terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Prabowo Disebut Bisa Tiru Trump untuk Efesiensi Anggaran: Pensiun Dini ASN - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Prabowo Disebut Bisa Tiru Trump untuk Efesiensi Anggaran: Pensiun Dini ASN
Feb 1st 2025, 13:35, by Abdul Latif, kumparanBISNIS

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Foto: Shutter Stock
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Foto: Shutter Stock

Indonesia disebut bisa meniru cara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menawarkan kompensasi serta mendorong pegawai federal atau Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk pensiun dini. Langkah ini disebut bisa menjadi cara menghemat anggaran.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyarankan hal ini bisa ditiru khususnya untuk ASN dengan pekerjaan yang repetitif dan bisa digantikan teknologi.

"Selama pekerjaan-nya monoton dan replaceable kenapa tidak dicoba cara golden handshake atau pensiun dini dengan kompensasi yang sesuai," kata Bhima kepada kumparan Sabtu (1/2).

Bhima menyebut beberapa posisi ASN yang bisa diganti teknologi di antaranya adalah ASN di sektor administratif, pengadaan barang dan jasa sampai pelayanan seperti pengurusan SIM dan STNK.

"Selain hemat anggaran juga menurunkan tingkat korupsi karena sistem pelayanan publiknya jadi terdigitalisasi," lanjutnya.

Lebih lanjut Bhima melihat selama ini pemerintah juga menggencarkan belanja aplikasi pemerintah atau e-Government.

Dengan hal ini seharusnya jumlah ASN bisa dikurangi, hal ini bisa dilakukan dengan penundaan atau penangguhan penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) beberapa tahun ke depan.

Suasana  peserta Tes CPNS di Surabaya. Foto: Dok: Kemenkumham Jatim
Suasana peserta Tes CPNS di Surabaya. Foto: Dok: Kemenkumham Jatim

Menurut catatannya, beban belanja pegawai dalam 10 tahun terakhir naik 83 persen yang menunjukkan pengelolaan birokrasi yang kurang efesien.

"Bahkan laju pertumbuhan belanja pegawai dalam satu dekade terakhir melebihi laju pertumbuhan belanja subsidi yang naik 66 persen maupun perlinsos 57 persen di periode yang sama," jelasnya lebih lanjut.

Ia menyarankan dengan penghematan belanja pegawai nantinya pemerintah bisa memberi alokasi hasil efisiensi ke peningkatan produktivitas petani, nelayan serta revitalisasi kawasan industri manufaktur.

Di samping itu, pengamat ketenagakerjaan Timboel Siregar menilai cara efesiensi yang dilakukan di AS dan di Indonesia soal ASN bisa jadi berbeda.

Jika di AS mengedepankan permintaan untuk mengundurkan diri maka cara yang bisa dipakai di Indonesia bisa menggunakan merit system. Ia melihat akan banyak ASN yang tidak mau mundur jika Indonesia menggunakan cara yang sama dengan Trump.

"Jadi kalau ada ASN yang korupsi pecat aja langsung," kata dia.

Suasana  peserta Tes CPNS di Surabaya. Foto: Dok: Kemenkumham Jatim
Suasana peserta Tes CPNS di Surabaya. Foto: Dok: Kemenkumham Jatim

Timboel menilai seharusnya pengadaan ASN baik Pegawai Negeri Sipil (ASN) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) harus mempertimbangkan kebutuhan sesuai dengan aturan yang ada. Hal ini agar proses birokrasi dan pelayanan publik dapat dipastikan berjalan cepat dan lancar.

"Jangan sampai kehadiran ASN malah menjadi kontraproduktif dalam meningkatkan efektivitas layanan publik," ujarnya.

Sebelumnya Trump menyampaikan tawaran melalui email massal kepada jutaan pegawai pada Selasa (28/1), sebagai bagian dari rencana besar untuk mengecilkan ukuran pemerintahan AS.

Batas waktu pengambilan keputusan ditetapkan hingga 6 Februari. Jika menerima tawaran ini, pegawai akan menerima gaji dan tunjangan hingga 30 September 2025.

Menurut laporan CBS News, pemerintahan Trump berharap setidaknya 10 persen pegawai akan menerima tawarannya, atau sekitar 200 ribu orang dari total lebih dari dua juta pegawai federal.

Jika angka itu tercapai, Gedung Putih memperkirakan penghematan anggaran bisa mencapai USD 100 miliar (sekitar Rp 1.500 triliun).

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: