terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Wamensos: Sekolah Rakyat Bukan Sekadar Bangun Gedung, tapi Harapan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Wamensos: Sekolah Rakyat Bukan Sekadar Bangun Gedung, tapi Harapan
May 24th 2025, 17:39 by kumparanNEWS

Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos
Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos

Wamensos Agus Jabo Priyono mengatakan, Sekolah Rakyat merupakan gerakan strategis dalam menuntaskan kemiskinan ekstrem. Hal tersebut juga diharapkan mengubah pola pikir masyarakat penerima bantuan sosial menjadi sebuah harapan baru bagi Indonesia.

"Ini bukan sekadar bangun gedung sekolah. Ini membangun harapan. Waktu kita sosialisasi di Temanggung, seorang ibu sampai menangis di depan Pak Menteri Sosial. Bukan karena sekolahnya megah, tapi karena anaknya yang dulu putus sekolah sekarang punya harapan lagi," ujar Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan "Double Check PCO x Gempita" di Toety Heraty Museum, Jakarta, Sabtu (24/5).

Dalam acara yang berfokus pada advokasi dan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan seni dan budaya ini, Wamensos menegaskan Kementerian Sosial saat ini memikul tiga tugas utama yang saling terkait.

Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos
Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos

"Yang pertama, memastikan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) ini clear. Yang kedua, melaksanakan program-program Kemensos, dari perlindungan sosial, rehabilitasi sosial, sampai pemberdayaan sosial. Dan yang ketiga, ini yang baru, membangun Sekolah Rakyat," urainya.

Sekolah Rakyat sebagai bentuk respons langsung dari pemerintah terhadap kebutuhan mendesak masyarakat miskin dan miskin ekstrem terhadap akses pendidikan yang setara dan bermartabat perlu didukung dengan sejumlah data nasional yang valid.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 yang mewajibkan semua kementerian dan lembaga menyusun program berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).  Data ini menjadi peta jalan dalam intervensi kemiskinan, termasuk pembangunan Sekolah Rakyat.

Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos
Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos

"Kita tahu sekarang ada sekitar 24 juta orang miskin, 3,17 juta di antaranya miskin ekstrem. Mayoritas dari mereka buruh tani di pedesaan, penghasilan cuma 1,5 sampai 2 juta sebulan, harus menghidupi 4-6 orang. Gimana mereka mau nyekolahin anak?" tanya Wamensos.

Untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat, Sekolah Rakyat menjadi bagian dari transformasi besar Kemensos dari program pasif ke arah pemberdayaan aktif.

"Sekolah Rakyat ini tidak bisa jalan sendiri. Harus ada kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dunia usaha, maupun masyarakat sipil. Tanpa itu, semangat pemberdayaan tidak akan tumbuh berkelanjutan," jelas Wamensos.

Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos
Wamensos Agus Jabo Priyono saat menghadiri kegiatan 'Double Check PCO x Gempita' di Toety Heraty Museum, Sabtu (24/5/2025). Foto: Dok. Kemensos

Ke depannya, program berbasis bantuan sosial sekaligus dapat membantu masyarakat keluar dari zona nyaman.

"Saya tidak ingin bangsa ini mentalnya mental inlander. Kita bangsa besar. Harus berani bermimpi besar dan bangkit. Berdaya itu artinya produktif. Kalau dia mau kerja, kasih lapangan kerja. Mau usaha, kasih lapangan usaha," tegas Agus.

Wamensos juga mengingatkan soal prototipe keberhasilan program pemberdayaan Kemensos.

"Waktu saya ke Malang, 500 keluarga kita wisuda, keluar dari program bantuan karena sudah mandiri. Ada satu ibu bilang ke saya, 'Pak Wamen, saya nggak mau anak saya terus dicap keturunan orang miskin.' Itu luar biasa. Itu semangat," ujarnya.

Kemensos pun saat ini memanfaatkan aset-aset negara seperti sentra yang digunakan menjadi ruang belajar Sekolah Rakyat. Lantaran Presiden RI Prabowo Subianto meminta pada Juli 2025 minimal 100 Sekolah Rakyat sudah harus buka. Spesifikasi sekolahnya unggulan, bukan sekolah seadanya.

"Kita ingin anak-anak dari keluarga miskin ini punya rasa percaya diri. Mereka bukan beban negara. Mereka masa depan Indonesia," tutupnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: