terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Bayi Laki-laki di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Bayi Laki-laki di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi
Jun 15th 2024, 21:52, by Fachrul Irwinsyah, kumparanNEWS

Ilustrasi anak imunisasi. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak imunisasi. Foto: Shutter Stock

Bayi laki-laki di Kota Sukabumi meninggal dunia usai menerima imunisasi pada Selasa (11/6). Bayi itu disuntik BCG (Bacillus Calmette-Guérin) dan DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) kemudian ditetes polio serta Rotavirus di puskesmas.

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga mendatangi Polres Sukabumi Kota, Jumat (14/6). Keluarga ingin mengungkap penyebab bayinya meninggal, sebab sebelum diimunisasi bayi itu dalam keadaan baik-baik saja.

Bayi bernama Muhammad Kenzi Arifin itu merupakan anak kedua pasangan Isan Nur Arifin (27) dan Deara Wulandari (27) asal Kampung Bantarpanjang, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.

Deara menuturkan pada Selasa pagi itu, dia datang bersama bayinya ke Puskesmas Sukakarya, Kota Sukabumi, berdasarkan jadwal yang telah ditentukan bidan di Posyandu.

Di puskesmas, bayi itu dicek suhu tubuhnya, hasilnya normal sehingga dilakukan imunisasi.

"Anak saya kan ketinggalan imunisasinya, dari satu bulan setelah lahir belum pernah imunisasi. Jadi kata bidan disuntiknya dua, BCG dan DPT, terus yang ditetes ke mulut 2 macam. Sesudah cek suhu tubuh dikatakan normal sama bidan, lanjutlah penyuntikan," ujar Deara, Jumat (14/6).

Saat itu Deara merasa heran karena bidan tidak meminta persetujuan orang tua sebelum memberikan 4 vaksin sekaligus.

Setelah semuanya selesai, Deara kemudian pulang ke rumah pukul 09.00 WIB dan bayinya pun masih dalam keadaan sehat. Lalu pada pukul 11.00 WIB, Deara memberi bayinya sirop Paracetamol. Pemberian paracetamol kata dia, merupakan saran dari bidan. "Kata bidan kan harus minum sirop itu, 3 kali dalam sehari," imbuhnya.

Berlanjut pada pukul 14.00 WIB, bayi itu menangis. Namun suara tangisnya melemah dan bayi tak mau menyusui. Dia pun memberi tahu kondisi bayinya kepada bidan puskesmas. Bidan merespons dengan datang ke rumah bersama seorang dokter ke rumah.

Bayi genggam tangan orang dewasa.   Foto: Shutterstock
Bayi genggam tangan orang dewasa. Foto: Shutterstock

Saat itu suhu tubuh dicek dan dinyatakan normal. Kemudian bayi itu diberi obat yang dimasukkan melalui lubang anus. Karena keadaannya tidak membaik, bayi itu dibawa ke rumah sakit.

Di perjalanan ke rumah sakit, Deara melihat bibir bayinya berubah ungu kemudian kakinya dingin. Begitu sampai di IGD RS Assyifa, bayi itu langsung ditangani oleh pihak RS. Saat di RS, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi datang menyusul.

"Dicek dada sama oksigennya, tapi gak ada respons apa pun, sampai si anak dinyatakan meninggal. Itu sekitar pukul 15.00 WIB," ujarnya.

Dari rumah sakit, pihak keluarga pulang dengan membawa jenazah bayi. Saat itu bidan, pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan ikut ke rumah duka.

Adapun Jenazah bayi itu dimakamkan pada pukul 17.00 WIB pada hari yang sama.

Ingin Diungkap

Deara menyatakan datang ke Polres Sukabumi Kota dan bertemu dengan Kanit 3. Dia baru berdiskusi, belum membuat laporan polisi.

"Kalau keinginan dari keluarga kasus ini ingin tuntas tidak ada yang ditutupi apa penyebabnya anak itu meninggal. Apa karena dari obat yang terlalu banyak masuk, apakah karena kelalaian, karena obatnya kedaluwarsa atau ada sebab lain," katanya.

Masih Diinvestigasi

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti mengungkapkan bayi yang meninggal itu berusia 2 bulan 28 hari atau 3 bulan kurang 2 hari. Adapun yang diberikan kepada bayi itu saat imunisasi adalah suntik BCG, suntik DPT kemudian ditetes polio dan Rotavirus ke mulut.

Ilustrasi bayi sakit. Foto: Simplylove/Shutterstock
Ilustrasi bayi sakit. Foto: Simplylove/Shutterstock

"Pemberian vaksinasi BCG [disuntikkan] di lengan kanan, kemudian ditetes polio, kemudian disuntikan di paha itu DPT kemudian diberi Rotavirus, ditetes juga. Jadi disuntiknya 2 kali BCG dan DPT. Kombinasinya seperti itu suntik BCG ditetes polio, suntik DPT ditetes Rotavirus," ujar Wita.

Wita menjelaskan kenapa bayi itu menerima 4 vaksin sekaligus karena BCG yang terlewat. Menurutnya BCG itu semestinya diberikan saat usia bayi kurang dari satu bulan.

Lebih lanjut Wita menyatakan pada saat kejadian, bidan, dokter dan pihak Dinas Kesehatan Kota Sukabumi langsung merespons. Mendatangi rumah, melakukan penanganan, membawa ke rumah sakit.

Ketika bayi itu meninggal, pihak puskesmas dan Dinkes juga datang ke rumah duka hingga pemakaman selesai dilakukan.

Wita menuturkan peristiwa ini diduga Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan masih dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebabnya.

"Kalau jenjangnya apabila diduga terjadi KIPI yaitu Dinkes melapor ke Pojka KIPI kemudian menyiapkan yaitu data-data untuk audit kasus, banyak data-data yang harus dikumpulkan termasuk vaksinnya sisa vaksin, suntikannya, foto," ujarnya.

"Itu diminta oleh Komda KIPI di tingkat provinsi kemudian tim independen Komnas KIPI dari pusat. Jadi saat ini masih terus dilakukan investigasi sehingga kita belum mendapatkan hasilnya apakah itu dari human error, apakah dari vaksinnya atau dari faktor lain," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: