terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Kisah Warni Asal Tuban, Pemintal Benang yang Bertahan dengan Upah Rp 25 Ribu - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kisah Warni Asal Tuban, Pemintal Benang yang Bertahan dengan Upah Rp 25 Ribu
Sep 16th 2024, 07:30, by Masruroh, BASRA (Berita Anak Surabaya)

Warni, pemintal benang tradisionlal asal Tuban. Foto: Masruroh/Basra
Warni, pemintal benang tradisionlal asal Tuban. Foto: Masruroh/Basra

Tangannya cukup terampil memutar roda kayu dari sebuah alat pintal benang di depannya. Tangan lainnya terlihat menggenggam kapas putih. Dia adalah Warni, perempuan paruh baya asal Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, ini merupakan seorang pemintal benang tradisional.

Profesi sebagai pemintal benang tradisional telah dilakoni Warni sejak masih berusia belasan tahun, tepatnya pada 1993 silam. Hingga kini Warni masih bertahan sebagai pemintal benang meski upah yang didapat tak sepadan.

"Sudah dari 1993 (jadi pemintal benang). Dari satu gulung kecil benang saya dapat (upah) Rp 25 ribu untuk warna putih, kalau yang berwarna saya dapat Rp 40 ribu," ujar Warni saat ditemui Basra disela gelaran Festival Ekonomi Syariah (FeSyar) Jawa 2024 yang digelar di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, akhir pekan kemarin.

Warni melanjutkan, satu gulung kecil benang mampu ia selesaikan dalam kurun waktu 3 hari. Gulungan benang tersebut lantas dijual kepada para penenun kain gedog di Kecamatan Kerek.

Keterampilan memintal benang didapatkan Warni dari sang ibu. Demikian pula dengan alat yang digunakannya juga merupakan milik sang ibu.

Alat pintal tradisional itu terbuat dari kayu yang dirancang sedemikian rupa untuk memintal kapas menjadi benang. Alat pintal ini disebut jontron.

"Jontron ini punya nenek saya, lalu diturunkan ke ibu saya, sekarang ke saya," imbuh ibu tiga anak ini.

Dalam kesehariannya, Warni mulai melakukan pekerjaannya memintal benang usai menyiapkan sarapan untuk keluarganya atau sekitar jam 8 pagi. Warni melakoni rutinitasnya sebagai pemintal benang hingga jam 4 sore setiap harinya.

"Mintalnya di rumah, mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore," tukasnya.

Untuk bahan baku benang berupa kapas, Warni mengaku mengambil dari hasil kebunnya sendiri.

"Ada (kebun kapas) punya sendiri. Sudah dari zamannya nenek sampai sekarang kebun kapasnya," tandas Warni.

Warni mengaku bisa memintal benang jika kebun kapasnya berbuah. Namun jika tidak ada bahan baku untuk memintal, Warni akan bekerja sebagai buruh di ladang jagung.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: