terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Celios: 46 Persen Responden Khawatir Penyaluran Makan Bergizi Gratis Tak Efisien - my blog
Dec 30th 2024, 11:12, by Abdul Latif, kumparanBISNIS
Peneliti Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Bakhrul Fikri menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki sejumlah tantangan seperti efektivitas implementasi, keberlanjutan, transparansi pengelolaan anggaran, hingga model penyaluran MBG.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini erat kaitannya dengan pengadaan barang dan jasa. Fikri mengakui, program prioritas dari Presiden Prabowo Subianto tersebut memiliki tujuan yang baik.
Namun, rantai birokrasi yang ditawarkan oleh pemerintah, dalam hal ini penyaluran MBG, akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana potensi dari kasus korupsi.
Selain itu, instansi terkait juga sangat memungkinkan akan menjadi lumbung atau lahan basah korupsi. Terutama dalam hal pengadaan dan distribusi bahan makanan.
"Artinya bagaimana nanti rantai birokrasi yang panjang tadi dan juga keterlibatan banyak institusi pemerintah bahkan dari pusat hingga ke daerah itu juga akan membuat bagaimana kondisi korupsi yang mungkin terjadi itu," kata Fikri dalam diskusi publik dan peluncuran laporan "Yang Lapar Siapa? Yang Kenyang Siapa?" secara virtual, Senin (30/12).
Potensi korupsi ini juga dapat terjadi pada antar pejabat dan juga penyediaan bahan makanan terkait bagaimana memenangkan tender dengan harga lebih tinggi hingga penerimaan suap.
"Potensi korupsi di penyaluran MBG nanti itu kemungkinan akan terjadi sangat besar di dalam hal pengadaan dan distribusi bahan makanan. Kemudian yang kedua adalah pemalsuan data penerima manfaat," ujarnya.
Menurut Fikri, penerima manfaat dari program Makan Bergizi Gratis ini juga masih belum jelas mekanismenya dari pemerintah. Seperti persyaratan yang bisa mendapatkan program dari Makan Bergizi Gratis ini yang belum ada kepastian.
"Nah ini kan juga belum jelas ya. Artinya pemalsuan data ini juga bisa sangat besar gitu potensinya untuk dimanfaatkan dan terjadi celah korupsi di sana," katanya.
Hasil studi Celios menunjukkan bahwa 46 persen responden khawatir terhadap adanya penyaluran yang tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh adanya penyimpangan, telatnya datang makanan, korupsi, dan kekurangan nutrisi di dalam menu makanan.
"Ya, ini juga berkorelasi juga ya. Ternyata anggaran yang ditetapkan dalam satu porsi makanan dari hari ke hari ternyata berkurang dan akhirnya terakhir sekali adalah Rp 10.000," ungkap Fikri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar