terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Tips Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus yang Penting Diketahui Orang Tua - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Tips Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus yang Penting Diketahui Orang Tua
Sep 19th 2024, 13:00, by Adelia Sufri, kumparanMOM

Ilustrasi anak mual dan muntah. Foto: MIA Studio/Shutterstock
Ilustrasi anak mual dan muntah. Foto: MIA Studio/Shutterstock

Muntah pada anak yang terus-menerus terjadi dapat membuat mereka menjadi dehidrasi dan lemas. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui pertolongan pertama anak muntah terus, agar tidak terjadi komplikasi yang serius.

Perlu dipahami bahwa muntah bukanlah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Menurut Pregnancy Birth & Baby, gejala ini sangat sering dialami anak-anak berusia 1-5 tahun. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari mabuk perjalanan hingga peradangan pada sistem pencernaan.

Kabar baiknya, sebagian besar kasus muntah pada anak dapat diatasi dengan perawatan yang tepat di rumah. Lantas, apa pertolongan pertama yang harus diberikan? Simak tips selengkapnya di bawah ini, Moms.

Pertolongan Pertama Anak Muntah Terus

Ilustrasi anak mual dan muntah. Foto: antoniodiaz/Shutterstock
Ilustrasi anak mual dan muntah. Foto: antoniodiaz/Shutterstock

Kunci utama dalam merawat anak yang muntah terus menerus adalah menjaganya tetap terhidrasi. Berikan si kecil cairan yang cukup dan jauhkan mereka dari minuman yang mengandung banyak gula serta produk susu.

Menurut Kids Health, takaran cairan yang harus diberikan pada anak yang muntah adalah sebagai berikut:

  • Untuk bayi: 1 sdm larutan elektrolit oral setiap 15-20 menit. Anda juga bisa menyusui si kecil secara singkat tapi sering.

  • Untuk balita: 1-2 sdm larutan elektrolit oral dan cairan lain seperti jus atau kaldu, diberikan setiap 15 menit.

Jika anak muntah lagi, tunggu 20-30 menit lalu berikan cairan sesuai dengan takaran yang sudah disebutkan. Kemudian, tingkatkan jumlah cairan secara perlahan setelah tidak ada muntah selama 3-4 jam berikutnya.

Apabila si kecil sudah tidak muntah lagi selama 8 jam, Anda bisa memberikan asupan makanan dan minuman yang direkomendasikan sesuai usianya berikut ini:

  • Untuk bayi: ASI atau susu formula seperti biasa secara bertahap.

  • Untuk balita: Sajikan makanan hambar seperti nasi, roti panggang, sereal, atau kerupuk.

Setelah 24 jam tanpa muntah, si kecil sudah bisa kembali ke pola makannya yang normal. Namun, apabila anak muntah lagi keesokan harinya, sebaiknya hubungi dokter. Anda juga harus segera menghubungi dokter apabila si kecil mengalami muntah yang disertai gejala berikut:

  • Tanda dehidrasi seperti mulut kering, mata cekung, dan frekuensi buang air kecil yang berkurang.

  • Muntah berwarna kuning kehijauan, tampak seperti bubuk kopi, atau mengandung darah.

  • Perut keras, kembung, atau nyeri.

  • Pembengkakan, kemerahan, atau nyeri pada skrotum.

  • Muntah yang berlebihan pada anak bayi.

  • Leher kaku, biasanya disertai dengan fotofobia, yakni nyeri saat melihat cahaya terang.

  • Demam tinggi dengan suhu lebih dari 38,5°C.

Penyebab Muntah pada Anak

Ilustrasi anak sakit yang menyebabkan muntah. Foto: Shutterstock
Ilustrasi anak sakit yang menyebabkan muntah. Foto: Shutterstock

Sebagaimana disebutkan di atas, muntah adalah gejala dari suatu penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang memicu muntah pada anak menurut laman Parents:

  • Gastroenteritis, yakni peradangan yang terjadi pada dinding saluran pencernaan, terutama usus dan lambung.

  • Keracunan makanan atau alergi makanan.

  • Batuk yang keras, karena dapat menyebabkan makanan dari lambung naik kembali ke kerongkongan.

  • Diare, demam, dan perasaan tidak enak badan secara umum.

  • Mabuk perjalanan saat berada di dalam mobil atau kereta dorong bayi.

  • Migrain atau sakit kepala di satu sisi saja.

  • Stenosis pilorus, yakni penyumbatan atau penyempitan pada lubang antara lambung dan usus.

Baca Juga: Anak Demam Setelah Imunisasi, Harus Bagaimana?

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: