terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Nasib Bisnis Toko Buku Bekas di Jakarta, Bertahan di Tengah Sepinya Pembeli - my blog
Toko Buku di kawasan Kwitang, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Hiruk-pikuknya konstan, jalan-jalan dipenuhi suara knalpot kendaraan menemani suasana Jakarta pagi ini, Jumat (30/5).
Kios-kios buku yang pernah menjadi pusat belanja jendela dunia kini lengang. Berjejer lapak-lapak sederhana yang mengandalkan sisa kejayaan masa lalu. Hanya tiga yang buka pagi itu, menyempil di jalan setapak.
Penjual buku bekas dan baru di samping Terminal Senen, Gofur (48), mengatakan kesepian ini sudah biasa dilaluinya. Setiap hari, Gofur hanya mampu berjaga kala ada orang yang membeli buku di lapaknya.
"Emang sepi, kayak biasa udah biasa. Hari ini libur cuti, tapi paling dateng 3-5 orang (ke sini). Nggak rame, hari biasa juga sepi," katanya saat ditemui kumparan, Jumat (30/5).
Tak ada etalase mencolok atau spanduk diskon. Buku-buku perjuangan, novel bekas, dan terbitan asing menumpuk dalam rak-rak sederhana.
Harga jualnya dimulai dari Rp 10.000-Rp 150.000 per buku. Dalam sebulan, Gofur bisa membawa pulang Rp 2 juta-Rp 3 juta secara bersih.
Berjualan Daring
Kata Gofur, lapak bukunya tak terhubung ke toko daring mana pun. Namun komunikasi tetap berlangsung melalui pesan singkat atau telepon.
"Kadang ada nanya orang ke saya, ada buku ini nggak, kalo ada saya bilang, nanti mereka ke sini, udah rejekinya di sini," lanjut dia.
Bergeser sedikit ke kawasan Kwitang, Jakarta Pusat menyimpan kisah yang tak kalah senyap. Di Jalan HB Ali Al Habsyi, Iwan membuka toko bukunya sejak pagi.
Katanya, jalan ini adalah episentrum literasi, sampai sekarang, Iwan masih menyediakan buku-buku lawas, langka, sampai tebal-tebal ilmu hukum dan buku impor bercorak kedokteran berjajar. Kini, tinggal beberapa penjual yang masih bertahan.
"Ada ini buku kedokteran, farmasi, yang keilmuan itu ada impor. Nggak tau dari mana (asal impor), bisa kena di harga Rp 300.000 sampe Rp 500.000 itu (buku kedokteran)," ucap Iwan.
Di tengah sepinya Kwitang, Iwan menatap lapaknya yang nyaris tak tersentuh. "Lagi libur ini memang sepi," ujarnya singkat.
Toko Buku di samping Terminal Senen, Jakarta, Jumat (30/5/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Ia tahu, keramaian hanya datang saat musim libur sekolah, ketika orang tua dan siswa kembali berburu buku pelajaran seperti SD, SMP, hingga SMA.
Di balik lapaknya, Iwan menyebut jika sedang ada di periode sekarang, dia bisa mengumpulkan keuntungan kurang lebih Rp 5 juta sebulan. Namun saat musim ramai datang, seperti libur sekolah atau jelang ujian, omzetnya bisa melonjak lebih dari Rp 10 juta.
"Untung-untungnya paling Rp 5 jutaan kurang (sebulan) kalo lagi sepi ini, kalo ramai moncer Rp 10 juta lebih kita pegang," kata Iwan.
Strategi bertahan Iwan yakni membuka toko daring, promosi paket hemat, dan tetap memberi ruang tawar-menawar.
"Beli 2 buku lebih murah dibanding beli 1. Mas beli 1 Rp 60.000, kalo beli 2 bisa milih bebas jadi Rp 100.000 bisa nego," ujar dia.
Selepas mengunjungi toko buku kawasan Kwitang, kumparan mendatangi Wisata Buku di Pasar Kenari. Suasananya terasa lebih muram.
Ruang yang dibangun dengan niat untuk merapikan pedagang buku, saat ini justru menjadi surga kecil yang sunyi. Lampu hanya menyala di tiap lapak, sisanya gelap.
Suasana Sentra Buku di Pasar Kenari, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (24/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Aura, yang membuka lapak sejak 2019 saat kawasan ini diresmikan, menyebut keramaian di sini hanya sesekali datang.
"Dulu rame ya pas awal, penjual buku di Jakpus kan sempet ditata. Di sini, ramenya musiman. Pas libur anak sekolah, rame ini, pada nyerbu buku edukasi lah banyak," jelas Aura.
Harga jual bervariasi, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 120.000. Ia memanfaatkan media sosial untuk promosi, meskipun belum banyak mendongkrak jumlah pengunjung.
"Waduh, ngga tau ya (keuntungan), internal, tapi kalo lagi rame ya rame, kalo sepi ya kita sepi. Tapi tetep buka tiap hari jaga-jaga," tandas ia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar