terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Warga Gaza Krisis Tempat Tinggal, Israel Malah Hambat Bantuan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Warga Gaza Krisis Tempat Tinggal, Israel Malah Hambat Bantuan
Feb 4th 2025, 15:24, by Tiara Hasna R, kumparanNEWS

Saudara kembar Palestina Mahmoud dan Ibrahim Al-Atout membersihkan reruntuhan rumahnya saat dapat bertemu kembali setelah terpisah selama perang di dekat reruntuhan rumah mereka yang hancur di Jabalia, Jalur Gaza Utara, Kamis (29/1/2025). Foto: OSAMA AL-ARABID/Reuters
Saudara kembar Palestina Mahmoud dan Ibrahim Al-Atout membersihkan reruntuhan rumahnya saat dapat bertemu kembali setelah terpisah selama perang di dekat reruntuhan rumah mereka yang hancur di Jabalia, Jalur Gaza Utara, Kamis (29/1/2025). Foto: OSAMA AL-ARABID/Reuters

Otoritas di Gaza meminta komunitas internasional untuk segera mengirimkan tenda dan tempat penampungan sementara bagi warga yang kehilangan rumah akibat serangan Israel. Ribuan keluarga kini tidur di tempat terbuka di tengah cuaca dingin di sana.

"Mengamankan tempat penampungan adalah kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dan tidak bisa ditunda," kata Kantor Media Pemerintah Gaza dalam pernyataan resmi, Senin (3/2), seperti diberitakan Al Jazeera.

Otoritas Gaza juga meminta Organisasi Amal Hashemite Yordania untuk menyertakan tenda dalam bantuan yang dikirim, selain makanan dan perlengkapan lainnya.

Israel Disebut Langgar Kesepakatan

Saudara kembar Palestina Mahmoud dan Ibrahim Al-Atout membersihkan reruntuhan rumahnya saat dapat bertemu kembali setelah terpisah selama perang di dekat reruntuhan rumah mereka yang hancur di Jabalia, Jalur Gaza Utara, Kamis (29/1/2025). Foto: OSAMA AL-ARABID/Reuters
Saudara kembar Palestina Mahmoud dan Ibrahim Al-Atout membersihkan reruntuhan rumahnya saat dapat bertemu kembali setelah terpisah selama perang di dekat reruntuhan rumah mereka yang hancur di Jabalia, Jalur Gaza Utara, Kamis (29/1/2025). Foto: OSAMA AL-ARABID/Reuters

Ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke wilayah utara setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas bulan lalu.

Namun, banyak yang mendapati rumah mereka rata dengan tanah setelah serangan Israel menghancurkan permukiman di Kota Gaza, Jabalia, dan Beit Hanoon.

Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel membatasi masuknya bantuan, termasuk tenda dan alat berat untuk membersihkan puing-puing, meski telah ada kesepakatan gencatan senjata pada 19 Januari.

Perjanjian itu menyebut 60 ribu trailer dan 200 ribu tenda harus masuk ke Gaza untuk menampung pengungsi.

Namun, Israel diduga memperlambat implementasi kesepakatan.

"Pendudukan Israel menciptakan hambatan yang memperburuk penderitaan warga sipil di Gaza. Ini bisa berujung pada konsekuensi berbahaya," tegas otoritas Gaza.

Antoine Renard dari Program Pangan Dunia mengatakan terjadi peningkatan masuknya bantuan ke Gaza, tetapi masih ada pembatasan Israel terhadap barang-barang yang dianggap "berfungsi ganda", termasuk tenda dan peralatan medis.

Pemandangan umum puing-puing rumah dan bangunan yang hancur selama serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, Kamis (29/1/2025). Foto: Mahmoud Issa/REUTERS
Pemandangan umum puing-puing rumah dan bangunan yang hancur selama serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, Kamis (29/1/2025). Foto: Mahmoud Issa/REUTERS

Pada Minggu (2/2), militer Israel bahkan masih menghancurkan puluhan bangunan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Palestina.

Sebuah rekaman menunjukkan rangkaian ledakan berturut-turut yang menghancurkan kamp yang dipenuhi pengungsi itu.

Tekanan Internasional dan Sikap Trump

Presiden AS Donald Trump sempat menyerukan pemindahan seluruh penduduk Gaza, dengan alasan kehancuran luas di wilayah itu.

Usulan ditolak oleh negara-negara Arab yang menilai pemindahan paksa sebagai pembersihan etnis.

Sementara itu, Trump dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Selasa (4/2).

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Jim Watson/AFP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Jim Watson/AFP

Fase pertama perjanjian—mencakup pembebasan 33 sandera Israel dan hampir 2.000 tahanan Palestina—akan berakhir pada 1 Maret.

Sedangkan tahap kedua, termasuk penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan seluruh sandera, masih belum disepakati.

"Saya tidak memiliki jaminan bahwa pertempuran tidak akan berlanjut," kata Trump di Gedung Putih.

Anggota parlemen Israel, Ofer Cassif, menuding Netanyahu tidak serius dalam perundingan damai.

"Netanyahu dan kelompoknya tidak benar-benar peduli pada gencatan senjata atau menyelamatkan sandera Israel, apalagi menyelamatkan nyawa ribuan warga Palestina," ujarnya kepada Al Jazeera.

Sejak perang pecah pada Oktober 2023, Israel telah membunuh hampir 62.000 warga Palestina, termasuk ribuan yang hilang dan diduga tewas.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: