terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Bahlil Incar Konsumsi Listrik 6.000 kwh/Kapita Agar Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen - my blog
Jan 20th 2025, 13:28, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menargetkan konsumsi listrik bisa mencapai 6.000 sampai 6.500 kwh per kapita untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Untuk bisa pertumbuhan ekonomi kita 8 persen maka kita dorong menjadi 6.000 sampai 6.500 per kapita Ini yang kita lakukan," jelas Bahlil dalam sambutannya dalam peresmian PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat pada Senin (20/1).
Bahlil menjelaskan konsumsi listrik masyarakat saat ini hanya ada di kisaran 4.500 sampai Rp5.000 kwh per kapita.
Ke depan, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), jumlah kapasitas pembangkit listrik yang akan ditambah adalah 71 gigawat (GW). Mendukung rencana tersebut nantinya penambahan jaringan listrik juga akan dibangun dengan panjang 8 ribu kilometer (Km).
"Dengan jaringan kurang lebih sekitar 48 ribu kilometer circuit. 48 ribu kilometer circuit itu kalau dia berbanding lurus Itu kurang lebih sekitar 8 ribu kilometer," jelas Bahlil.
Menurut Bahlil, keberadaan jaringan sangat penting untuk mendukung keberadaan pembangkit. Hal ini agar listrik dapat tersalurkan ke segala lapisan masyarakat.
"jangan sampai PLTU-nya dibangun, jaringannya tidak ada. Ini akan tidak sinkron dengan perencanaan atau orang Papua bilang latihan lain, main lain. Ini yang biasa bikin rusak PLN ini. Biasa bikin rugi ini," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar