Trump kemudian menjawab, "Saya tidak peduli, dan saya tidak peduli. Saya tidak peduli dia apa. Anda membuat masalah besar dari sesuatu, saya tidak peduli, apa pun yang dia inginkan tidak masalah bagi saya."

Saat Kamala diminta memberikan tanggapan, ia langsung menekankan bahaya retorika Trump.

"Sejujurnya, saya pikir sangat tragis bahwa kita memiliki seseorang yang ingin menjadi presiden yang secara konsisten, selama kariernya, berusaha menggunakan ras untuk memecah belah rakyat Amerika," kata Kamala.

Bagi Kamala, alangkah baiknya seorang pemimpin melihat suatu kesamaan dari keberagaman, dibanding memecah belah dengan isu rasial.

"Saya yakin bahwa sebagian besar dari kita tahu bahwa kita memiliki lebih banyak kesamaan daripada perbedaan," tegasnya kepada Trump.

Kamala Terus Geleng-geleng Kepala saat Diserang Trump soal Aborsi

Saat debat, Trump membela keputusannya untuk mendukung larangan aborsi enam minggu yang akan dilakukan dalam pemungutan suara di Florida. Padahal, sebelumnya ia mengatakan hal sebaliknya.

Dalam debat yang masih berlangsung, Trump juga mengecam "Demokrat itu radikal" dalam kebijakan aborsi mereka.

Trump pun menyerang calon wakil presiden Kamala Harris, Tim Walz, atas pendiriannya tentang aborsi, dengan mengeklaim bahwa Walz mendukung eksekusi setelah kelahiran.

Calon presiden AS Kamala Harris saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Calon presiden AS Kamala Harris saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS

Selama Trump menyampaikan argumennya, Kamala terus-menerus menggelengkan kepala.

Pembawa acara ABC News Live Linsey Davis membantah klaim tersebut, dengan mengatakan, "Tidak ada negara bagian di negara ini yang melegalkan pembunuhan bayi setelah lahir".

Kamala Sebut Trump Bahan Tertawaan Pemimpin Dunia: Anda Memalukan!

Kamala Harris menyampaikan pandangan yang ia dapat soal Trump, kala bertemu dengan para pemimpin dunia. Dari pengalaman tersebut, Kamala mendapat kesimpulan bahwa Trump adalah pemimpin yang memalukan.

"Saya telah berkeliling dunia sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat, dan para pemimpin dunia mentertawakan Donald Trump," kata Kamala saat debat berlangsung.

"Saya telah berbicara dengan para pemimpin militer, beberapa di antaranya pernah bekerja dengan Anda, dan mereka mengatakan Anda memalukan," tambah Kamala sambil menoleh ke arah Trump.

Penutup Kamala dalam Debat, Kita Tidak Akan Mundur

Kamala yang mantan jaksa agung California, hingga senator AS itu bilang tak gentar dengan Trump.

"Kita tidak akan mundur," katanya.

Calon presiden AS Kamala Harris dan Calon presiden AS Donald Trump saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Calon presiden AS Kamala Harris dan Calon presiden AS Donald Trump saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS

"Dan saya percaya bahwa rakyat Amerika Serikat tahu bahwa kita semua memiliki lebih banyak kesamaan daripada apa yang memisahkan kita, dan kita dapat memetakan jalan baru ke depan," tegasnya.

Cerocos Trump di Debat Pemilu: Imigran Makan Kucing Peliharaan

Isu imigran yang makan hewan peliharaan memang sering digaungkan pasangan Trump dan JD Vance. Saat debat, Trump kembali menyinggungnya.

Trump gembar-gembor soal imigran di Kota Springfield, Ohio, yang memakan kucing.

"Mereka (imigran) makan anjing, makan kucing, makan hewan peliharaan milik penduduk di sana," kata Trump.

"Ini yang sedang terjadi di negara kita, dan ini memalukan," ujar Trump.

Tapi, moderator debat menyanggah pernyataan Trump. Katanya, tudingan Trump tak terbukti.

"Anda (Trump) menyebut Springfield, Ohio, dan ABC News sudah mengontak pengurus kota (city manager) di sana, tapi dia bilang ke kami bahwa tidak ada laporan kredibel soal hewan peliharaan yang dilukai oleh komunitas imigran," ujar moderator.

Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Alex Brandon/AP Photo
Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Alex Brandon/AP Photo

Trump Sebut Kamala dan Demokrat Penyebab Dirinya Ditembak saat Kampanye

FBI masih belum bisa menyimpulkan motif penembakan terhadap Trump, di Pennsylvania 14 Juli lalu.

Tapi, Trump menyebut pemicunya adalah pernyataan Kamala dan anggota partai Demokrat, yang menyebut Trump sebagai ancaman demokrasi.

"Saya mungkin tertembak di kepala karena hal-hal yang mereka katakan tentang saya. Mereka berbicara tentang demokrasi, saya adalah ancaman bagi demokrasi, mereka (Partai Demokrat) adalah ancaman bagi demokrasi," kata Trump.

Trump Masih Ogah Akui Dirinya Kalah di Pemilu AS 2020

Sebelum debat segmen pertama berakhir, Trump membantah mengakui bahwa dirinya kalah dalam Pemilu AS 2020 lalu.

Trump membantah pernyataannya baru-baru ini yang tampaknya mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2020, termasuk komentar bahwa ia 'kalah tipis'.

"Saya mengatakan itu?" kata Trump.

"Apakah Anda sekarang mengakui bahwa Anda kalah pada tahun 2020?" tanya moderator ABC News David Muir.

"Tidak, saya sama sekali tidak mengakui itu," katanya.

Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Alex Brandon/AP Photo
Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Alex Brandon/AP Photo

Trump berkata, ia tak secara sengaja mengakui bahwa ia mengalami kekalahan.

"Itu dikatakan dengan nada sarkastis," sambungnya.

Usai kekalahannya dari Biden pada Pemilu 2020, Trump memang tak pernah mengakuinya. Melalui unggahannya di Twitter (sekarang X), tepat setelah Pemilu 2020 berakhir, Trump menyebut bahwa ada kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu tersebut.

"Pemilu curang, kami akan menang," kata Trump di akun X nya.

Pernyataan Penutup Trump pada Debat: Kamala Harris Wapres Terburuk

Pada pesan penutupnya, Trump menyerang Kamala Harris dengan keras. Ia menyebutnya sebagai duet (presiden-wakil presiden) terburuk sepanjang sejarah AS.

"Presiden terburuk. Wakil Presiden terburuk dalam sejarah negara kita," ucap Trump dalam debat yang berlangsung di Philadelphia, Amerika Serikat, Selasa (10/9) waktu setempat.

Trump menyinggung riwayat Kamala selama menjabat sebagai wapres 3 setengah tahun terakhir. Mulai dari isu soal imigran, ekonomi, hingga terkait peran AS di Afghanistan.

Mantan Presiden AS ini pun mempertanyakan komitmen Kamala atas janji-janjinya bila dia terpilih sebagai menjadi orang nomor satu.

"Dia akan melaksanakan seluruh hal indah ini. Tapi mengapa dia belum melakukannya? Dia sudah 3 setengah tahun menjabat," kata Trump dengan nada sarkasme.

Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: SAUL LOEB / AFP
Calon presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: SAUL LOEB / AFP

Beda Jawaban Kamala Harris dan Donald Trump Soal Gencatan Senjata di Israel

Kedua kandidat presiden AS ini menyampaikan pandangan mereka terkait gencatan senjata di Israel. Kamala mendukung two-state solution, sementara Trump merasa hal itu bisa dihindari jika ia masih menjabat sebagai presiden.

Berikut jawaban keduanya, soal konflik Israel-Palestina:

Jawaban Kamala.

"Kini, Israel memiliki hak untuk membela diri dan bagaimana cara melakukannya penting. Karena memang benar, terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh, anak-anak, ibu-ibu. Yang kita tahu adalah bahwa perang ini harus diakhiri. Dan cara untuk mengakhirinya adalah kita memerlukan kesepakatan gencatan senjata, dan kita perlu mengeluarkan para sandera, jadi kita akan terus bekerja sepanjang waktu untuk itu. Kita harus memetakan arah menuju two-state solution, dan dalam solusi itu, harus ada keamanan bagi rakyat Israel dan Israel, dan ukuran yang sama bagi Palestina," tutur Kamala.

Jawaban Trump.

"Jika saya menjadi presiden, itu tidak akan pernah terjadi. Jika saya menjadi presiden, Rusia tidak akan pernah, tidak akan pernah, saya mengenal Vladimir Putin dengan sangat baik. Ia tidak akan pernah. Tidak ada ancaman itu juga," kata Trump.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: