terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Anak Berkonflik dengan Temannya, Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap? - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Anak Berkonflik dengan Temannya, Bagaimana Orang Tua Harus Bersikap?
Nov 15th 2024, 13:05, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM

Ivan Sugiamto saat dibawa dari Gedung Unit PPA ke ruang tahanan Polrestabes Surabaya, Kamis (14/11/2024). Foto:  Farusma Okta Verdian/kumparan
Ivan Sugiamto saat dibawa dari Gedung Unit PPA ke ruang tahanan Polrestabes Surabaya, Kamis (14/11/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan

Seorang pria bernama Ivan Sugiamto ditangkap polisi usai mengamuk dan memaksa seorang siswa SMA di Surabaya untuk bersujud dan menggonggong di hadapannya. Peristiwa ini terjadi di SMAK Gloria 2 Surabaya terhadap seorang siswa laki-laki berinisial EN, yang merupakan murid dari sekolah tersebut.

Kejadian yang berlangsung Senin (21/11) ini bermula saat Ivan mendatangi SMAK Gloria 2 Surabaya saat jam pulang sekolah untuk mencari EN. Alasannya, karena tidak terima anaknya yang berinisial EL murid SMA Cita Hati Surabaya diejek oleh EN saat pertandingan basket di salah satu mal di Surabaya.

Ivan kemudian menyuruh EN untuk meminta maaf di hadapannya dengan bersujud sambil menggonggong. Pihak guru SMAK Gloria 2 Surabaya dan sekuriti yang berada di lokasi berusaha menenangkan Ivan, namun pelaku masih mengamuk.

Dan pada Kamis (14/11) kemarin, Ivan telah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan oleh Polrestabes Surabaya atas kasus kasus tersebut. Meski kedua orang tua siswa sudah saling bertemu dan berdamai, namun kasus masih berlanjut.

Sebab, pihak SMAK Gloria 2 Surabaya mengadukan kejadian itu ke Polrestabes Surabaya atas dugaan perbuatan tidak menyenangkan dan pemaksaan kehendak.

Dia dijerat Pasal 80 ayat 1 Undang-undang Perlindungan Anak dan atau Pasal 335 ayat 1 ke-1 KUHP.

"Ancaman hukumannya 3 tahun penjara," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (15/11).

Nah Moms, kasus ini terjadi karena Ivan tidak terima bahwa anaknya di-bully. Tetapi, apakah boleh orang tua membela anaknya dengan cara seperti itu? Yuk, pahami penjelasan psikolog di bawah ini.

Penjelasan Psikolog soal Cara Bijak Orang Tua Membela Anak yang Dapat Perlakuan Tidak Menyenangkan

Penjelasan Psikolog soal Cara Bijak Orang Tua Membela Anak yang Dapat Perlakuan Tidak Menyenangkan. Foto: Shutterstock
Penjelasan Psikolog soal Cara Bijak Orang Tua Membela Anak yang Dapat Perlakuan Tidak Menyenangkan. Foto: Shutterstock

Sebagian orang tua mungkin akan ikut terbawa emosi saat mengetahui anaknya mendapat perlakukan tidak menyenangkan atau dirundung oleh teman-temannya.

Meski begitu, sebenarnya Anda boleh-boleh saja membela anak ketika terlibat dalam masalah pertemanan. Tetapi, tentu ada syaratnya.

"Karena siapa pun, orang tua mana pun, pasti kita rasanya ingin belain anak sekuat tenaga. Hanya saja, sebelum kita memutuskan untuk membela anak kita, ada beberapa hal yang harus kita pastikan," jelas Psikolog Klinis Anak Rumah Dandelion, Rizqina Ardiwijaya, kepada kumparanMOM.

Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membela anak?

1. Beri Kesempatan Anak untuk Selesaikan Masalah Sendiri

Jika yang terjadi adalah konflik antar-pertemanan, maka kita bisa memberikan kesempatan kepada anak kita untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dulu.

"Karena dengan menyelesaikan konfliknya sendiri, anak kita akan mengembangkan kemampuan sosio-emosinya," ucap dia.

2. Kapan Orang Tua Boleh Turun Tangan?

Anda juga perlu memperhatikan bila konflik pertemanan anak berpotensi atau bahkan sudah membahayakan. Bila terjadi risiko tersebut, maka orang tua baru boleh turun tangan.

"Dalam artian, kita tetap sifatnya memfasilitasi anak kita untuk menyelesaikan masalah dengan temannya," tutup Rizqina.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: