terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Ingin Beri Anak Screen Time? Ini Saran Ahli Agar Kualitas Tidurnya Tetap Baik! - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Ingin Beri Anak Screen Time? Ini Saran Ahli Agar Kualitas Tidurnya Tetap Baik!
Jan 10th 2025, 16:04, by Nabilla Fatiara, kumparanMOM

Ilustrasi anak kecanduan gadget. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak kecanduan gadget. Foto: Shutter Stock

Waktu di depan layar atau screen time berlebihan sudah banyak dikaitkan dengan dampaknya pada masalah perilaku dan kualitas tidur anak yang lebih parah. Semakin sering anak-anak —terutama usia prasekolah— terpapar gadget, maka akan meningkatkan risiko perilaku hiperaktif, masalah perhatian dan emosional, hingga tidurnya yang terganggu.

"Kami juga mengamati bahwa waktu di depan layar yang lebih lama mengakibatkan kualitas tidur yang lebih buruk bagi anak-anak. Dengan gejala seperti sulit tidur di malam hari, periode tidur yang lebih pendek, dan lebih mungkin terbangun saat tidur," tegas peneliti pascadoktoral dari Institute of Early Childhood Education di Shanghai Normal University, Shujin Zhou, PhD, seperti dikutip dari WebMD.

American Academy of Pediatrics telah membatasi screen time pada usia anak prasekolah, yakni 2-5 tahun, hanya satu jam atau kurang per harinya. Tontonannya pun juga harus dipilah dan sebaiknya bersifat edukatif, yang dapat membantu pengembangan keterampilan sosial, bahasa, dan membaca.

Dengan menerapkan screen time sesuai durasi yang tepat, sebenarnya akan tetap bermanfaat bagi si kecil, lho!

Menurut psikolog anak Miller Shivers, PhD, dari  Ann & Robert H. Lurie Children's Hospital of Chicago. kuncinya adalah tegas pada batasan. Seperti ditunjukkan oleh penelitian terbaru, yang mengungkap fokus pada kualitas tidur anak perlu menjadi prioritas. Sementara screen time —dengan durasi yang dibatasi— tetap bisa memberi anak hiburan menyenangkan, sehingga dapat mengurangi risiko perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan dan membuat si kecil jadi sulit tidur.

"Jika Anda menggunakannya untuk sekadar 'Saya harus menyiapkan makan malam, jadi saya ingin mereka [anak] tetap terhibur sambil menunggu saya memasak', itu tidak masalah. Selain itu, kita juga perlu paham jika Anda orang tua dengan anak-anak kecil yang punya masalah perilaku, Anda ingin lebih banyak waktu di depan layar, kan? Ya, karena terkadang Anda memang butuh istirahat dan mencari hiburan," ungkap Shivers yang juga asisten profesor psikiatri dai kesehatan perilaku di University's Feinberg School of Medicine.

Studi Terbaru Mengungkap Screen Time pada Anak dan Dampaknya pada Masalah Perilaku

Nah Moms, sebuah studi terbaru di China mengungkapkan hasil temuan mereka. Studi ini dilakukan dengan menganalisis data survei dari 571 ibu di Shanghai yang memiliki anak berusia antara 3-6 tahun. Sekitar dua pertiga dari responden hanya memiliki satu anak. Para ibu ini melaporkan durasi anak-anak mereka saat screen time, dan juga diminta menilai 25 pernyataan dengan jawaban 'tidak benar, agak benar dan pasti benar' tentang anak mereka.

Ilustrasi anak bermain gadget. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Ilustrasi anak bermain gadget. Foto: Melly Meiliani/kumparan

Beberapa kekuatan dan kesulitan yang diukur, meliputi:

  • Memperhatikan perasaan orang lain

  • Merasa gelisah, terlalu aktif, atau tidak bisa diam dalam waktu lama

  • Sering kehilangan kesabaran

  • Umumnya berperilaku baik dan biasanya bisa melakukan apa yang diminta orang dewasa

  • Memiliki rentang perhatian yang baik, melihat pekerjaan sampai akhir

Responden juga diminta melaporkan tentang pengukuran kualitas tidur anak secara rutin. Mulai dari seberapa sering anak tidur siang, terbangun di malam hari, bangun dan berpindah tempat tidur, atau bangun sangat pagi. Ya, analisis tidur juga menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki peranan kunci, Moms!

"Dalam hubungan ini, kualitas tidur berperan sebagai mediator parsial antara waktu menonton layar dan masalah perhatian, hiperaktif, serta gejala emosional. Itu berarti, screen time memang bisa memengaruhi kualitas tidur, yang kemudian berdampak lebih jauh pada hiperaktivitas dan emosi anak," jelas Zhou.

Meski demikian, Shivers —yang tidak terlibat dalam penelitian ini— mengingatkan kurang tidur pada anak tidak selalu membuktikan masalah-masalah tersebut. Sebab, penelitian belum dapat menentukan apa yang terjadi lebih dulu, apakah kurang tidur atau masalah perilaku.

"Sebab, anak-anak dengan masalah perilaku yang sudah muncul sejak ini, seperti ADHD atau autisme, juga tidak bisa tidur nyenyak. Jadi, waktu bermain gadget atau tidak bisa tidur nyenyak yang memperburuk masalah perilaku pada anak?" tanya dia.

Tips Bijak Menerapkan Screen Time Agar Tidak Mengganggu Kualitas Tidur Anak

Ilustrasi anak memakai gadget. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi anak memakai gadget. Foto: Shutter Stock

Dan pada akhirnya, studi terbaru ini bisa menjadi momen bagi kita untuk mengatur kembali batasan screen time pada anak-anak. Misalnya, pastikan 1-2 jam sebelum tidur, anak sudah tidak boleh lagi menggunakan gadget atau menonton TV.

"Saat membuat perubahan rutinitas tidur atau batasan screen time, penting untuk Anda tetap konsisten dan bertahan dalam adaptasi baru selama 10 hari hingga 2 minggu," saran Shivers.

Orang tua juga berpengaruh besar dalam pengasuhan anak, termasuk membuat anak lebih sedikit screen time dan lebih banyak bermain dengan kita.

"Studi ini juga menegaskan bahwa lingkungan anak sangat penting bagi perkembangan mereka. Hal-hal yang kita lakukan bersama anak-anak kita akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan anak kita," tutup psikolog anak Matt Edelstein, PsyD.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: