terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Menlu Sugiono: Solidaritas Global Memudar, Multilateralisme Kehilangan Daya - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Menlu Sugiono: Solidaritas Global Memudar, Multilateralisme Kehilangan Daya
Jan 10th 2025, 12:49, by Nadia Riso, kumparanNEWS

Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan pidato saat Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Youtube/ MoFA Indonesia
Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan pidato saat Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Youtube/ MoFA Indonesia

Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan yang disebabkan oleh krisis dan rivalitas geopolitik. Menurutnya, di tengah tantangan ini, multilateralisme mengalami krisis.

"Ironisnya di tengah berbagai tantangan, solidaritas dan kerja sama global justru memudar, di mana multilateralisme kehilangan daya, hukum internasional dan Piagam PBB semakin tidak dihormati," kata Sugiono dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).

Sugiono mengungkapkan, tantangan yang dihadapi Indonesia ini berasal dari berbagai krisis yang saling berkaitan di berbagai belahan dunia. Dimulai dari krisis di Timur Tengah hingga Eropa, Afrika, Amerika, hingga Karibia.

"Hampir tidak ada kawasan di dunia ini yang sepenuhnya terbebas dari konflik dan ketegangan. Di kawasan kita sendiri pun di Asia tidak luput dari berbagai ketegangan dan konflik yang bisa saja berkembang jadi konflik yang lebih terbuka dengan rivalitas geopolitik yang semakin meruncing," ujarnya.

Selain krisis geopolitik, Sugiono menyebut dunia tengah mengalami krisis iklim yang nyata, yang jika tidak ada aksi konkret maka suhu bumi akan naik di atas 1,5 derajat celsius dalam beberapa waktu ke depan.

"Dunia juga menghadapi tantangan krisis pangan, energi, dan air yang bisa memperburuk kondisi kerawanan global, mengancam keselamatan jiwa, dan memberi dampak yang besar pada perdamaian dan ketertiban dunia," tuturnya.

Demikian pula dengan krisis ekonomi yang terjadi di dunia saat ini. Menurut Sugiono, arsitektur ekonomi dunia tidak lagi sesuai untuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan sebagian besar negara-negara global.

"Komitmen negara-negara pendiri sistem internasional juga melemah terhadap sistem yang sejatinya mereka bentuk. Semangat reformasi multilateral jalan di tempat, dan banyak negara yang enggan untuk memperbaikinya karena terus ingin mempertahankan dominasi dan status quo," ungkapnya.

Untuk itu, Sugiono menilai menghindari pertikaian adalah langkah pertama menuju perdamaian. Setiap konflik harus diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin sebelum semua terlambat dan merembet jadi konflik yang tidak terkendali.

"Sejarah diplomasi Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia tidak pernah tinggal diam atau sekadar menerima kenyataan yang terjadi dalam lingkungan strategis global. Mulai dari Konferensi Asia Afrika di tahun 1955, kemudian terbentuknya ASEAN di tahun 1967, dari menggagas konsep negara kepulauan dalam UNCLOS 1982, hingga ASEAN Outlook on the Indo-Pacific di tahun 2019," jelasnya.

"Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pelopor perubahan dan selalu jadi bagian dari solusi dan jembatan perbedaan. Namun tentu saja jembatan itu tidak cukup hanya dibangun, tapi juga harus bisa dilalui bersama," pungkasnya.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: