terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Repotnya Politik RI: Artis Tak Tonjolkan Visi-misi, Kader Bagus tapi Tak Populer - my blog
Jul 10th 2024, 00:10, by Ochi Amanaturrosyidah, kumparanNEWS
Beberapa pemilu terakhir, proses pemilihan 'dimeriahkan' dengan kehadiran kandidat dari kalangan artis. Misalnya saja di Pemilu 2024 ini, nama presenter sekaligus komika Marshel Widianto hingga Nagita Slavina muncul di bursa calon wakil wali kota dan wakil gubernur.
Marshel diusung oleh Gerindra untuk maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi Riza Patria di Pilwalkot Tangerang Selatan. Sedangkan Nagita diusulkan oleh PKB untuk mendampingi Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai kemunculan artis di ajang politik kerap dianggap sebagai jalan pintas untuk memenangkan kontestasi. Sebab mereka dianggap sudah punya bekal magnet elektoral dengan popularitasnya.
"Meski dalam praktiknya, tidak ada jaminan popularitas akan mengunci kemenangan. Sudah banyak contoh kasus artis di pilkada yang keok dan kalah," ucap Adi kepada kumparan, Selasa (9/7).
Ia memberikan contoh, misalnya saja presenter Andre Taulany yang pernah mencoba maju di Pilkada Tangsel pada 2010 lalu mendampingi Arsid. Selain itu ada pula aktor kawakan Rano Karno yang pernah maju di Pilgub Banten. Dua-duanya kalah.
Sebenarnya memilih dan dipilih adalah hak politik semua orang. Namun, menurut Adi, kerap kali calon dari kalangan artis tak menonjolkan visi misi apa yang akan mereka bawa jika terpilih sebagai kepala daerah.
"Yang mengemuka hanyalah gimmick politik dengan tebar pesona jualan kecantikan, kegantengan, atau kelucuan saja. Hanya itu modal artis untuk menang," ucap Adi.
Adi menyebut, jika mau jujur, secara kapasitas maupun kompetensi, ada banyak kader partai yang lebih layak diusung untuk maju di pemilu. Sayangnya kerap kali mereka kalah populer sehingga harus menguburkan mimpi maju di pilkada.
"Tapi karena tak populer, karena tak cantik, karena tak ganteng, karena tak lucu sang kader yang kompeten itu harus mengubur mimpinya maju pilkada," tuturnya.
Saat ini, Adi mengakui, banyak partai yang mengalami krisis kader populer. Yang punya kemampuan bagus mungkin banyak, namun mereka masih kurang populer sehingga tak diusung untuk maju.
"[Mereka harus] aktif blusukan, rajin tampil di media, rajin bikin konten politik di medsos pribadinya [untuk menaikkan popularitas]," kata Adi.
"Inilah repotnya politik kita saat ini. Selain dituntut punya kapasitas dan kompetensi, tapi dipaksa juga jadi orang populer dan disukai pemilih."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar