terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Melihat Peluang Afiliator Jadi Alternatif Tambahan Pertebal Isi Dompet - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Melihat Peluang Afiliator Jadi Alternatif Tambahan Pertebal Isi Dompet
Nov 10th 2024, 12:45, by Moh Fajri, kumparanBISNIS

Firman Kurniawan, Pakar Komunikasi Digital UI. Foto: Dok.Pribadi/Firman Kurniawan
Firman Kurniawan, Pakar Komunikasi Digital UI. Foto: Dok.Pribadi/Firman Kurniawan

Afiliator muncul mengiringi pesatnya perkembangan transaksi online di marketplace. Mereka bisa mendapatkan penghasilan tanpa perlu memproduksi produk, tapi membantu mempromosikannya lewat share link produk yang dijual, video promosi, dan live di media sosial pribadi.

Pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, mengatakan tren afiliator di marketplace semakin meningkat seiring dengan berkembangnya pemasaran barang atau jasa melalui digital. Pelaku usaha saat ini lebih memilih memasarkan barang atau jasa melalui marketplace karena tidak mengeluarkan biaya.

Apalagi, kata Firman, saat ini di marketplace ada fasilitas untuk mempromosikan barang atau jasa melalui program afiliasi. Tentu ini akan membantu pelaku usaha menjual produk atau jasanya lebih luas lagi.

"Nah ini kemudian menciptakan supaya produknya terpromosi. Terpromosi kan artinya komunikasinya terangkat, terpromosikan. Maka ada peran-peran orang yang bisa dilibatkan, nah inilah afiliator. Jadi dengan semakin banyaknya produk yang dijual maka otomatis afiliator juga jumlahnya bertambah. Trennya akan naik terus," kata Firman kepada kumparan.

Menurut Firman, afiliator di marketplace bisa menjadi tambahan penghasilan. Cara kerjanya juga sangat mudah, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Terlebih, afiliator di marketplace tidak memerlukan modal, sehingga memberikan ruang untuk memperoleh penghasilan tambahan.

"Mungkin yang dikeluarkan oleh afiliator kan biaya kuota saja ya, biaya kuota kemudian mungkin mengkompensasi waktu yang mungkin daripada nganggur, dia dapat 3 sampai 10 persen kali sekian produk yang kalau dia pasarkan dengan intens itu akan mendapatkan return, akan mendapatkan keuntungan," ujar Firman.

Firman optimistis prospek afiliator sebagai sumber menambah penghasilan akan cerah ke depannya. Tentunya didorong oleh pelaku usaha yang terus menjualkan produk atau jasanya melalui marketplace.

Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock

Apalagi jika pelaku usaha memberikan komisi yang kompetitif pada barang sejenis. Ini akan lebih menarik minat masyarakat menjadi seorang afiliator. Bahkan bisa menjadi pekerjaan utamanya.

"Kalau tadi kegairahan orang menjual secara online terus meningkat maka juga afiliator ini lurus juga akan meningkat. Dan kalau kita lihat seorang afiliator tidak hanya terikat pada satu produk bisa berbagai macam produk dan itu bisa menjadi pekerjaan," ungkap Firman.

Pesatnya transaksi di marketplace salah satunya bisa dilihat dari data Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (idEA), yang mencatat total penjualan produk pada Harbolnas 2023 mencapai Rp 25,7 triliun. Angka itu meningkat Rp 2,9 triliun dibandingkan dengan pencapaian penjualan pada Harbolnas 2022.

Pakaian fesyen dan olahraga, perawatan diri, serta kosmetik menjadi 3 kategori paling banyak dibeli selama Harbolnas 2023.

Pakaian mode dan olahraga tercatat sebesar 70 persen, perawatan pribadi 60 persen, kosmetika 50 persen, pembayaran tagihan/isi ulang 45 persen.

Kemudian, makanan dan minuman 43 persen, kebutuhan sehari-hari 41 persen, teknologi dan gadget 36 persen. Selanjutnya, produk elektronik 35 persen, travel 19 persen, hiburan 17 persen, buku dan alat tulis 15 persen.

Di tengah peluang tersebut, Firman mengingatkan afiliator agar produk yang dipromosikan harus yang legal. Sebab, kata Firman, saat ini banyak sekali di marketplace yang memasarkan produk ilegal, seperti yang berhubungan dengan judi online.

"Dia enggak tahu bahwa itu, enggak ngerasa bahwa itu melanggar hukum terus mempromosikan akun tertentu ternyata berhubungan dengan urusan dengan apa benar hukum. Nah ini perlu berhati-hati jadi afiliator kan bisa juga tersisip produk-produk yang ilegal yang sebetulnya secara undang-undang dilarang untuk diperjualbelikan," terang Firman.

Senada, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan marketplace di Indonesia saat ini semakin tumbuh dan berkembang. Apalagi adanya program afiliasi yang bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual produk yang terhubung dengan link afiliasi.

"Kalau yang real ya, yang real afiliator itu kan ya tidak mengeluarkan modal gitu ya. Kemudian juga ya hanya mungkin dia punya media sosial, punya follower, kemudian dia bisa mempublikasikan, atau juga mungkin bisa membuka toko afiliasinya di marketplace yang sama," kata Heru kepada kumparan.

Namun Heru mengimbau masyarakat agar hati-hati jika berminat untuk menjadi seorang afiliator. Sebab, saat ini banyaknya modus penipuan yang membuat anggota afiliasi merugi.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: