terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Pelaku Usaha Ini Punya Cara Stabilkan Harga Cabai di Aceh Lewat Kemitraan Petani - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pelaku Usaha Ini Punya Cara Stabilkan Harga Cabai di Aceh Lewat Kemitraan Petani
Feb 8th 2025, 13:59, by Abdul Latif, kumparanBISNIS

Seorang petani memperlihatkan cabai merah besar hasil panen di kebun miliknya di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024). Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Seorang petani memperlihatkan cabai merah besar hasil panen di kebun miliknya di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (6/1/2024). Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya

Berawal dari keresahan petani cabai rawit di Aceh yang sering mengalami anjloknya harga saat panen, Yuliana, mantan karyawan sebuah lembaga survei yang bermitra dengan Bank Indonesia (BI) dalam pemantauan harga pangan nasional, berinisiatif mengolah hasil panen cabai menjadi produk sambal kemasan.

Bersama sang suami, Murtala Hendra Syahputra, Yuliana memperkenalkan 'Capli', sambal hijau khas Aceh. Produk ini tidak hanya menjadi solusi bagi petani dalam menstabilkan harga jual cabai, tetapi juga berkontribusi terhadap pengendalian inflasi pangan.

Yuliana menjelaskan mereka bekerja sama dengan pedagang besar untuk memastikan harga cabai tetap stabil di pasar.

"Jadi kita yang support ke pedagang besar, jadi harga itu bisa kita kontrol. Kita bisa kasih barang tapi dengan jaminan harga tidak boleh di atas range yang kita sudah tentukan, sehingga harga bisa stabil," kata Yuliana kepada wartawan di Banda Aceh, dikutip Sabtu (8/2).

Merintis usaha ini bukan tanpa tantangan. Saat pertama kali memulai, harga cabai melonjak hingga Rp 100 ribu per kilogram, sementara modal awal mereka hanya Rp 500 ribu. Yuliana mengungkapkan betapa sulitnya situasi tersebut.

"Awal-awal Capli kita rintis harga cabai Rp 100 ribu, bawang putih Rp 80 ribu. Sebenarnya kita mau nangis, kita produksi rugi, kita nggak produksi nggak bisa jual. Tapi kita hitung-hitung saja ini sebagai promosi brand," katanya.

Sambal hijau khas Aceh, Capli. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Sambal hijau khas Aceh, Capli. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

Seiring waktu, pasangan ini mulai bekerja sama dengan petani melalui sistem kontrak harga, sehingga harga cabai dapat dikontrol di kisaran Rp 20 ribu per kilogram. Saat ini, mereka telah memberdayakan sekitar 100 petani cabai di Aceh.

Provinsi Aceh mencatat inflasi tahunan (yoy) sebesar 1,61 persen dan mengalami deflasi bulanan (mtm) sebesar 0,13 persen pada Januari 2025. Sejumlah komoditas seperti cabai merah, ikan tongkol, ikan dencis, bawang merah, dan cabai rawit memberikan andil terhadap inflasi, sementara tarif listrik, tomat, jeruk nipis, serta angkutan udara mendorong terjadinya deflasi.

Dengan keberadaan 'Capli', Yuliana dan Murtala berharap dapat terus membantu petani cabai Aceh dalam menjaga stabilitas harga. Sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan di Indonesia.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: