terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Ibu Helena Lim Nangis lalu Pingsan di Sidang Vonis: Tukar Saja Pakai Nyawa Saya - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Ibu Helena Lim Nangis lalu Pingsan di Sidang Vonis: Tukar Saja Pakai Nyawa Saya
Dec 30th 2024, 13:08, by M Fadhil Pramudya P, kumparanNEWS

Sidang pembacaan putusan atau vonis terdakwa kasus korupsi timah, Helena Lim dkk, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Sidang pembacaan putusan atau vonis terdakwa kasus korupsi timah, Helena Lim dkk, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Crazy rich PIK, Helena Lim, menjalani sidang pembacaan putusan atau vonis terkait kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12).

Di tengah-tengah persidangan, ibunda Helena Lim, Hoa Lian, pun tampak menangis. Momen itu terjadi saat Hakim anggota Ida Ayu Mustikawati membacakan pertimbangan hukum.

Ketua Majelis Hakim Rianto Adam Pontoh kemudian memutuskan skors sidang sementara sembari meminta petugas keamanan membawa ibunda Helena ke luar ruang sidang.

"Sebentar ya, itu ada yang siapa yang nangis-nangis tolong dikeluarkan supaya enggak mengganggu konsentrasi majelis hakim membaca putusan," ujar Hakim Rianto dalam persidangan, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12).

"Silakan ada keluarga yang bisa membantu untuk mengeluarkan ibu," lanjut dia.

Ibu dari Helena Lim dibawa petugas keamanan ke luar ruang sidang usai menangis saat Majelis Hakim membacakan terkait kasus korupsi timah, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Ibu dari Helena Lim dibawa petugas keamanan ke luar ruang sidang usai menangis saat Majelis Hakim membacakan terkait kasus korupsi timah, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Ibu dari Helena Lim dibawa petugas keamanan ke luar ruang sidang usai menangis saat Majelis Hakim membacakan terkait kasus korupsi timah, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Ibu dari Helena Lim dibawa petugas keamanan ke luar ruang sidang usai menangis saat Majelis Hakim membacakan terkait kasus korupsi timah, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Ibunda Helena kemudian dibawa keluar dari ruang persidangan dengan menggunakan kursi roda. Ia juga tampak histeris saat akan dibawa ke luar ruang persidangan oleh petugas keamanan.

"Tukar aja pakai nyawa saya," kata ibunda Helena, Hoa Lian, saat akan dibawa keluar dari ruang persidangan.

Hoa Lian kemudian terlihat pingsan saat akan dibawa dengan kursi roda tersebut.

Helena Lim, tiba jelang sidang pembacaan putusan atau vonis kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Helena Lim, tiba jelang sidang pembacaan putusan atau vonis kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/12/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Dalam kasus ini, Helena Lim dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dengan pidana penjara 8 tahun dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider 1 tahun kurungan.

Dalam kasus ini, Helena merupakan pemilik perusahaan money changer PT Quantum Skyline Exchange (QSE). Melalui perusahaan itu, ia disebut berperan menampung dana pengamanan yang telah dikumpulkan Harvey Moeis selaku perpanjangan tangan PT Refined Bangka Tin (RBT).

Dana pengamanan itu dihimpun Harvey dari perusahaan smelter yang melakukan penambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah. Para perusahaan smelter itu, yakni CV Venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Binasentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa.

Harvey menutupi pengumpulan uang pengamanan itu dengan kedok dana corporate social responsibility (CSR) yang bernilai 500 hingga 750 USD per metrik ton. Perbuatan itu diduga dilakukan dengan bantuan Helena Lim.

Helena yang menghimpun dana dalam bentuk Rupiah itu, kemudian menukarkannya ke dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan total 30 juta USD. Lalu, uang tersebut diserahkan dalam bentuk tunai kepada Harvey secara bertahap melalui kurir PT QSE.

Atas penukaran tersebut, Helena disebut menerima keuntungan hingga Rp 900 juta.

Keuntungan yang didapatnya dari kasus korupsi timah diduga digunakan untuk kepentingan pribadi. Mulai dari membeli rumah, mobil, hingga 29 tas mewah.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: