terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Grab Sebut Pengemudi Jadi Karyawan Berisiko Kurangi Lapangan Kerja Ojol - my blog
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu datangnya penumpang di Halte LRT Pancoran, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap wacana perubahan status mitra pengemudi ojek online (ojol) menjadi karyawan tetap. Ia menilai kebijakan semacam itu justru bisa berdampak negatif terhadap keberlangsungan kerja para pengemudi.
Menurut Neneng, jika seluruh mitra diwajibkan menjadi karyawan, perusahaan hanya akan mampu menyerap sebagian kecil dari jumlah pengemudi yang ada saat ini. Sebab, status karyawan menuntut pemenuhan berbagai hak seperti gaji tetap, cuti, pensiun, hingga jaminan sosial.
Ia mencontohkan pengalaman di Spanyol, saat pemerintah menerapkan Riders' Law pada 2021. Kebijakan itu mewajibkan kurir digital diangkat sebagai karyawan. Namun, salah satu aplikasi penyedia layanan hanya mampu merekrut 17 persen mitranya sebagai pekerja tetap.
"Kebayang kalau di Indonesia hanya 17 persen yang bisa diserap, yang lain mau ke mana? Bagaimana mereka mendapatkan income?" kata Neneng kepada wartawan di Kembang Goela, dikutip Sabtu (14/6).
Ia juga menekankan bahwa menjadi karyawan berarti pengemudi harus tunduk pada jam kerja tetap, mengikuti proses seleksi seperti wawancara, evaluasi kinerja, hingga potensi pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Begitu dia di-PHK, panik cari kerja, kan nggak gampang. Kecuali memang banyak sekali lapangan pekerjaan tersedia," ungkapnya
Tak hanya berpengaruh pada pengemudi, perubahan skema kemitraan ini juga disebut bisa menimbulkan efek lanjutan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Neneng menjelaskan, dengan jumlah mitra yang menyusut, layanan pengantaran makanan dan barang bisa terganggu. Hal ini akan berdampak langsung pada UMKM yang sangat bergantung pada platform daring untuk memasarkan produknya.
Ia mencontohkan kasus di Jenewa, Swiss, di mana setelah Uber Eats diwajibkan mengangkat pengemudi menjadi karyawan, permintaan layanan makanan turun hingga 42 persen.
"Sebanyak 90 persen merchant GrabFood adalah UMKM. Kalau jumlah mitra menyusut, ini bisa menggerus arus ekonomi UMKM yang mayoritas mengandalkan pesanan online," pungkas Neneng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar