terunik teraneh terselubung blogspot.com terlucu menarik di dunia tapi nyata dan terlangka aneh22 video gambar ajaib bin ajaib kau tuhan sungguh penuh kuasa unik77.tk unik4u unic77.tk gokil extreme medis kriminal arkeologi antariksa UFO dinosaurus kita flora fauna misteri bumi militer hiburan ekonomi bahasa teknologi sejarah politik tokoh hukum mumi rumor motivasi moral hewan tumbuhan tips trick kuliner otomotif pendidikan galleri musik sms hantu wallpaper artis indonesia foto hot syur panas download

>10.000 artikel menarik ada disini,silahkan cari:

Dari Tobrut hingga Pulen: Ini 3 Dampak Buruk Body Shaming Tubuh Perempuan - my blog

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Dari Tobrut hingga Pulen: Ini 3 Dampak Buruk Body Shaming Tubuh Perempuan
Nov 21st 2024, 11:29, by Judith Aura, kumparanWOMAN

Ilustrasi Body Shaming. Foto: Shutterstock
Ilustrasi Body Shaming. Foto: Shutterstock

Ladies, jika kamu aktif bermain media sosial beberapa waktu belakangan, kamu mungkin sudah pernah menjumpai kata-kata seperti 'tobrut', 'aura magrib', hingga yang terbaru, 'pulen'. Jika dibaca tanpa konteks, mungkin kata-kata ini terdengar biasa saja. Namun, kata-kata ini sering kali digunakan untuk mendeskripsikan tubuh perempuan.

Beberapa pekan lalu, musisi Bernadya Ribka pernah menjadi bulan-bulanan komentar 'tobrut' oleh netizen. Kata ini merupakan sebuah singkatan dari 'toket brutal' yang digunakan untuk mendeskripsikan ukuran payudara perempuan. Akibatnya, Bernadya buka suara dan menyebut komentar tersebut keterlaluan.

Selain itu, penyanyi Naura Ayu dan selebriti Fuji An juga pernah diejek dengan sebutan 'aura magrib'. Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan warna kulit yang sawo matang dan gelap. Sama seperti Bernadya, Naura Ayu pun merespons ucapan yang menyinggung tersebut.

Lalu, baru-baru ini, muncul lagi istilah baru untuk mendeskripsikan tubuh perempuan: Pulen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ini bermakna 'empuk dan enak', biasa digunakan untuk mendeskripsikan tekstur makanan seperti nasi atau ketela. Namun, di media sosial, kata ini justru digunakan untuk mendeskripsikan bentuk badan perempuan. Penyanyi Bernadya, lagi-lagi, menjadi korban ucapan ini.

Ladies, ucapan-ucapan seperti tobrut, aura magrib, dan pulen ini merupakan bentuk dari body shaming. Menurut Cambridge Dictionary, body shaming merupakan tindakan yang mengejek atau memberikan stigma pada seseorang dengan cara mengomentari bentuk, ukuran, dan penampilan tubuh orang tersebut.

Dampak negatif body shaming tubuh perempuan

Ilustrasi body shaming. Foto: Shutter Stock
Ilustrasi body shaming. Foto: Shutter Stock

Meskipun bisa saja dianggap sepele, body shaming atau mengomentari tubuh perempuan bisa membawa dampak buruk pada mereka yang dikomentari. Berikut adalah sejumlah dampak negatif body shaming yang telah dirangkum kumparanWOMAN.

1. Bisa picu gangguan makan

Dilansir VeryWell Mind, salah satu dampak negatif yang bisa muncul akibat body shaming adalah memicu gangguan makan atau eating disorder. Ketika seseorang berkomentar soal bentuk tubuh orang lain, komentar tersebut bisa membuat korban kehilangan kepercayaan diri dan mencoba untuk mengubah bentuk tubuhnya. Salah satu yang dilakukan adalah mengubah pola makannya secara ekstrem.

Menurut Help Guide, pandangan buruk terhadap tubuh sendiri merupakan salah satu faktor penyebab gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, hingga binge eating. Perubahan pola makan yang ekstrem tersebut bisa saja melibatkan diet yang terlalu ketat, olahraga yang terlalu berat, hingga meminum obat yang mengandung laxatives.

Pada akhirnya, gangguan makan dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi, berujung pada kondisi kesehatan fisik yang menurun.

2. Dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental

Ilustrasi perempuan depresi. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
Ilustrasi perempuan depresi. Foto: DimaBerlin/Shutterstock

Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, body shaming juga bisa berujung pada gangguan kesehatan mental. Kecemasan dan depresi adalah salah satunya, mengutip Help Guide.

Komentar negatif soal tubuh dan penampilan dapat memicu atau memperburuk gejala kecemasan dan depresi pada seseorang. Ketika menerima ejekan atau komentar soal tubuh, seseorang mungkin akan merasa malu dan menghindari orang lain. Pada akhirnya, ini bisa membuat orang tersebut merasa terisolasi dan kesepian.

3. Menurunkan kepercayaan diri

Ketika seseorang dipermalukan akibat tubuh atau penampilannya, ia mungkin akan merasa rendah diri dan tidak berharga. Akibat dianggap 'kurang' oleh orang lain, seseorang mungkin akan mulai merasa tak puas dengan tubuhnya sendiri. Kepercayaan diri seseorang sangat mungkin turun, bahkan hancur, akibat komentar negatif soal tubuh.

"Mendengar komentar terlalu kritis soal penampilan bisa membuatmu merasa dipermalukan, meningkatkan rasa rendah diri, dan menghancurkan kepercayaan diri. Hasilnya, kamu mungkin akan mulai mengkritik diri sendiri secara negatif sembari menginternalisasi perasaan tidak berharga. Ini bisa berujung pada rasa kesepian yang ekstrem, depresi, kecemasan, dan citra tubuh yang buruk," jelas VeryWell Mind.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar: