terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Jerman Larang Penjualan Cokelat Dubai yang Bukan Berasal dari Negara Aslinya - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Jerman Larang Penjualan Cokelat Dubai yang Bukan Berasal dari Negara Aslinya
Jan 17th 2025, 15:00, by Azalia Amadea, kumparanFOOD

Ilustrasi cokelat dubai yang viral. Foto: Tatiana Diuvbanova/Shutterstock
Ilustrasi cokelat dubai yang viral. Foto: Tatiana Diuvbanova/Shutterstock

Demam cokelat Dubai ternyata membawa dampak yang kurang baik bagi negara Jerman. Maka itu, Jerman kini telah melarang supermarket di negaranya untuk menjual cokelat Dubai yang bukan berasal dari negara aslinya.

Pengadilan di kota Cologne bagian barat memutuskan bahwa supermarket Aldi tidak dapat lagi menjual Alyan Dubai Handmade Chocolate yang berasal dari Turki.

Mengutip DW, Aldi membantah dengan berargumen bahwa produk tersebut sudah menjelaskan pada bagian belakang labelnya mengenai asal-usul makanan manis itu.

Namun, tetap saja pengadilan Cologne menganggap hal itu tidak cukup. Penulisan "Dubai" pada nama merek cokelat buatan Turki itu dinilai pihak pengadilan akan menipu konsumen dengan menganggap produk tersebut adalah produksi Dubai yang diimpor ke Jerman.

Kasus serupa sebelumnya pernah diajukan oleh importir permen Jerman Andreas Wilmers, yang menjual cokelat Dubai asli dengan merek Fix Dessert Chocolatier. Diketahui, cokelat Dubai buatan Fix Dessert Chocolatier memang menjadi merek yang pertama kali memviralkan makanan tersebut.

Varian baru Cokelat Dubai merek Fix Dessert Chocolatier yang viral. Foto: Azalia Amadea/kumparan
Varian baru Cokelat Dubai merek Fix Dessert Chocolatier yang viral. Foto: Azalia Amadea/kumparan

Lebih lanjut, pada Desember, Wilmers mengajukan keluhannya terhadap Aldi yang menjual cokelat Dubai bukan berasal dari negara aslinya.

Tak hanya itu, Wilmers juga mengandukan keberatannya terhadap merek Lidl, dan produsen cokelat Swiss "Lindt" yang turut menjual produk dengan embel-embel nama "cokelat Dubai". Kasus pengaduan ini pun masih berlangsung hingga sekarang.

Pihak Lidl sendiri berpendapat bahwa istilah "cokelat Dubai" hanya merujuk pada jenis cokelat dengan isian krim pistachio dan kunafah atau kadayif. Lidl menganggap hal ini bukan perkara cokelat tersebut harus khusus dari Dubai.

Sementara, Asosiasi Industri Permen Jerman (BDSI) juga sependapat dengan Lidl, bahwa "cokelat Dubai" dapat diproduksi di mana saja di dunia.

Namun, tetap saja, hingga saat ini pengadilan Cologne masih belum sepakat mengenai perkara pelabelan "cokelat Dubai" itu. Untuk menyelesaikan kasus ini pihak Aldi masih bisa mengajukan banding. Jika berhasil, maka supermarket itu bisa lagi menjual cokelat Dubai yang bukan berasal dari negara aslinya.

Bukan kasus cokelat Dubai pertama di Jerman

Cokelat dubai. Foto: Esin Deniz/Shutterstock
Cokelat dubai. Foto: Esin Deniz/Shutterstock

Ya, masalah terkait cokelat Dubai di Jerman ini bukan yang kali pertama terjadi. Dilaporkan pada awal Januari lalu (8/1), Bea Cukai Jerman telah menyita 90 kilogram cokelat Dubai yang dibawa oleh seorang perempuan berusia 33 tahun.

Perempuan itu diketahui tidak melaporkan 460 batang cokelat Dubai yang dibawanya begitu tiba di bandara Hamburg. Dia membawa cokelat tersebut menggunakan tiga koper.

Ia mengatakan kepada petugas bahwa ia telah membayar 4,60 Euro (Rp 77 ribu) untuk setiap batangnya, menurut juru bicara bea cukai Jerman. Akibatnya, cokelat Dubai yang telah dibawa perempuan itu dimusnahkan.

"Selain potensi penghindaran pajak atas bea masuk impor yang digelapkan lebih dari 330 Euro, bea cukai dalam kasus ini terutama berfokus pada perlindungan kesehatan warga Jerman," pungkas pihak Bea Cukai Jerman dalam sebuah pernyataan resminya, seperti dikutip dari Reuters.

Nah, kalau menurut kamu, bagaimana kasus mengenai cokelat viral satu ini?

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: