terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Cerita Exco-PSSI Jadikan Komentar Netizen sebagai Referensi Rekrut Diaspora - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Cerita Exco-PSSI Jadikan Komentar Netizen sebagai Referensi Rekrut Diaspora
Jul 11th 2024, 19:55, by Antika Fahira, kumparanBOLANITA

Vivin Cahyani Sungkono saat diwawancarai kumparanBOLANITA di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (6/7).  Foto: Andi Fajar/kumparan
Vivin Cahyani Sungkono saat diwawancarai kumparanBOLANITA di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (6/7). Foto: Andi Fajar/kumparan

Dalam waktu satu bulan, PSSI sudah menghubungi setidaknya tujuh pemain diaspora dan keturunan untuk Timnas Wanita Indonesia. Mereka adalah Noa Leatomu, Estella Loupatty, Djenna de Jong, Sydney Hopper, Kayla Ristianto, Katarina Stalin, dan Talia Grossman.

Di balik pemanggilan ketujuh pemain diaspora itu, ada peran Vivin Cahyani Sungkono, Exco PSSI yang membidangi sepak bola wanita. Namun, tidak banyak yang tahu jika sebenarnya netizen sendirilah yang turut berperan dalam terpanggilnya sederet pemain diaspora tersebut.

Kepada kumparanBOLANITA, Vivin mengatakan bahwa tak sedikit warganet yang men-tag dirinya lewat komentar-komentar di Instagram, menyebutkan beberapa nama pemain diaspora yang menurut mereka bisa dilirik PSSI.

Ternyata komentar-komentar tersebut benar-benar dibaca oleh eks pemain basket itu. Vivin dan PSSI jadi punya lebih banyak referensi soal pemain diaspora Indonesia yang bermain di luar negeri.

"Netizen itu luar biasa, loh. Jadi mereka itu punya waktu untuk riset, 'Panggil kak ini dong', 'Panggil Kak Noa dong', "Panggil Kak Sydney dong', 'Panggil Kak Talia Grossman dong', misalnya. Nah, saya juga melakukan riset saya sendiri: 'Ini siapa sih?' Gitu kan," kata Vivin kepada kumparanBOLANITA di sesi latihan Timnas Wanita Indonesia, Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/7).

Setelah melakukan riset, ia pun mencoba memanggil mereka satu persatu. Ia kerjakan semuanya sendiri sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

"Saya panggil sendiri, saya ketemu, kalau kontak dengan orang tuanya, saya berusaha meyakinkan bahwa suatu keuntungan besar dan suatu kehormatan buat anak-anak kita atau anaknya mereka bisa bermain untuk mereka," terang Vivin.

Mantan atlet basket itu juga menambahkan, dirinya mempersilakan netizen untuk terus berkomentar terkait pemain diaspora kepadanya.

"Boleh, boleh. Bahkan yang mau DM saya langsung, saya juga baca walaupun saya nggak aktif di sosial media, ya. Tapi kalau komentar netizen itu, terutama yang di kumparan, saya baca satu-satu, termasuk Sydney (Hopper) itu saya baca dari situ. Kemudian Talia juga sudah panggil dia, boleh juga," ucap Vivin.

Noa Leatomu dan Estella Loupatty jalani TC di Timnas Wanita Indonesia, Selasa (25/6/2024). Foto: PSSI
Noa Leatomu dan Estella Loupatty jalani TC di Timnas Wanita Indonesia, Selasa (25/6/2024). Foto: PSSI

Dari tujuh pemain diaspora yang dipanggil Vivin, tiga di antaranya sedang dibawa oleh Satoru Mochizuki, pelatih Timnas Wanita Indonesia, ke Hong Kong untuk menjalani uji coba internasional pada 11 dan 14 Juli. Mereka adalah Sydney Hopper, Kayla Ristianto, dan Katarina Stalin.

Namun sayang, ketiga pemain keturunan Indonesia-Amerika Serikat itu belum bisa dimainkan untuk laga 11 Juli karena masih harus menunggu surat eligibility dari FIFA. Mereka bertiga paling cepat baru bisa diturunkan pada pertandingan kedua, yakni 14 Juli—dengan syarat, surat dari FIFA sudah turun.

"Jika surat eligibility-nya belum keluar dari FIFA, pemain tidak bisa dimainkan untuk match tanggal 11 ini. Harus ada approval dari FIFA karena pemain ini kan terdaftar di Federasi AS sebelumnya," tulis Vivin melalui pesan singkat kepada kumparanBOLANITA pada Rabu (10/7) kemarin.

Sementara itu, dua pemain diaspora lainnya, yakni Noa Leatomu dan Estella Loupatty, kini sudah kembali ke Belanda setelah menghabiskan dua pekan trial bersama Timnas Wanita Indonesia. Keduanya sudah mendapat lampu hijau dari Coach Mochi untuk dinaturalisasi. Tapi kemungkinan, proses naturalisasi keduanya memakan waktu cukup lama.

Djenna de Jong, yang dipanggil berbarengan dengan Noa dan Estella, masih belum bisa trial dengan Timnas Wanita Indonesia karena masih dalam proses pemulihan usai menderita amandel. Kemungkinan besar, Djenna baru bisa bergabung di kloter selanjutnya.

Talia Grossman, penjaga gawang keturunan Indonesia-Australia-Amerika Serikat, juga belum bisa terbang ke Indonesia karena masih dalam proses pemulihan akibat cedera pinggul. Namun, Vivin berharap Talia bisa segera bergabung dengan skuad pada September nanti.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: