terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Juliana Pendaki Rinjani Alami Lecet Geser, Patah Tulang hingga Pendarahan Dalam - my blog
Juliana Marins, WN Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Juni 2025 Foto: Instagram/@resgatejulianamarins
Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) mengungkapkan hasil autopsi pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu (21/6) lalu.
Spesialis RSBM Dokter IB Alit mengatakan, autopsi dilakukan pada Jumat (26/6) pukul 22.00 WITA.
Hasilnya ditemukan luka lecet bergeser akibat benda tumpul pada sekujur tubuh Juliana dan sejumlah patah tulang di area dada, tulang punggung dan paha.
Patah tulang ini turut mengakibatkan kerusakan pada organ-organ serta pendarahan. Pendarahan hebat terjadi pada area perut dan dada.
"Kita juga menemukan adanya patah-patah tulang, terutama di daerah dada, bagian belakang, juga tulang punggung dan paha. Kemudian dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan pada organ-organ dalam serta pendarahan," katanya di RSBM, Sabtu (27/6).
Hasil autopsi menyimpulkan Juliana tewas diakibatkan luka kekerasan tumpul sehingga merusak organ dalam dan pendarahan hebat.
"Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa sebab kematian itu adalah karena kekerasan tumpul, yang menyebabkan kerusakan organ-organ dalam dan pendarahan," katanya.
Sayangnya, dokter forensik tidak bisa menentukan waktu kematian Juliana karena tubuhnya sudah dalam kondisi beku ketika dibawa ke RSBM. Dokter menduga Juliana tewas 12-24 jam sebelum dilakukan autopsi.
Namun, hasil autopsi menunjukkan Juliana tewas dalam waktu singkat atau sekitar 20 menit setelah jatuh dan terluka parah. Hal ini bisa dilihat dari luka kepala dan perut.
Pada luka kepala tidak ditemukan adanya herniasi atau kondisi medis serius yang terjadi ketika bagian otak bergeser dari tempatnya dan menekan struktur di sekitarnya. Biasanya herniasi bisa terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Pada perut tidak ditemukan adanya tanda spleen (limpa) mengkerut. Hal ini biasanya menunjukkan pendarahan pada luka berjalan lambat. Sementara itu, Juliana mengalami pendarahan hebat.
"Sehingga jadi dapat kita sampaikan bahwa kematian yang terjadi pada korban itu dalam jangka waktu yang sangat singkat dari luka terjadi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar