terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Airlangga Buka Suara soal Anggaran Makan Bergizi Gratis Dipangkas Jadi Rp 7.500 - my blog
Jul 16th 2024, 20:30, by Sinar Utami, kumparanBISNIS
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, buka suara soal isu pemangkasan anggaran makan siang gratis dari Rp 15 ribu per anak menjadi Rp 7.500 per anak.
Airlangga menjelaskan, anggaran makan siang gratis di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) masih Rp 15 ribu per anak. Namun, ia mengatakan besaran anggaran tersebut masih fleksibel alias bisa berubah.
"Dalam RAPBN masih sama, namun implementasi punya fleksibilitas," kata Airlangga di kantornya, Selasa (16/7).
Sebelumnya, Ekonom Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan mengaku sudah bertemu dengan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran. Dalam pertemuan tersebut, Tim Prabowo masih mengkaji tentang penurunan biaya makan bergizi di kisaran Rp 7.500 per anak hingga Rp 9.000 per anak. Adapun total anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk makan siang gratis tahun depan sebesar Rp 71 triliun.
"Yang menurut saya menarik adalah setelah dikomunikasikan angka itu Rp 71 triliun. Kemudian tugasnya presiden terpilih ke tim ekonominya itu memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin lebih hemat dari Rp 15 ribu mungkin ke Rp 9 ribu-Rp 7.500 kah?" kata Heriyanto dalam acara Market Outlook 2024, Selasa (16/7).
Menurutnya, anggaran sebesar Rp 71 triliun terbatas. Dalam hal ini, pemerintah Prabowo-Gibran tidak akan menaikkan anggaran makan bergizi.
"Di dalam keterbatasan itu, keterbatasan di dalam Rp 71 triliun itu, tidak kemudian mendorong ke Rp 200 triliun atau Rp 300 triliun," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar