terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Yang Sudah Diketahui dari Kematian Brigadir Ridhal - my blog
Apr 28th 2024, 08:41, by Tim kumparan, kumparanNEWS
Anggota Satlantas Polresta Manado, Brigadir Ridhal Ali Tomi (34), diduga bunuh diri dengan menembakkan kepalanya sendiri di dalam mobil Alphard hitam bernomor polisi B 1544 QH pada Kamis (25/4). Mobil dan jenazah korban ditemukan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Diketahui mobil Alphard hitam tersebut merupakan milik salah satu keluarga korban. Ridhal ada di Jakarta karena sedang cuti.
Apa saja yang sudah diketahui soal kasus ini?
Pernyataan Awal Polisi
Diduga Bunuh Diri
Awalnya, Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat Idnal, dalam konferensi persnya menduga Ridhal tewas karena bunuh diri. Ia juga menyebut pihaknya masih mendalami motifnya kepada istri, kerabat, hingga keluarga Ridhal.
Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan senjata api jenis HS berkaliber 9 mm di sekitar tubuh Ridhal. Namun, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, masih belum membuka kepemilikan senjata api itu dan apakah senjata itu digunakan dalam kasus ini.
Masih pakai seatbelt
Dalam sebuah foto yang diterima oleh kumparan, tubuh Ridhal tampak masih duduk di kursi pengemudi. Ia mengenakan kaus biru dan celana hitam.
Berdasarkan foto yang diambil dari depan pintu pengemudi itu, tubuh Ridhal terlihat dalam posisi miring ke kiri dan tertahan seatbelt yang masih terpasang.
Terlihat ada bercak darah di seatbelt tersebut, juga di tangan kanan Ridhal. Namun dalam foto itu, bagian kepala Ridhal tak terlihat.
Rekaman CCTV
Dalam rekaman CCTV yang ditunjukkan polisi, mobil yang dikemudikan Ridhal tampak bergerak ke arah garasi sebuah rumah dan menyerempet SUV Lexus yang terparkir. Tak lama warga datang mengecek. Tak terlihat ada orang keluar dari mobil itu.
"Selanjutnya kami juga telah melakukan kegiatan pengukuran, dalam hal ini untuk apa yang terjadi. Di mana kami menemukan ada luka di kepala dari korban dari pelipis kanan dan pelipis kiri. Demikian juga kami menemukan adanya bekas tembakan di atas daripada mobil tersebut," jelas Bintoro kepada wartawan pada Jumat (26/4).
Warga Tak Dengar Suara Tembakan
Mobil yang dikemudikan oleh Rifdhal itu berada di area parkir sebuah rumah yang dihuni pengusaha batu bara bernama Indra Pratama. Kepada wartawan, istri Indra mengaku tak mendengar suara tembakan saat kejadian
"Saya memang lagi di rumah depan, saya sempat dengar, cuma setelah kejadian baru tahu," katanya.
"Tabrakannya yang saya dengar," lanjutnya menegaskan.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi juga mengaku tak mendengar suara tembakan. Dua remaja yang tinggal tepat di depan lokasi kejadian, Ndun dan Enggar, pun mengakui hal yang sama.
"Enggak ada sama sekali [suara tembakan]," kata Ndun kepada wartawan di depan rumah mereka, Sabtu (27/4).
Hal yang sama juga disampaikan rekan Ndun, Enggar. Mereka mengaku saat itu ia berada di rumahnya yang letaknya tepat di belakang tembok rumah lokasi tewasnya Ridhal.
"Polisi kemarin pas malem rame banget. Malem Jumat," terangnya.
Lokasi Kematian Brigadir Ridhal
TKP kematian Ridhal berada di area parkir rumah di Jalan Mampang Prapatan IV, Nomor 20, Tegal Parang, Mampang Prapatan, milik pengusaha batu bara Indra Pratama.
Ketua RT setempat, Daniah, menegaskan Indra--si pemilik rumah--bukan seorang polisi. Namun ia mengakui tak terlalu dekat dan tahu soal sosok Indra karena hanya berkomunikasi dengan keluarga Indra soal iuran RT.
"Bukan, yang saya dengar, selentingan saja kayak ajudannya lah, kasarnya penjaga begitu ya, dia bilang sih pengusaha batu bara. Saya sama warga memang dekat tapi enggak banyak tanya, enggak pengin tahu urusan mereka," kata Daniah.
Dikontrak Dua Tahun
Rupanya rumah tersebut adalah milik mantan menteri di era pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), almarhum Fahmi Idris. Hal itu diungkapkan oleh sekuriti di sana, Suryani.
"Iya [rumah mantan menteri], [namanya] Fahmi Idris," ujar Suryani kepada wartawan, Sabtu (27/4).
Setelah Fahmi Idris meninggal, rumah tersebut dikontrakkan dalam jangka per empat tahun. Saat ini yang mengontrak adalah Indra, dan kemungkinan sudah dua tahun di sana. Namun hal itu disanggah oleh Indra.
Hubungan Indra-Ridhal
Indra menyebut Ridhal berada di Jakarta sepekan terakhir dan hanya berkunjung ke rumahnya untuk silaturahmi saja. Namun di sisi lain, istri Ridhal, Oshin Husain (37), menyebut suaminya sudah sejak 2022 berada di Jakarta untuk mengawal seorang pengusaha.
"Tidak ada (apa benar Ridhal mengawal Indra), tidak ada. Jangan buat-buat opini sendiri," tegas Indra saat dikonfirmasi.
Indra pun tidak membantah saat ditanya apakah seminggu ini Ridhal menginap di rumahnya. "Ya, kadang dia keluar-masuk, keluar-masuk, seperti itu," ujarnya.
Indra mengungkapkan hubungannya dengan Ridhal adalah sebagai teman. Ia mengenal Ridhal di Manado, namun lupa tahun berapa.
"Kerabat juga bisa dibilang teman, suka dateng ke rumah, ya sudah," ungkapnya. Ia menyebut sudah 2 tahun tinggal di rumah tersebut.
Namun, Indra mengaku sedang tak berada di rumah saat Brigadir Ridhal nekat menghabisi nyawanya.
"Saya lagi berada di luar kebetulan," ucapnya.
Istri Ridhal Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri
Oshin, istri Ridhal, tak percaya jika suaminya itu bunuh diri. Saat ditemui di rumahnya di Kalasey Satu, Minahasa, Sulawesi Utara, Oshin menyebut suaminya adalah orang yang sangat disayang keluarga, terutama anak-anaknya.
Karena itulah, Oshin merasa tak mungkin suaminya itu melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan berdampak ke keluarga. Oshin pun meminta polisi melakukan yang terbaik untuk menyelidiki kasus ini, apalagi suaminya ada di Jakarta dalam rangka bertugas.
"Dia (Brigadir Ridhal) BKO di Jakarta sejak tahun 2022. Saya hanya berharap yang terbaik dari kepolisian (penyelidikan kasus)," kata Oshin sambil menahan air mata.
Tak Nyaman di Jakarta
Oshin menyebut suaminya sempat menyinggung soal kurang nyaman dengan tugasnya di Jakarta.
"Kalau kurang nyaman ada sih, kurang nyaman. Enggak tahu kurang nyamannya apa, mungkin bukan masalah pekerjaan, mungkin kurang nyaman apa, saya enggak tahu," kata Oshin.
Oshin pun membenarkan bahwa Ridhal kerap bilang mau balik ke Manado. "Iya. Dia suka 'Mau balik'," lanjut Oshin.
Keluarga Ridhal ke Jakarta
Kakak dan ipar Ridhal diterbangkan ke Jakarta untuk mengecek lokasi kejadian, melihat CCTV, dan melihat jenazah Ridhal. Keduanya berada di TKP hanya sekitar 15 menit saja.
"Tanya ke mereka [hasil dari kunjungan mereka ke TKP]. Yang jelas kita membuat terang, menunjukkan sesuai fakta, tidak ada yg kami tutup-tutupi kami melaksanakan kegiatan investigasi penyidikan secara scientific investigation dan kami bisa mengungkapkan sebenarnya kronologis kejadiannya itu seperti apa," sebut Bintoro.
Keluarga korban setelah dari tempat kejadian langsung menuju ke RS Polri Kramat Jati guna melihat jenazah korban. Sekaligus, kata Bintoro, untuk memastikan apakah kepolisian bisa melakukan autopsi atau tidak ke jenazah Brigadir Ridhal.
"Ya nanti dari pihak keluarga. [Kenapa baru diautopsi sekarang karena meminta persetujuan keluarga] iya," tambahnya.
Keluarga Tolak Autopsi
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan keluarga Ridhal menolak autopsi.
"Tadi keluarga telah menegaskan, telah memberikan statement, bahwa mereka tidak bersedia untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah dari almarhum RA," kata Henrikus di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (27/4).
Henrikus melanjutkan, "Jadi hanya dilakukan pemeriksaan visum et repertum atau pemeriksaan luar tanpa dilakukan autopsi dan selanjutnya diberikan atau diserahkan kepada pihak keluarga."
Jenazah anggota Ridhal juga telah diserahkan ke perwakilan keluarganya di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (27/4) malam. Jenazah Ridhal lalu diterbangkan ke kampung halamannya di Kalasey, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
"Keluarga telah menerima jenazah dan selanjutnya akan dibawa ke Bandara Soekarno-Hatta untuk selanjutnya diterbangkan ke Sulawesi Utara," kata Henrikus di RS Polri Kramat Jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar