terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Produsen Elektronik Dyson PHK 1.000 Karyawan di Inggris - my blog
Jul 10th 2024, 09:53, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS
Produsen elektronik Dyson melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.000 pekerja di Inggris atau seperempat dari tenaga kerjanya di negara tersebut. Mengutip Reuters, Rabu (10/7), langkah ini dilakukan oleh Dyson sebagai bagian dari restrukturisasi global.
CEO Dyson, Hanno Kirner, mengatakan Dyson kini telah tumbuh dengan cepat. Seperti perusahaan skala global umumnya, penting bagi Dyson untuk melakukan peninjauan struktur global sebagai strategi menghadapi dinamika bisnis di masa depan.
"Karena itu, kami mengusulkan perubahan pada organisasi kami, yang dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja," kata Hanno.
Menurut dia, persaingan pasar global menurut dia kini semakin ketat dan kompetitif yang mengharuskan pelaku usaha untuk inovatif.
"Kami tahu bahwa kami selalu perlu menjadi wirausahawan dan tangkas, prinsip yang bukan hal baru bagi Dyson," tambah Hanno.
Dyson didirikan oleh James Dyson, penemu pembersih tanpa kantong, mempekerjakan 3.500 orang di Inggris, termasuk di pusat Research and Development (R&D) di Malmesbury, Inggris bagian barat.
Selain pembersih siklonik revolusionernya, Dyson juga membuat pembersih udara, pengering rambut, dan peralatan lainnya.
Perusahaan mulai memindahkan produksi dari Malmesbury ke Malaysia pada tahun 2002, dan membuka pabrik di Singapura pada tahun 2013 untuk membuat motor digital.
Pada tahun 2019, perusahaan memindahkan kantor pusatnya ke Singapura. Tujuannya agar lebih dekat dengan lokasi manufaktur dan pasar Asia yang menyumbang sebagian besar penjualannya.
Langkah tersebut dinilai kontroversial mengingat dukungan James Dyson terhadap Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada 2016. Namun, mengeklaim keputusan tersebut tidak ada hubungannya dengan Brexit.
Dyson terus berinvestasi dalam sektor riset serta desain produk di Inggris, termasuk menggarap proyek kendaraan listrik hingga menanggalkan proyek ini pada 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar