terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Suka Cita Jemaah Haji Aceh Terima Rp 6,5 Juta dari Wakaf Habib Bugak Asyi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Suka Cita Jemaah Haji Aceh Terima Rp 6,5 Juta dari Wakaf Habib Bugak Asyi
Jun 3rd 2024, 05:52, by Salmah Muslimah, kumparanNEWS

4716 jemaah asal Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Minggu (2/6/2024) Foto: Salmah Muslimah/kumparan
4716 jemaah asal Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Minggu (2/6/2024) Foto: Salmah Muslimah/kumparan

Sebanyak 5.850 orang menerima dana wakaf dari Baitul Asyi--lembaga yang mengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, seorang warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada era 1.800-an. 5.850 orang itu terdiri dari 4.716 jemaah haji asal Aceh, ditambah 1.134 tenaga musiman (temus) dan mahasiswa asal Aceh.

Pembagian dana itu dilakukan usai salat Asar di Baitul Asyi Misfalah, Makkah (2/6). Pembagian dana dibagi menjadi beberapa tahap. Untuk awal, dibagi kepada jemaah kloter 2. Masing-masing jemaah mendapatkan 1.500 riyal atau Rp 6,5 juta dan satu mushaf Al-Quran.

Para warga aceh mengaku senang dan terharu menerima wakaf ini. Seperti yang diungkapkan oleh Cut Halimatussadiah (53) jemaah asal Bireuen, Aceh. Dia mengaku senang dan terharu mendapatkan wakaf dari nenek moyang mereka. Wakaf itu katanya akan digunakan untuk hal yang bermanfaat.

"Terharu senang alhamdulillah. Uangnya mau diwakafin lagi, berbagi ke orang lain," ucap Halimatussadiah.

4716 jemaah asal Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Minggu (2/6/2024) Foto: Salmah Muslimah/kumparan
4716 jemaah asal Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Minggu (2/6/2024) Foto: Salmah Muslimah/kumparan

Hal yang sama diungkapkan oleh Khalidin, jemaah kloter 2 asal Bireuen. Dia mengatakan menerima wakaf bersama ibunya juga. Hasil wakaf Alquran akan disumbangkan ke Masjidil Haram.

"Saya sangat senang. Untuk mama bilang Alqurannya mau diwakafkan ke Masjidil Haram," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Pemerintah Aceh, Yusrizal mengatakan pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini. Dia berharap wakaf ini bisa menjadi contoh bagi warga Aceh lain untuk terus berbuat kebaikan.

"Memotivasi kita sekalian untuk tetap berwakaf sekecil apa pun dalam bentuk apa pun," ucap Yusrizal di lokasi pembagian wakaf.

Yusrizal mengatakan, pemerintah Aceh awalnya mendata warganya yang akan pergi haji tahun ini. Data tersebut lalu dikirimkan ke nadzir atau pengelola wakaf. Setelah itu data tersebut akan diproses untuk pemberian wakaf yang dilakukan setiap setahun sekali setiap musim haji.

Setelah dilakukan pendataan, pemerintah Aceh akan memberikan kartu kepada para penerima wakaf sebelum mereka berangkat ke Makkah. Kartu tersebut harus dibawa untuk ditukarkan saat menerima wakaf.

"Pembagian wakaf ini ada kartunya dari Pemerintah Aceh," ucapnya.

4716 jemaah asal Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Minggu (2/6/2024) Foto: Salmah Muslimah/kumparan
4716 jemaah asal Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi di Makkah, Minggu (2/6/2024) Foto: Salmah Muslimah/kumparan

Sementara itu Syekh Abdul Latif Baltou selaku Nadzirwakaf Habib Bugak Asyi, mengatakan Habib Bugak sangat cinta kepada warga Aceh sehingga wakaf ini masih berlangsung meski 200 tahun sudah berlalu.

"Habib Bugak sangat cinta kepada kita semua. Maka dari itu berdoalah (untuk beliau)," ucap Syekh Abdul.

"Posisi kita sekarang sebagai tamu Allah. Apa yang kita doakan Allah akan kabulkan doa kita. Apa yang kita minta Allah kabulkan doa kita. Yang menurut kita mustahil, bagi Allah tidak mustahil," imbuhnya.

Dia juga berpesan kepada para jemaah haji asal Aceh untuk selalu menjaga waktu. Manfaatkan waktu selama di Tanah Suci ini untuk beribadah dan berbuat kebaikan.

"Kalau lah di negeri kita di Aceh kita banyak makan, banyak bicara. Tetapi ketika kita berada di Kota Makkah sedikitkanlah hal itu. Perbanyaklah ketaatan kepada Allah SWT," katanya.

Sejarah wakaf Baitul Asyi

Dikutip dari website Kemenag, wakaf itu berawal dari ikrar yang dilakukan oleh Habib Bugak Al Asyi dua abad lalu. Kala itu pada tahun 1800-an, Habib Bugak yang berasal dari Arab Saudi pergi ke Aceh.

Saat berada di Aceh, Habib Bugak memiliki gagasan untuk mengumpulkan uang untuk membeli tanah di Makkah untuk diwakafkan kepada jemaah haji asal Aceh. Dana tersebut berasal dari uang Habib Bugak dan juga urunan dari masyarakat Aceh kala itu.

Pada masa lalu perjalanan haji dilakukan menggunakan kapal laut, yang memakan waktu berbulan-bulan bahkan sampai tahunan. Tak sedikit pula jemaah haji yang kemudian menetap di Arab Saudi.

Saat itu bahkan belum ada Kerajaan Arab Saudi seperti sekarang ini. Indonesia juga belum terbentuk. Makkah masih dikuasi Turki Ustmani.

Ketika Habib Bugak berangkat ke Tanah Suci, dia sudah membawa bekal dana untuk wakaf. Dan begitu sampai, niatan wakaf itu direalisasikannya. Dia membeli tanah yang lokasinya kala itu persis di samping Masjidil Haram.

Di atas tanah itu didirikan penginapan untuk menampung jemaah asal Aceh. Jemaah tak lagi bingung mencari tempat tinggal selama berada di Makkah.

Ketika Turki pergi, pemerintahan berganti. Pemerintah kala itu kemudian melakukan penataan dan perapian administrasi. Setiap tanah termasuk tanah wakaf harus ada penanggungjawabnya. Harus ada satu nama yang bertanggung jawab.

Para tokoh yang ikut menyumbang dana untuk tanah wakaf itu kemudian bersepakat agar Habib Bugak menjadi penanggung jawab dari tanah itu. Habib Bugak sempat menolak karena takut di kemudian hari dana wakaf diambil keluarganya. Sebab dia ingin dana wakaf ini murni digunakan untuk kepentingan jemaah Aceh.

Akhirnya di depan mahkamah pencatatan wakaf, dimasukkanlah syarat mengenai penggunaan tanah wakaf itu maupun hasil uang dari pengelolaannya. Habib Bugak--yang akhirnya setuju namanya dipakai sebagai penanggung jawab--dalam ikrarnya menyatakan bahwa wakaf itu hanya diperuntukkan kepada jemaah asal Aceh.

Syarat wakaf itu mengingat hanya untuk jemaah haji asal Aceh. Baik mereka yang sudah menjadi warga negara di Saudi maupun yang statusnya mukimin.

Lalu saat Masjidil Haram direnovasi, tanah wakaf ini termasuk digunakan untuk perluasan lintasan thawaf. Oleh nadzir (pengelola) wakaf, uang ganti rugi digunakan untuk membeli dua bidang tanah di kawasan yang berjarak 500-an meter dari Masjidil Haram. Tanah itu dibangun hotel oleh pengusaha dengan sistem bagi hasil. Dari situ lah, 'bonus' untuk jemaah Aceh mengalir tiap musim haji.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: