terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Kenali D-MER, Kondisi Ibu Mellow dan Gelisah saat Sedang Menyusui - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kenali D-MER, Kondisi Ibu Mellow dan Gelisah saat Sedang Menyusui
Jan 4th 2025, 13:00, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM

Ilustrasi ibu gagal menyusui.. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi ibu gagal menyusui.. Foto: Shutter Stock

Menyusui adalah momen yang spesial dan penuh makna bagi ibu dan bayinya. Tidak sekadar memberikan nutrisi penting bagi bayi, tetapi proses menyusui juga ikut menciptakan momen bonding antara ibu dan bayi.

Tetapi, dalam proses menyusui, tidak sedikit ibu yang tiba-tiba mengalami perasaan sedih, cemas, bahkan sampai menangis. Padahal, tidak ada sesuatu yang buruk terjadi. Kok bisa, ya?

Munculnya perasaan-perasaan negatif saat menyusui bayi ternyata disebut juga dengan Dysphoric Milk Ejection Reflex (D-MER). Dikutip dari Cleveland Clinic, ibu yang mengalami kondisi ini akan merasakan timbulnya perasaan negatif yang kuat tepat sebelum ASI mulai keluar dari payudara, baik saat menyusui langsung atau memompa ASI.

D-MER sebenarnya berlangsung cepat, hanya sekitar 1-2 menit saja. Tetapi, bila Anda sampai mengalaminya, maka bisa menyebabkan ketidakbahagiaan yang intens (disforia) dan emosi tidak menyenangkan lainnya.

Tidak hanya ketika proses menyusui, D-MER juga dapat muncul ketika payudara Anda secara tidak sengaja mengeluarkan ASI di luar waktu menyusui.

Penelitian tentang kondisi ini masih terbatas. Tetapi, peneliti menemukan bahwa D-MER merupakan sesuatu yang refleks terjadi dan tidak dapat dikendalikan.

Lantas, apa sih penyebabnya?

Diperkirakan D-MER terjadi akibat hormon di dalam tubuh selama menyusui bayi. Ini terjadi secara fisik dan bukan psikologis, sehingga tidak ada hubungannya dengan nyeri puting, pembengkakan, atau pun iritasi. Sebaliknya, D-MER merupakan reaksi tubuh terhadap keluarnya ASI karena penurunan hormon tertentu secara tiba-tiba.

Kemudian, menurut teori yang dilansir dari Australian Breastfeeding Association, D-MER terjadi akibat aktivitas hormon dopamin yang tidak tepat saat muncul refleks let-down. Refleks ini merupakan proses di mana tubuh ibu melepaskan ASI dari kelenjar susu ke saluran susu, sehingga mengalirkan ASI keluar dari payudara lalu kemudian diisap oleh bayi.

Ilustrasi ibu menyusui stres. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi ibu menyusui stres. Foto: Shutter Stock

Gejala D-MER yang Bisa Dialami Ibu Menyusui

Sebuah studi memperkirakan antara 5-9 persen ibu menyusui bisa mengalami D-MER. Meski begitu, peneliti menegaskan kondisi ini tidak terkait dengan depresi atau kecemasan pascapersalinan. Meskipun, tidak dipungkiri ada beberapa ibu menyusui yang mengalaminya karena dua masalah kesehatan mental tersebut.

Terdapat beberapa gejala umum D-MER, yang sebenarnya tidak jauh dari pikiran-pikiran negatif yang muncul dan pergi dengan cepat. Ingat, perasaan negatif ini hanya muncul sesaat sebelum Anda merasakan ASI mengalir keluar dari payudara. Setelah ASI keluar, emosi negatif itu pun akan menghilang setelah kadar hormon prolaktin dan oksitosin kembali normal.

Nah Moms, orang-orang dengan D-MER tiba-tiba dapat mengalami perasaan berikut:

  • Kesedihan dan putus asa

  • Membenci diri sendiri atau harga diri rendah

  • Perasaan takut

  • Merasa marah, sedih, dan gelisah

  • Cemas dan mudah tersinggung

Beberapa ibu menyusui dengan D-MER mungkin memiliki gejala yang ringan, misalnya hanya mengeluarkan desahan seperti kelelahan. Namun, ibu-ibu lainnya mungkin bisa mengalami gejala D-MER yang lebih parah, misalnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Kebanyakan ibu melaporkan suasana hati mereka kembali stabil dalam hitungan menit, Moms.

Gejala D-MER dapat berkurang sekitar tiga bulan setelah melahirkan, atau dapat terus berlanjut selama ibu masih menyusui. Dan akan mulai berkurang seiring bertambahnya usia si kecil.

Namun, penting diingat bahwa D-MER bersifat respons fisik dan bukan psikologis. Sehingga, tidak akan sampai menimbulkan perasaan marah dan benci pada bayi, atau pun benci pada proses menyusui.

Ilustrasi ibu stres karena ASI tidak keluar. Foto: Getty Images
Ilustrasi ibu stres karena ASI tidak keluar. Foto: Getty Images

Mungkinkah D-MER Bisa Dicegah?

Peneliti menegaskan kondisi D-MER tidak dapat dicegah. Yang terpenting adalah mengetahui gejalanya sedini mungkin, sehingga Anda tahu apa yang harus dilakukan ketika mengalaminya.

Kondisi D-MER yang ringan hingga sedang bisa diminimalisir atau diatasi lewat gaya hidup. Dan yang tidak kalah penting adalah menyadari perasaan Anda sendiri, yang mungkin bisa membantu Anda mengatasi gejalanya, lho!

Beberapa hal yang mungkin bisa membantu mengurangi gejala D-MER, antara lain:

  1. Mengalihkan perhatian saat menyusui, misalnya sambil makan camilan, menonton TV, mendengarkan musik, atau aktivitas lain yang menenangkan

  2. Hindari hal-hal yang dapat memperburuk gejala, seperti stres, dehidrasi, atau konsumsi kafein sebelum menyusui

  3. Tidur yang cukup

  4. Dekatkan tubuh pada bayi saat menyusui, sehingga dapat menurunkan kadar kortisol yang menciptakan efek menenangkan

Bila Anda merasa mengalami gejala D-MER yang cukup parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi untuk mendapat penanganan yang tepat.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: