terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Ekonomi RI Melambat ke 4,87 Persen, Pemerintah Diminta Perbaiki Iklim Investasi - my blog
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 sebesar 4,87 persen secara tahunan/year on year (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,11 persen (yoy).
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta pemerintah untuk mendongkrak ekonomi di kuartal selanjutnya. Mulai dari mendorong daya beli masyarakat hingga memperbaiki iklim investasi.
Salah satu penyebab melambatnya ekonomi ada konsumsi rumah tangga yang juga melambat ke 4,89 persen (yoy). Konsumsi rumah tangga memiliki andil sebesar 54,33 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 yang hanya tumbuh 4,87 persen. Jika dicermati, faktor konsumsi menjadi biang kerok capaian ini," ujar Ketua Umum BPP Hipmi, Akbar Himawan Buchari, dalam keterangannya, Kamis (8/5).
"Konsumsi rumah tangga yang kontribusinya lebih dari 50 persen justru melambat. Sederhananya, komponen pengeluaran kita terseok-seok, sehingga membebani pertumbuhan ekonomi," lanjutnya.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Akbar Himawan Buchari. Foto: HIPMI
Selain itu, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah justru mengalami kontraksi 1,38 persen (yoy), dengan andil terhadap PDB sebesar 5,88 persen. Perbandingannya, pada kuartal I 2024 komponen ini dapat tumbuh 20,44 persen.
Akbar juga menyoroti pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT). Kuartal I 2025 LNPRT hanya tumbuh 3,07 persen. Padahal di periode yang sama tahun lalu, LNPRT tumbuh 24,14 persen.
Jumlah Pengangguran di Indonesia
Selain itu, Akbar juga mengkritisi jumlah pengangguran di Indonesia. Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran sejak Februari 2024 naik 82 ribu orang atau 1,11 persen menjadi 7,28 juta orang.
Menurut Akbar, indikator pelemahan ekonomi sebenarnya sudah nampak saat Idul Fitri, kemarin. Mulai dari penurunan jumlah pemudik hingga 24 persen, dan asumsi perputaran uang yang turun hingga 12,28 persen.
"Artinya, masyarakat memang tidak memegang uang. Kalaupun ada, ya sedikit. Sehingga mereka menahan untuk membelanjakannya. Tanpa momen Lebaran, sudah pasti ekonomi kuartal I 2025 tumbuh lebih lambat dari 4,87 persen," kata dia.
Dengan persoalan tersebut, Akbar meminta pemerintah segera memperbaiki iklim investasi secara tuntas. Termasuk melakukan deregulasi secara masif. Dengan begitu, investasi baru akan masuk, dan yang eksisting dapat tumbuh.
"Saat ini, yang lebih diutamakan adalah realokasi sumber daya program berorientasi jangka pendek yang berdampak langsung bagi penciptaan lapangan kerja dan daya beli masyarakat. Percepatan belanja Pemerintah menjadi harga mati untuk menstimulasi ekonomi," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar