terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download
>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:
Ramainya Pecinan Glodok Jelang Imlek, 'Lautan' Merah yang Membakar Semangat - my blog
Pernak-pernik merah tersaji di sepanjang kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat. Warna merah memang identik dengan budaya masyarakat Tionghoa.
Lampion-lampion tergantung dengan anggun, melayang di bawah atap-atap tua. Pernak-pernik pun berkilauan: tempelan shio, amplop angpao, hingga patung-patung kecil Dewa Rezeki berjajar di sepanjang jalan.
Semuanya memanggil para pejalan kaki untuk berhenti, menawar, dan membeli secuil keberuntungan.
Di bawah bayang lampion, manusia-manusia berkejaran dengan waktu. Ada yang datang mencari rezeki, ada yang datang membawa harapan. Imlek bukan sekadar perayaan; ia adalah napas hidup yang mengalir di antara warna merah yang membakar semangat.
Sementara lalu lintas di kawasan Pecinan Glodok mungkin padat, klakson bersahut-sahutan, banyak parkir kendaraan di mana-mana. Tapi semua itu terasa seperti simfoni.
Aneka Pernak-pernik
Di salah satu sudut, seorang pedagang pernak-pernik musiman, Sobar (43), terlihat sibuk melayani pembeli. Wajahnya tampak lelah, ia mengakui bahwa tahun ini tak secerah lampion yang ia jual.
"Sekarang kalah sama [jualan] online, Mas. Ya, sebenarnya enggak masalah juga sih. Tapi tahun ini emang enggak rame kayak dulu," ujarnya sambil tersenyum tipis saat dijumpai kumparan pada Sabtu (16/12).
Sobar sudah sebulan penuh menyewa lapak kecilnya di kawasan tersebut dengan sewa yang terbilang tak cukup murah bagi pedagang kecil musiman.
"Bayarnya [lapak jualan] tiga juta per bulan. Kalau lagi rame, ya untungnya bisa lima jutaan. Tapi sekarang... ya bersihnya paling cuma nutup sewa aja," katanya sambil mengelap lampion merah yang akan dijual.
Meski begitu, semangatnya tak pernah redup. Ia menyebut meskipun harus bersaing dengan toko online, pendapatannya bisa dikatakan lumayan untuk kehidupan.
"Lumayan, jelang Imlek kayak gini tetep rame. Orang-orang masih cari lampion, walaupun yang lain mulai sepi," ucap Sobar.
Tak jauh dari lapak Sobar, seekor barongsai berwarna emas dan merah berjingkrak di tengah jalan. Gilang (28), sang kaka lelaki, dengan lincah menggerakkan kostum yang dikenakan. Sementara adiknya, Lia (26) sibuk membagikan angpao kepada para penonton untuk kemudian diisi dengan rupiah.
"Ini setahun sekali aja, Mas. Paling kalo enggak Imlek ya acara undangan," kata Gilang.
Barongsai yang mereka pakai bukan milik pribadi, melainkan disewa dari bos mereka. "Setorannya lima puluh ribu sehari. Lumayan, kalo lagi rame bisa dapet lebih," tambah Lia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar