terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
CSIS Sarankan Target Makan Bergizi Gratis Dievaluasi Agar Tak Bebani APBN - my blog
Oct 25th 2024, 13:18, by Moh Fajri, kumparanBISNIS
Direktur Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, menilai target program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dievaluasi kembali. Ia mengingatkan jangan sampai nantinya MBG terlalu membebani anggaran negara.
"Jadi kita harus coba cari cara-cara di mana free meal program ini, makan bergizi itu, itu diberikan kepada targeted audience juga. Ada semacam pemilihan-pemilihan agar supaya bisa dari sisi anggarannya menjadi lebih tidak terlalu memberatkan," ungkap Yose dalam CSIS Media Briefing: Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan pada Jumat (25/10).
Selain soal target yang harus dikaji ulang, Yose melihat perlu ada pengawasan yang maksimal dalam operasional program Makan Bergizi Gratis.
"Pertama dari sisi delivery-nya, dari sisi bagaimana ini bisa dijalankan operasionalnya. Dan jangan sampai kemudian terjadi kebocoran-kebocoran yang memang juga sudah disebutkan atau diwanti-wanti oleh Pak Presiden," ujar Yose.
Yose melihat saat ini ruang fiskal yang dimiliki pemerintah sudah cukup sempit. Untuk itu, ia menyarankan pemerintah mengkaji ulang subsidi-subsidi yang ada.
Yose juga menyinggung soal subsidi energi yang telah memakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 15 persen. Ia menegaskan perlu reformasi subsidi agar subsidi lebih terarah.
"Subsidi itu harus lebih terarah. Sehingga ada kemungkinan juga atau salah satu hal yang bisa dilakukan adalah melakukan reformasi terhadap subsidi energi yang saat ini memegang porsi sangat besar sekali di dalam APBN hingga sekitar 15 persen," tutur Yose.
"Dan reformasinya itu membuat subsidi-nya tadi menjadi lebih terarah dan juga mengenai sasaran. Sambil tentunya itu membuka juga fiscal space yang ada, yang tersedia," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar