terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Pesan Terakhir Ibu untuk Argo yang Tak Berbalas - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pesan Terakhir Ibu untuk Argo yang Tak Berbalas
May 31st 2025, 17:11 by kumparanNEWS

Meiliana (48), ibu Argo Ericko Achfandi (19) mahasiswa UGM yang ditabrak oleh Christiano Pangarapenta Pangidahen Tarigan (21) saat dijumpai di rumahnya, Depok, Sabtu (31/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Meiliana (48), ibu Argo Ericko Achfandi (19) mahasiswa UGM yang ditabrak oleh Christiano Pangarapenta Pangidahen Tarigan (21) saat dijumpai di rumahnya, Depok, Sabtu (31/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Raut duka masih terpancar di wajah Meiliana (48) saat menceritakan interaksi terakhir dengan anaknya, Argo Ericko Achfandi (19), mahasiswa Fakultas Hukum UGM yang tewas usai ditabrak mobil BMW pada Sabtu dini hari (24/5).

Suaranya lirih saat mengisahkan momen dia sempat mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp untuk mengingatkan Argo untuk salat subuh pada Sabtu pagi itu. Tak tahu bahwa buah hatinya telah meninggal dunia beberapa jam sebelumnya.

Meiliana mengatakan pertemuan terakhir secara langsung dengan Argo terjadi saat mereka sekeluarga merayakan Idul Fitri awal tahun ini. Setelah itu, komunikasi hanya berlangsung lewat telepon, termasuk saat ulang tahun Argo.

Karangan bunga berisi ucapan belasungkawa membanjiri halaman hingga area luar rumah Argo Ericko Achfandi yang ada di kawasan Kalibaru, Cilodong, Depok, Sabtu (31/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Karangan bunga berisi ucapan belasungkawa membanjiri halaman hingga area luar rumah Argo Ericko Achfandi yang ada di kawasan Kalibaru, Cilodong, Depok, Sabtu (31/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan

"Kalau secara by phone, pada hari Kamis saat beliau ulang tahun. Itu saya komunikasi dua kali," cerita Meiliana kepada wartawan di rumahnya di Kalibaru, Cilodong, Depok, Sabtu (31/5).

Menurut Meiliana, Argo bukan sosok yang aktif menginisiasi komunikasi. Sebagian besar percakapan dimulai olehnya.

Ia memaklumi hal tersebut, mengingat kesibukan Argo—kuliah, aktif organisasi, serta mengikuti les bahasa Inggris untuk mempersiapkan diri meraih beasiswa LPDP. Meiliana, yang membesarkan dua anaknya seorang diri selama 11 tahun, menyebut Argo sering kali menggunakan kata "aman" untuk menenangkannya.

"Memang anak itu identik dengan kata 'aman'. Karena dia itu anak yang kuat. 'Aman'-nya kata-kata dia, belum tentu aman buat dia. Tapi dia mengamankan untuk saya selaku ibunya. Karena dia tahu saya masih ada ini. Dan dia selalu menenangkan saya. Terlepas itu apa yang dihadapi, dia bisa," terangnya.

Menjelang peristiwa nahas yang merenggut nyawa Argo, Meiliana masih sempat menanyakan kabar putranya. Pada Jumat (23/5) malam, Argo sempat mengabari bahwa ia sedang mengikuti kegiatan organisasi.

"Jumat, jam 20.40 masih WA. Ternyata beliau sedang yang organisasi itu di Jumat. Kejadiannya kan jam 1 [esok dini hari]," tuturnya.

Ucapan duka untuk Argo Ericko Achfandi di Patung Dewi Keadilan FH UGM, Rabu (28/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ucapan duka untuk Argo Ericko Achfandi di Patung Dewi Keadilan FH UGM, Rabu (28/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Kala itu, Meiliana belum mengetahui bahwa anaknya telah menjadi korban kecelakaan yang melibatkan mobil BMW yang dikendarai oleh Christiano Pangarapenta Pangidahen Tarigan (21), mahasiswa FEB UGM, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia masih menganggap semuanya baik-baik saja.

Bahkan pada pagi harinya, Meiliana sempat kembali mengirim pesan ke Argo.

"Paginya jam Sabtu 7.39 WIB, saya membangunkan salat subuh. Sudah kesiangan juga. Itu," lirihnya.

Adiknya Menyesal

Keefa Satria Achfandi (17), adik Argo yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA, mengaku tak percaya ketika mendengar kabar kakaknya meninggal. Ia baru benar-benar menerima kenyataan saat melihat jenazah Argo dimakamkan.

Keefa pun menyesal karena tidak cukup dekat dengan sang kakak semasa hidup.

"Jujur kalau pendekatan saya sama abang saya sendiri mungkin enggak begitu deket ya. Karena kan dari abang saya sendiri itu, dia memang orangnya cuek dan saya sebagai adik paling menyesal adalah saya tidak pernah mencoba untuk berkomunikasi dengan dia. Di sini mungkin karena keegoisan saya sebagai adik, dan kakak saya juga cuek jadi enggak terlalu dekat," katanya.

Meski begitu, Keefa mengaku sangat mengagumi Argo yang dikenal berprestasi dan menginspirasi banyak orang. Ia kini bertekad melanjutkan perjuangan sang kakak.

"Mungkin saya ingin belajar lebih giat lagi sesuai pesan kakak saya sebelum abang saya meninggal. Itu sih yang saya ingin, lebih banyak untuk mengikuti organisasi-organisasi," pungkasnya.

Keluarga Argo mengaku telah mengikhlaskan kepergian almarhum. Namun mereka tetap berkomitmen menuntut keadilan lewat jalur hukum.

Christiano saat ini telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka atas insiden yang menewaskan Argo. Ia dijerat dengan Pasal 310 Ayat (4) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang mengatur sanksi pidana bagi pengemudi kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Ancaman hukumannya maksimal enam tahun penjara.

Penyidikan kasus masih berlangsung. Selain soal kecelakaan, polisi juga mendalami alasan Christiano mengganti pelat nomor mobil usai insiden. Saat kejadian, pelat nomor mobil yang dikendarainya tercatat sebagai F 1206. Namun saat diamankan di Polsek Ngaglik, Sleman, pelatnya berubah menjadi B 1442 NAC.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: