terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan RI Terjaga
May 9th 2025, 14:45 by kumparanBISNIS

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar di Gedung DPR RI. Foto: Ghifari/kumparan
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar di Gedung DPR RI. Foto: Ghifari/kumparan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan terjaga. Ini merupakan hasil kesimpulan Rapat Dewan Komisioner OJK yang digelar pada 30 April 2025.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, bulan April 2025 didominasi oleh peningkatan ketidakpastian kebijakan perdagangan global.

"Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, di tengah-tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global," kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, secara virtual, Jumat (9/5).

Ketidakpastian terumata terjadi karena rencana pengenaan tarif impor resiprokal oleh Amerika Serikat (AS). Akibatnya ada kenaikan tajam volatilitas di pasar keuangan global, meskipun Presiden Donald Trump kemudian memutuskan menunda pemberlakuan tarif tersebur selama 90 hari.

Hanya saja, langkah tersebut tidak membuat tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok mereda. International Monetary Funding (IMF), Bank Dunia hingga World Trade Organization (WTO) kemudian menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini, imbas ketidakpastian kondisi perekonomian global.

IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 menjadi 2,8 persen, lebih rendah dibandingkan historis tahun 2020-2019 sebelum COVID di level 3,7 persen.

"Di Amerika Serikat, meskipun data kepenagakerjaan relatif solid, sejumlah indikator aktivitas ekonomi terbaru mengindikasikan perlambatan, seperti inflasi, tingkat kepercayaan konsumen, dan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 ini," kata Mahendra.

Sejalan dengan itu, pasar mulai memperkirakan penurunan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate secara lebih agresif dengan memulai pemangkasan pertama diperkirakan pada bulan Juni tahun ini.

Kemudian di China, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I tercatat solid yang ditopang oleh kinerja sektor manufaktur imbas adanya strategi front loading export untuk mengantisipasi pemberlakuan tarif tambahan dari AS.

Kemudian, menurut Mahendra, meskipun permintaan manufaktur China terpantau lebih lemah, namun terdapat indikasi perbaikan seiring dengan peningkatan inflasi inti dan penjualan ritel di negara tersebut.

Sementara di dalam negeri, perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 4,87 persen pada kuartal I 2025 yang didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga.

Inflasi headline pada April tetap terkendali di level 1,95 persen year on year (yoy), inflasi inti di level 2,5 persen menurut Mahendra angka ini mencerminkan permintaan domestik terjaga.

"Beberapa indikator permintaan domestik lainnya seperti penjualan ritel, semen, kendaraan bermotor, mengindikasikan pemulihan yang masih berlangsung, sekalipun dengan laju yang moderat," imbuh Mahendra.

Kemudian dari sisi produksi, Mahendra melihar kinerjanya masih cukup baik dengan berlanjutnya surplus neraca perdagangan dan kinerja emiten. Dia menyoroti rilis kinerja 2024 secara umum lebih baik dari tahun 2023.

Dia memastikan seiring ketidakpastian yang meningkat akibat tarif dagang AS dan indikator ekonomi global yang cenderung bergerak melemah, OJK akan terus memonitor dinamika global dan domestik, serta melakukan stress-test untuk melihat dampaknya terhadap sektor jasa keuangan.

"Saat ini, sektor jasa keuangan nasional dinilai tetap resilient dengan permodalan yang solid dan mampu menyerah potensi peningkatan risiko ke depan," jelas Mahendra.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: