terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

TKN Prabowo-Gibran Soal Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 8 Persen: Itu Simulasi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
TKN Prabowo-Gibran Soal Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 8 Persen: Itu Simulasi
Aug 20th 2024, 09:43, by Abdul Latif, kumparanBISNIS

(Kiri-kanan) Eddy Soeparno, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo (tengah) dan Bima Arya. Foto: Instagram/@eddy_soeparno
(Kiri-kanan) Eddy Soeparno, Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo (tengah) dan Bima Arya. Foto: Instagram/@eddy_soeparno

Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 8 persen.

Ekonom sekaligus Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajad Wibowo menerangkan, angka 8 persen yang disebut Prabowo baru sebatas simulasi. Prabowo mematok target pertumbuhan ekonomi yang dirasa lebih realistis ada di kisaran 6-7 persen.

"Angka 8 persen itu bukan target. Itu simulasi, apa saja yang diperlukan jika ingin pertumbuhan sangat tinggi. Target resminya adalah 6-7 persen," kata Drajad pada kumparan, dikutip Rabu (20/8),

Sebagai informasi, sebelumnya asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 berada di angka 5,2 persen.

Dalam catatan kumparan, Menteri Keuangan bahkan sempat menyebut pertumbuhan ekonomi secara global hanya tumbuh 3,1 persen pada tahun ini. Hal ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi global 10 tahun lalu yang ada di kisaran 4 persen.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini dipicu dengan beberapa faktor seperti konflik peperangan di beberapa negara, tingkat inflasi yang tinggi, hingga suku bunga yang relatif tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Merespons hal tersebut, Drajad menyebut pemerintahan baru di bawah presiden terpilih Prabowo telah mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang menjadi masalah.

"Tentang perlambatan ekonomi Indonesia dan dunia, hal ini sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya. Para ekonom dunia cenderung sepakat soal ini. Ketika visi misi Prabowo-Gibran disusun, kami juga sudah mengantisipasi perlambatan ini," lanjutnya.

Ia juga menyebutkan beberapa strategi yang akan dijalankan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah stimulus dari APBN yang digunakan untuk menjaga konsumsi rumah tangga.

"Pertama, stimulus Keynesian dari APBN. Itu diwujudkan antara lain melalui program-program yang langsung dirasakan masyarakat, dan sekaligus menjaga konsumsi rumah tangga. Selain itu, stimulus itu juga dipakai untuk membiayai program2 pro-bisnis antara lain melalui kebijakan pengadaan pemerintah, program2 insentif ekspor dan seterusnya," terang Drajad.

Mengutip investopedia, ekonomi Keynesian menyarankan pemerintah perlu terlibat aktif dalam perekonomian, bukan hanya membiarkan pasar berjalan sendiri.

Abdul Hadi (43) pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menunjukkan produk gula aren kemasan yang diproduksinya. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Abdul Hadi (43) pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menunjukkan produk gula aren kemasan yang diproduksinya. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Hal ini sebagai salah satu cara untuk mencegah atau mengurangi kemerosotan ekonomi adalah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah, terutama saat ekonomi sedang lesu.

Selain itu, stimulus yang diberikan juga diharap dapat menciptakan ekosistem agar konsumsi rumah tangga khususnya belanja kelas menengah dapat stabil dan tumbuh. Hal ini karena menurutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada daya beli masyarakat.

Selain itu, ia juga menerangkan bahwa pemerintahan baru akan memangkas belanja K/L yang tidak produktif.

"Deregulasi memangkas berbagai peraturan K/L yang kontra produktif terhadap iklim berusaha dan investasi. Jika dilakukan dengan tepat sasaran dan tepat waktu, deregulasi ini bisa menambah pertumbuhan minimal 0.5% jika dibandingkan tanpa deregulasi," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: