terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
OJK: Utang Warga RI di Paylater Tembus Rp 6,81 Triliun per Mei 2024 - my blog
Jul 8th 2024, 22:19, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding piutang pembiayaan perusahaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau bayar nanti capai Rp 6,81 triliun per Mei 2024.
Kepala Eksekutif Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya (OJK), Agusman, mengatakan nilai tersebut meningkat 33,64 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Total penyaluran piutang pembiayaan BNPL per Mei 2024 meningkat 33,64 persen secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi sebesar Rp6,81 triliun," ujar Agusman dalam keterangan tertulis, Senin (8/7).
Agusman mengatakan, pertumbuhan ini diiringi oleh profil risiko pembiayaan, yang mana Non Performing Financing (NPF) Gross sebesar 3,22 persen dan NPF Netto sebesar 0,84 persen.
"Pembiayaan BNPL di Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup besar sejalan dengan perkembangan perekonomian berbasis digital," kata Agusman.
Adapun terkait aturan paylater, Agusman mengatakan masih dalam kajian. Hal ini seiring dengan tumbuh dan berkembangnya layanan BNPL, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan inklusi keuangan di tanah air.
"Kajiannya antara lain mengenai persyaratan perusahaan pembiayaan yang menyelenggarakan kegiatan paylater, kepemilikan sistem informasi, pelindungan data pribadi, rekam jejak audit, sistem pengamanan, akses dan penggunaan data pribadi, kerja sama dengan pihak lain, manajemen risiko," ujar Agusman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar