terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Kepala BGN Buka Peluang Serangga Jadi Menu MBG di Beberapa Daerah - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kepala BGN Buka Peluang Serangga Jadi Menu MBG di Beberapa Daerah
Jan 25th 2025, 17:53, by Alya Zahra, kumparanNEWS

Kepala BGN Dadan Hindayana menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Kepala BGN Dadan Hindayana menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan

Badan Gizi Nasional (BGN) telah menetapkan standar dalam penyusunan Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memanfaatkan potensi lokal serta kesukaan masyarakat setempat.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, misalnya ada daerah yang suka makan serangga. Kesukaan tersebut dapat dijadikan menu MBG di wilayah tersebut. Jadi tidak harus semua daerah memiliki sumber protein yang sama.

"Menunya enggak kami tetapkan secara nasional. Di satu daerah banyak telur, lainya ayam atau ikan. Variasinya berbasis sumber daya lokal. Dan mungkin aja ada satu daerah suka makan serangga, belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian dari protein," kata Dadan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1)

"Itu [serangga] salah satu contoh ya, kalau ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, itu bisa menjadi menu di situ. Tapi itu contoh bahwa badan gizi ini tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi," sambungnya.

Menurut dia, isi protein dalam MBG di berbagai daerah sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal.

"Karena kalau di daerah yang banyak telur, ya telur lah mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikan lah yang mayoritas, seperti itu. Sama juga dengan karbohidratnya, kalau orang sudah terbiasa makan jagung, ya karbohidratnya jagung," papar dia.

Sejumlah siswa menyantap menu makanan saat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Kartika, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Dedhez Anggara/ANTARA FOTO
Sejumlah siswa menyantap menu makanan saat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Kartika, Indramayu, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Dedhez Anggara/ANTARA FOTO
Pelajar menyantap makanan bergizi gratis di SD Angkasa 1, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Pelajar menyantap makanan bergizi gratis di SD Angkasa 1, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO

Menurutnya, usulan tersebut sebagai contoh bahwa keragaman pangan di Indonesia bisa diakomodir dalam Program MBG. Dia juga menegaskan bukan kewenangannya untuk menetapkan standar menu nasional.

"Itu contoh ya, contoh bagaimana keragaman pangan itu bisa diakomodir dalam program makan bergizi. Karena badan gizi nasional tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi," ujar Akademisi IPB tersebut.

Terkait standar komposisi gizi, Dadan melanjutkan, akan memastikan kebutuhan kalori setiap murid terpenuhi. Misalnya murid SMA membutuhkan sebesar 700 kalori sementara murid PAUD hanya butuh 360 kalori.

"Menetapkan pemenuhan kebutuhan kalori untuk setiap tahapan perkembangan anak. Jadi menu itu harus berisi 30 persen protein, 40 persen karbohidrat, 30 persen serat," imbuh dia.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: