terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Sultan HB X Kritik Proyek di DIY yang Abaikan Kondisi Tanah: Diberi Tahu, Ngeyel - my blog
Jan 20th 2025, 15:37, by Pandangan Jogja Com, Pandangan Jogja
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengingatkan bahwa struktur tanah di DIY dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik Merapi yang menciptakan lapisan lava di bawah permukaan. Sehingga setiap pembangunan infrastruktur harus direncanakan dengan matang.
Meski demikian, menurutnya masih ditemukan pihak yang menurutnya ngeyel mengenai hal tersebut.
"Jangan beranggapan bahwa membangun di Jogja itu tanah padat seperti daratan biasa, tapi penuh dengan lava yang memang proses Merapi itu seperti itu," kata Sultan HB X, dalam sambutannya pada acara Tanam Bersama Pohon Langka oleh Keraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama di Sleman, Senin (20/1).
"Sehingga kalau bangun itu hati-hati karena belum tentu yang kita keduk (gali) itu tanahnya, tapi pengalaman yang terjadi kalau kita beri tahu itu sering ngeyel gitu ya mungkin merasa lebih tahu," tambahnya.
Dua contoh kurangnya pengenalan karakteristik tanah menurutnya adalah pembangunan kabel bawah tanah di kawasan Tugu Jogja dan Underpass Kentungan, Sleman.
"Contoh saja pada waktu menanam kabel di bawah, tidak di atas ya. Pada waktu digali itu ya gerowong di dalam. Ada yang gerowong tapi ditutup dulu, belum ada baja yang untuk galian terus di atas jadi jembatan karena ada baja lembaran yang dipasang untuk lewat kendaraan," jelas Sultan.
Namun, Sultan melanjutkan, baja lembaran yang digunakan sebagai penopang tersebut justru tidak dikembalikan setelah proses pemasangan kabel selesai. Hal ini berdampak pada stabilitas tanah di sekitar lokasi.
"Dulu kan tidak ada, itu yang ada adalah lembaran-lembaran kuningan yang ditata di situ supaya bisa untuk lalu lintas. Tapi pada waktu setelah digali, kabel-kabel dimasukkan, yang kuningannya karena laku, tidak dikembalikan. Sehingga ya setiap di sebelah selatan Tugu itu begitu kendaraan banyak yang lewat, diperbaiki lagi," ungkap Sultan.
Pada kasus pembangunan underpass Kentungan, air selalu merembes di underpass karena mengganggu perputaran air di wilayah tersebut.
"Ya mungkin saya bukan insinyur, akhirnya keluar air betul. Jadi kalau lewat underpass itu kan jadi begitu masuk terowongan itu kan ada air yang tidak akan pernah bisa ditutup," ungkap Sultan.
Ia berharap setiap perencanaan pembangunan khususnya di wilayah Malioboro dapat berkoordinasi dengan pemerintah. Dengan pemahaman yang lebih baik, Sultan berharap permasalahan yang terjadi di masa lalu tidak terulang kembali, sehingga infrastruktur di Yogyakarta dapat dibangun secara lebih berkelanjutan.
"Harapan saya bagi mereka yang akan membangun di kawasan Malioboro dan sekitarnya itu bisa koordinasi agar tidak menemui hal-hal yang tidak bisa kita ketahui," kata Sultan.
"Hanya untuk menjaga lingkungan saja, bukan mempersulit," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar